Rabu, 10 Juli 2013

Sejahtera Itu Cari Teman


sahabat-sejati

Oleh: Erna Hidayatul Ulya, Mahasiswa STKS Bandung
SATU cerita yang ingin dibagikan di sini. Saat melakukan analisis kebijakan seperti yang ditugaskan pihak kampus. Iseng-iseng, googling dan mendapatkan satu peraturan dari kementrian dalam negeri tentang PKK–gak akan banyak yang mau diceritakan, cuma berpikir jahil mengajukan satu konsep dari ‘Kesejahteraan Keluarga’.

Zaman seperti ini, orang Indonesia tampaknya sudah cukup alergi dengan kata sejahtera ya? Karena seolah-olah mesti terlihat jauh banget Indonesia dengan kesejahteraan. Sebuah mimpi di siang bolong (tanpa tidur siang). Karena mau tidak mau rakyat Indonesia sudah terlanjur under estimate pada diri mereka sendiri. Gak percaya? Buka jendela, longgokkan kepala, dan lihatlah apa yang terjadi di luar sana. Banyak berhamburan cercaan yang mengatas-namakan kesemana-menaan dari pemerintah. Skip! Kita melompat lagi kebalok pembahasan kita.

Berhasil! Sekarang kita sudah di balok ‘Kesejahteraan Keluarga’. Gini sob, alasan singkat ngajak bahas keluarga sejahtera eh kesejahteraan keluarga maksudnya itu untuk apa coba? Gak lain karena suatu keniscayaan yang diawali dari keoptimisanku yang sudah terlalu mengakar kuat sampai ingin ditularkan  pada kalian semua. Prinsip singkatku gini “Jika pribadi sejahtera (pribadi-pribadi-pribadi), masuk ke tataran keluarga(keluarga-keluarga-keluarga), terus lanjut ke masyarakat(masyarakat-masyarakat-masyarakat), hingga menggenang di muara Negara(Negara-negara-negara) yang kalau terus dilanjutkan bisa jadi tatanan peradabandunia bisa menjadi sejahtera. Maka akan nihil masalah itu ada”.

Bisa menerima pemaparan di atas kan ya? Pribadi - Keluarga - Masyarakat - Negara - Dunia. Final. Semua bisa sejahtera.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar