Kamis, 18 Juli 2013

Perbedaan Jin Barat dan Jin Islam


Bila berbicara tentang jin, pastinya yang kita pahami adalah  menakutkan. Bila pemahaman seperti itu terus tumbuh-kembang,  maka yang terjadi ketakutan terhadap jin lebih besar bahkan ketakutan kepada Allah jadi nomor sekian. Sebenarnya, apa jin itu?

Jin berasal dari bahasa Arab yang berarti ‘tersembunyi’ atau ‘disembunyikan’. Jin juga adalah istilah bahasa Inggris untuk Jinni dalam bahasa Arab atau Jin adalah makhluk ruhani. Dalam cerita rakyat Arab dan dalam ajaran agama Islam Jin atau Jinni adalah makhluk supranatural, mereka bertempat tinggal di dunia yang paralel dengan umat manusia. Baik jin, manusia dan malaikat ketiganya merupakan makhluk ciptaan Allah.

Menurut Al-Qur’an, mereka diciptakan dari bahan dasar yang berbeda, jin dari “api yang sangat panas” dan manusia dari tanah liat kering yang berasal dari lumpur hitam, sedangkan malaikat berasal dari cahaya. Seperti manusia, jin juga bisa baik juga bisa jahat, atau suka menolong. Jin sering disebut dalam Al Qur’an, dan surah ke-72 dalam Al-Qur’an berjudul Surah Al – Jin.

Bagaimana dengan jin di zaman sebelum Islam? Di antara Arkeolog yang berurusan dengan budaya kuno Timur Tengah, mereka sering menyebut setiap ruh yang lebih rendah daripada malaikat sebagai jin, terutama saat menjelaskan patung batu atau bentuk seni lainnya.Prasasti yang ditemukan di Barat Laut Saudi tampaknya menunjukkan bukti adanya penyembahan terhadap jin, atau setidaknya keadaan ketergantungan manusia kepada jin.

Sebagai contoh, sebuah prasasti di Bet Fasi’el dekat Palmyra menjelaskan bahwa manusia mempersembahkan sesaji kepada “Jinnaye”, para “dewa baik yang memberikan keberuntungan. Jenis-jenis jin termasuk setan kuburan, Marid para raksasa, Ifrit, dan jin.  Menurut keterangan  dalam Arabian Nights, tampaknya Ifrits merupakan jin terkuat, diikuti kemudian oleh Marid dan seterusnya jin-jin jenis lainnya.

Sedangkan dalam Islam, jin dikatakan sebagai makhluk dengan kehendak bebas, diciptakan Allah dari api tanpa asap, sedangkan manusia diciptakan dari tanah liat.  Menurut al-Qur’an, jin memiliki kehendak bebas, dan Iblis (setan) menyalahgunakan kebebasannya di hadapan Allah dengan menolak perintah untuk sujud kepada Adam ketika Allah memerintahkan kepada malaikat dan jin untuk melakukannya.  Karena menolak perintah Allah, iblis diusir dari surga dan kemudian disebut dengan “Setan”.

Jin berkali-kali disebutkan dalam Al Qur’an: Surat ke-72 diberi nama Surat Al – Jinn (Jin) menceritakan ihwal mereka.  Di surat Al-Nas (Manusia) jin di sebutkan di ayat terakhir. Al-Quran juga menyebutkan bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam diutus sebagai seorang nabi dan rasul, baik kepada “manusia maupun kepada jin”.

Mirip dengan manusia, jin memiliki kehendak bebas yang memungkinkan mereka untuk melakukan sesuai pilihannya (seperti mengikuti agama apapun).  Mereka biasanya tidak terlihat oleh manusia, dan manusia tidak tampak jelas oleh mereka.

Jin memiliki kekuatan untuk menempuh jarak yang sangat jauh dengan kecepatan ekstrim dan diperkirakan tinggal dalam komunitas mereka sendiri di daerah terpencil, seperti di pegunungan, laut, pohon, dan udara,  Seperti manusia, jin juga akan mempertanggung jawabkan perbuatannya pada hari kiamat dan akan dikirim ke surga atau neraka sesuai perbuatan mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar