Rabu, 03 Juli 2013

Seandainya Tak Ada Ramadhan

 

Sungguh Maha Suci Allah yang telah menyediakan satu bulan yang istimewa yaitu bulan Ramadhan. Bulan penuh kasih sayang, bertabur rahmat, bulan dikabulkannya segala doa dan bulan penuh pengampunan hingga Allah swt menjanjikan bagi mereka yang amalannya puasa Ramadhannya diterima, maka akan kembali lahir sebagai manusia yang bersih dan suci dari dosa.

Tak heran jika memasuki bulan Ramadhan kita semua jadi terkesan “mendadak salih.” Yang biasanya jarang baca al-Quran jadi rajin membaca al-Quran, yang biasanya jarang ke masjid jadi rajin ke masjid, yang biasanya tidak pernah mengerjakan sholat-sholat sunnah jadi rajin menunaikannya, yang biasanya malas mendengarkan kajian agama jadi rajin mendengarkan ceramah. Tak ketinggalan stasiun televisi dan radio yang berlomba-lomba menayangkan berbagai program Ramadhan. Nuansa relijiusnya jadi lebih terasa.

Tentu saja perubahan ini merupakan perubahan yang menggembirakan, apalagi jika perubahan itu terbawa sampai Ramadhan usai. Karena salah satu esensi bulan Ramadhan adalah bulan di mana kita menempa diri bukan hanya dari sisi jasmani tapi juga dari sisi rohani. Ibarat besi yang ditempa setiap hari dengan kekuatan dan penuh kesabaran, besi itu akan menjadi besi yang bermutu tinggi dan mengeluarkan kilau yang terang.

Ramadhan meski cuma satu bulan memberi kesempatan bagi kita untuk membasuh dosa, menyisihkan lebih banyak waktu untuk beribadah dan beramal salih dan lebih memfokuskan diri untuk kehidupan di akhirat kelak. Serta berlomba-lomba mengejar limpahan rahmah Malam Laylatul Qadar, malam yang lebih baik baik dari seribu bulan dan malam itu hanya ada pada bulan Ramadhan

Subhanallah… Betapa nikmatnya Ramadhan. Tak heran jika orang-orang bertaqwa sangat merindukan datangnya bulan ini, menangis bila Ramadhan berakhir dan berharap semua bulan adalah Ramadhan.
Bisa dibayangkan bagaimana jika 12 bulan dalam satu tahun itu sama, tidak ada bulan istimewa seperti bulan Ramadhan. Sepanjang tahun kita mungkin akan terus tenggelam dalam kesibukan duniawi, kita mungkin takkan pernah merasakan penderitaan kaum miskin yang kelaparan, kita mungkin tak kan pernah melatih menempa diri untuk mencapai derajat taqwa yang tertinggi dan kita mungkin tak kan pernah menjalin silaturahmi dengan kerabat yang jarang bersua seperti ketika hari Idul fitri.

“Wahai manusia, kalian telah dilindungi bulan yang agung dan penuh barakah, bulan yang di dalamnya ada lailatul qadr, yang lebih baik dari seribu bulan, ” demikian Rasulullah saw, dalam khutbahnya menyambut bulan Ramadhan.

Kita hampir sampai di pertengahan Ramadhan, masih banyak kesempatan bagi kita untuk terus menyempurnakan ibadah puasa kita di bulan suci, mengevaluasi diri dan membulatkan tekad untuk menjadi orang yang lebih baik setelah bulan Ramadhan nanti. Terimakasih ya Allah, Yang Maha Karim dan Maha Mengetahui. Telah Engkau sisihkan satu bulan mulia untuk kami, hamba-hambaMu yang hina dan penuh dosa ini. Ampunilah kami, terimalah amal serta ibadah puasa kami dan tempatkanlah kami di dalam surga… Aamin.

Oleh : Rubina Qurratu’ain Zalfa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar