Bagi orang Indonesia, tempe sudah
menjadi salah satu makanan yang harus ada di atas piring. Namun
bagaimana dengan orang-orang di Jepang? Apakah mereka akan menyukai
tempe? Ternyata tantangan tersebut dijawab oleh seorang mantan bell boy
di Yogyakarta yang kini dikenal di Jepang dengan nama “The King of
Tempe”.
Orang itu adalah Rustomo, pria
kelahiran Grobogan, Jawa Tengah ini kini menjelma menjadi salah satu
pebisnis tempe yang sukses di negeri Sakura itu. Kapasitas produksi
Rustomo setiap lima hari dapat mencapai angka 16.000 bungkus tempe
dengan kemasan 200 gram.
Awalnya Rustomo menjual tempe karena terinspirasi dari makanan khas Jepang yang bernama Nato, sejenis makanan dari kedelai yang rasanya sangat khas untuk lidah orang Jepang. Dari sinilah ia lihat kemiripan kandungan antara nato dan tempe.
Awalnya Rustomo menjual tempe karena terinspirasi dari makanan khas Jepang yang bernama Nato, sejenis makanan dari kedelai yang rasanya sangat khas untuk lidah orang Jepang. Dari sinilah ia lihat kemiripan kandungan antara nato dan tempe.
Selama empat bulan ia mencoba
membuat tempe dengan pengetahuan seadanya dan selalu gagal. Hingga
akhirnya ia sempat pulang ke Indonesia untuk berguru kepada 60 pengrajin
tempe di seluruh Jawa! Dari sinilah Rustomo kemudian mengetahui cara
membuat tempe dengan benar, dan akhirnya ia memberi nama produknya
Rusto’s Tempeh.
Peta penyebaran Rusto’s Tempeh sudah hampir tersebar di kota-kota besar di Jepang. Selain masyarakat Indonesia di Jepang, masyarakat Jepang juga ternyata menggemari tempe buatan Rustomo ini. Mulai dari perusahaan jasa boga, rumah makan vegetarian, toko swalayan, sekolah, hingga rumah sakit yang ada di Fukuoka merupakan konsumen tetapnya.
Wah ternyata tempe bisa juga menjadi makanan Internasional ya guys! Ada yang berminat menjadi pengusaha tempe?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar