Sabtu, 27 Juli 2013

Afghanistan; The Failed War Of America


Sepertinya sih, kita sudah tidak usah lagi bertanya; kapan Amerika akan keluar dari Afghanistan. Tahun ini, genap 12 tahun pasukan asing menginvasi bumi Afghanistan. Jika ‘menginvasi’ terlalu halus, baiklah, menjajah, sama seperti yang dilakukan oleh Belanda terhadap Indonesia zaman dahulu. Dan sama seperti yang dilakukan oleh Israel terhadap Palestina.

Sejak Barack Obama memerintah Amerika, tak pernah ada tanggal definitif kapan ia akan menarik tentaranya dari Afghanistan. Kondisi ini terus menggantung dan berlarut-larut. Kini, Afghanistan, bumi Islam itu, menjadi negara tanpa bentuk. Taliban, yang berusaha menerapkan Islam, mendapatkan stigma yang kuat sebagai organisasi teroris yang hipokrit, norak, kampungan, kumuh, dan jahat.

Tapi sebenarnya bagaimana kondisi perang di sana? Ada baiknya, kita menyimak sedikit dari catatan yang tersimpan di Islampos. Kami kumpulkan dalam khas sajian lain sisi Islampos, SISI LAIN.

Bayang-Bayang Jenderal Petraeus Dalam Pemerintahan Eropa

LIHATLAH ke Afghanistan. Di sana, David Petraeus telah menjadi momok yang menghantui koridor kekuasaan Eropa. Sejak ia menjabat sebagai komandan gabungan pasukan AS dan NATO di Afghanistan, banyak pemerintah Eropa khawatir bahwa AS akan mencoba memperpanjang waktu dan ruang lingkup militer Amerika di Afghanistan.



Afghanistan-war-1

Siapa Yang Sebenarnya Berkuasa Di Amerika?

Kedua orang itu kemudian berada di Oval Office bersama beberapa petinggi Pentagon yang akan melaksanakan perintah Obama. Di antara mereka adalah Jenderal David Petraeus, yang kemudian menjadi komandan perang di Afghanistan dan Irak. Menurut Alter, Obama berkata kepada Petraeus: “David, katakan sekarang. Saya ingin Anda jujur pada saya. Anda dapat melakukannya dalam delapan belas bulan?”

Petraeus menjawab: “Sir, saya yakin kita bisa melatih dan menangani ANA (Tentara Nasional Afghanistan) dalam jangka waktu itu.”

Siapa Korban Perang Amerika Di Afghanistan?

PERANG Afghanistan semakin hari semakin menyedot kantong Amerika. Tahun 2010, Barack Obama meminta $ 33 miliar lebih untuk membantu mendanai 30.000 tentara tambahan yang dikirim ke Afghanistan. Kongres AS menyetujui anggaran ini dan menambahkan miliaran dolar dalam pengeluaran non-militer. Lantas, siapa yang menjadi korban? Tiada lain tiada bukan, rakyat Amerika sendiri yang harus menanggung pajak.

Apa Yang Dicari Amerika Di Afghanistan?

Namun, alih-alih menguntungkan, strategi itu kembali kandas. Mengingat kegagalan militer AS yang bertubi-tubi itu, rakyat AS akhirnya bertanya: mengapa mereka pergi ke Afghanistan dan apa yang ingin mereka capai?

Berapa Lama Jenderal Ke-15 Itu Bisa Bertahan Di Afghanistan?

Dunford mengambil alih komando dari Jenderal John R. Allen, yang hanya bertahan 19 bulan duduk sebagai panglima tertinggi Amerika di Afghanistan, dengan berbagai alasan. Yang paling nyata, Taliban yang tak pernah diselesaikan dengan cepat—hey, 12 tahun adalah waktu yang sangat lama untuk perang!—masih menjadi agenda siapapun jenderal Amerika di negeri Mullah itu.

Menakar Kesuksesan Perang Amerika Di Afghanistan

APA PARAMETER  yang jelas untuk keberhasilan AS di Afghanistan? Letnan Jenderal David McChrystal, mantan komandan militer AS ketika  baru dua bulan ditugaskan di negara itu, mengeluarkan sebuah pernyataan yang kontradiktif.

“Ukuran keberhasilan kami bukan jumlah berapa banyak musuh yang terbunuh. Tapi jumlah rakyat Afghan yang bisa dijauhkan dari tindak kekerasan,” demikian McChrystal.

Kenyataan sebenarnya, apa yang diucapkan oleh McChrystal itu, jauh panggang dari api , karena alih-alih bisa menggusur atau membantai Taliban, bisa dipastikan korban militer AS malah terdiri dari rakyat sipil seluruhnya.

Harga Perang Amerika Di Afghanistan

PERANG Afghanistan semakin hari semakin menyedot kantong Amerika. Tahun 2010, Obama telah meminta $ 33 miliar lebih untuk membantu mendanai 30.000 tentara tambahan yang dikirim ke Afghanistan. Kongres Amerika menyetujui anggaran ini dan menambahkan miliaran dolar dalam pengeluaran non-militer. Lantas, siapa yang menjadi korban? Soal anggaran, tiada lain tiada bukan, rakyat Amerika sendiri yang harus menanggung pajak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar