Rabu, 31 Juli 2013

Kisah Jawara Dunia Game dari Madura

Tak ada yang menyangka, dari bilik kecil empat kali empat meter itu, lahir karya juara dunia. Ini bukanlah di Sillicon Valley, Amerika Serikat, tempat para kampiun industri digital bertahta. Tapi di Madura, pulau kecil di timur Jawa.

Bilik itu begitu sederhana. Sejumlah komputer teronggok di sudut. Ada meja rapat, dan selembar papan tulis di dinding. Sepertinya tak sepadan buat sebuah laboratorium teknologi informasi. Tapi di bilik kecil itu lah, sejumlah mahasiswa Teknik Informatika Universitas Trunojoyo, Kamal, Bangkalan, Madura, membuat kejutan.



Adalah empat sekawan yang membangun "selamatkan si hamster" itu. Tim kecil itu merancang-bangun aplikasi game di ruang mungil kampus. “Kemenangan ini mengejutkan,” ujar Asadullohil Ghalib Kubat, pemimpin “proyek” game ini.

Tentu, prestasi itu membuat para anak muda asal Madura bungah. Ini bukan hal sepele. Lewat kompetisi itu, raksasa teknologi asal Amerika Serikat, Microsoft Corp., selaku penyelenggara kontes tahunan itu, mengakui prestasi anak muda Indonesia.


Kompetisi itu adalah lomba bergengsi tingkat dunia untuk mencipatakan proyek kreatif. Pesertanya adalah pelajar di bidang teknologi, pengembang, dan calon wirausaha. Sudah sebelas kali lomba itu diadakan, dan berlangsung setiap tahun.

Tim Solite Studio dari Universitas Trunojoyo Madura sukses menyabet juara dua di kategori Games.

Anak-anak Madura itu tertawa lebar saat dipotret usai pengumuman pemenang. Mereka menyisihkan 87 pelajar dari 71 negara, yang berkompetisi di final tingkat dunia. Jumlah itu disaring dari kompetisi online dan lokal dari seluruh dunia. "Semua kerja keras kami terbayarkan saat kami bisa membawa bendera merah putih Indonesia di panggung Imagine Cup 2013," kata Ghalib.


Tim Solite Studio terdiri dari Asadullohil Ghalib Kubat (Team Leader), Miftah Alfian Syah (Programmer), Tony Wijaya (Graphic Designer) dan Mukhammad Bagus Muslim (Game Designer). Semuanya mahasiswa Trunojoyo, dan berusia 22 tahun

President Director Microsoft Indonesia Andreas Diantoro mengatakan, ini adalah pertama kalinya tim Indonesia menang di Imagine Cup skala global. Keberhasilan ini, kata dia, menjadi bukti para pengembang program di Indonesia sudah diakui. “Bahkan yang berasal dari pulau kecil seperti Madura," kata Andreas yang menyaksikan kiprah tim Solite Studio.

Kemenangan ini pun disambut luar biasa. Nyaris semua media sosial, mulai dari facebook, twitter, hingga blog, terkena demam kemenangan. Apalagi para anak muda di Madura. Mereka bangga, game besutan anak Trunojoyo ini berhasil menjadi juara 2 dunia. Prancis kalah, dan “Tim Madura” hanya satu tingkat di bawah Austria.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar