Rabu, 10 Juli 2013

Miss World, World Muslimah, dan Miss Home

http://islampos.com/wp-content/uploads/2013/07/muslimah.jpg

Penulis Seorang Ibu Rumah Tangga
JIKA Inggris punya Miss World, Indonesia punya World Muslimah. Miss World berpendapat bahwa simbol cantik itu adalah 3B, Brain, Beauty, dan Behavior. Sedangkan World Muslimah, simbolnya 3S, Smart, Soleha dan Stylish. Miss World yang didirikan oleh Eric Douglas Morley awalnya kontes kecantikan pantai kemudian berhijrah ke aula dansa Mecca di Inggris. Dihelat secara nasional, lantas melangkah ke berbagai negara dan menjadi rebutan pengelola pertelevisian. Sedangkan World Muslimah baru digelar pertama kali pada 2011.

World Muslimah, yang merupakan ajang pencarian duta muslimah mensyaratkan pesertanya harus berjilbab, punya kemampuan membaca Al-qur’an dengan baik, dan berumur 18-27 tahun. Eka Triyatna Shanty, selaku Founder & CEO World Muslimah
Foundation, mengajak para muslimah dunia yang soleha, pandai mengaji, dan berprestasi dalam bidang akademis, seni, dan olahraga untuk berpartisapsi dalam kontes ini.
Kontes-kontes pemilihan ratu kecantikan memang tengah menggejala. Dari pemilihan ratu sejagad hingga ratu setingkat sekolah dan desa. Entah mengapa yang jadi objeknya adalah kecantikan wanita, bukan ketampanan pria. Mungkin karena Wanita dengan keksotikannya memiliki daya tarik untuk mendulang untung di ladang bisnis. Bisnis kosmetik, pakaian renang, salon kecantikan, rumah mode, dan lain-lain.

Sejatinya, World Muslimah dan Miss World tidak ada bedanya. Bedanya hanya pembungkusnya saja. Paradigmanya sama,yakni mencari perempuan tercantik untuk ikon industri fashion, yang satu fashion muslim, yang satu fashion sekuler. Padahal dahulu muslimah berhijab identik dengan alim, pemalu,tidak mengekspose kecantikannya, religius, agamis. Namun setelah terjadi ¨mass brain washing”, pencucian otak massal terhadap kalangan muslimah, banyak kita dapati muslimah yang berhijab tapi pacaran, khalwat (berdua-duaan dgn lelaki non mahram), ikhtilat,tabaruj, dll. Profil wanita hijaber pun tak ada bedanya dgn profil wanita sekuler. Muslimah berhijab memang banyak, tapi pola pikirnya tak ubahnya seperti muslimah sekuler yang tak berhijab.

Islam sendiri menempatkan wanita pada posisi mulia. Wanita bukanlah domain publik yang boleh dinikmati oleh segala manusia.

Apalagi diikutkan dalam kontes-kontesan, sekalipun menggunakan embel-embel muslimah. Wanita sholeha tentu saja tidak menampakkan kecantikannya dan auratnya di dpn umum,hanya untuk suaminya.

Seharusnya wanita lebih bangga menjadi miss home. Menjadi ratu di rumahnya. Mendidik anak-anaknya, melayani suaminya, menjaga kehormatan dan harta suaminya. Semua itu jika ia lakukan dengan ihlas dan sungguh-sungguh akan menjadi jalan lempang menuju surgaNya. Bahkan menjadikannya ratunya bidadadari surga. Jadi, pilih menjadi ratunya kontes-kontesan atau ratunya bidadari surga?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar