Rabu, 31 Juli 2013

Ritual Unik Menanam 111 Pohon Untuk Satu Bayi Perempuan

Hutan di dunia ini semangkin hari semangkin gundul sehingga perlu sekali penananaman pohon baru agar pohon pohon yang ada di dunia ini tidak habis sebab pohon merupakan sumber Oksigen sedangkan manusia sangat butuh sekali dengan oksigen untuk bernapas.

Ada sebuah daerah pedesaan yang memiliki kebiasaan unik untuk mengatasi fenomena ini. Daerah pedesaan ini bernama Desa Piplantri yang berada di barat wilayah Rajashtan. Masyarakat di daerah tersebut sangat peduli dengan lingkungan sehingga menetapkan sebuah kebijakan yang unik.



Setiap kali ada bayi perempuan yang lahir di desa tersebut, maka mereka akan menanam 111 bibit pohon. Penanaman ini sekaligus untuk merayakan kelahiran sang bayi dan membuat masa depan yang lebih menjanjikan bagi lingkungan pedesaan tersebut.

Tradisi unik ini dibuat oleh seorang petinggi di desa tersebut yang bernama Shyam Sundar Paliwal. Ia memiliki ide seperti ini karena memperingati sang putri yang telah meninggal saat masih sangat belia.


Bagi mereka, menanam pohon atas kelahiran sang anak akan sangat bermanfaat bagi masa depan anak-anaknya. Oleh karena itu mereka menanam ratusan pohon buah-buahan. Selain itu, mereka juga mengumpulkan uang bagi si kecil sejumlah $ 380 atau sekitar Rp 3,8 juta.

Dengan tradisi ini, para orang tua berjanji tak akan menikahkan anaknya sebelum usia yang pantas, mengirim putri mereka ke sekolah dan memelihara tanaman yang mereka tanam atas nama anak perempuan mereka.


Tradisi unik ini memang sangat baik dan seharusnya bisa ditiru oleh semua orang. Mengingat modernisasi seringkali membuat lingkungan terabaikan.
Bagi orang orang yang ada di desa ini mereka juga akan merasakan manfaat dari pohon pohon yang ditanam setiap kelahiran anak perempuan. Dengan tradisi ini, para orang tua berjanji tak akan menikahkan anaknya sebelum usia yang pantas, mengirim putri mereka ke sekolah dan memelihara tanaman yang mereka tanam atas nama anak perempuan mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar