Minggu, 02 Juni 2013

Lagu yang Digunakan dalam Praktek Penyiksaan


Telinga manusia merupakan organ yang hampir tidak terlindungi. Fakta ini menjadi senjata bagi para introgator terutama mereka yang bertugas di penjara mengerikan seperti Guantanamo Bay atau Abu Ghraib. Mungkin sudah menjadi rahasia umum bahwa proses penyiksaan dan musik adalah sesuatu yang tidak bisa dipisahkan terutama di dalam penjara sekelas kedua tempat tersebut. Lirik yang mengundang rasa gelisah, melodi yang menyiksa dan volume super keras sangat tepat kombinasinya dengan durasi pemutaran lagu yang mungkin mencapai jutaan kali.

Anda mungkin tidak akan menyangka beberapa lagu yang masuk dalam daftar di bawah ini. Karena jika dipikirkan secara logika, beberapa lagu yang ini akan terdengar damai jika dimainkan ketika bersantai. Berikut Talkmen akan memberikan beberapa lagu-lagu populer yang sering dijadikan sebagai alat penyiksaan:

AC/DC dan Metallica

Lagu heavy metal tentu saja menjadi favorit untuk melakukan interogasi di penjara sekelas Guantanamo Bay. Heavy metal seakan memiliki kekuatan lengkap untuk melakukan penyiksaan di dalamnya dengan suaranya yang keras. Bayangkan jika lagu-lagu AC/DC diputar berulang kali di telinga Anda dengan volume yang keras. Selain berdampak pada rusaknya pendengaran, pemutaran secara berulang kali akan berpengaruh buruk pada mental sang tahanan. Untuk AC/DC, lagu berjudul Shoot to Thrill dan Hells Bells adalah favorit para interogator. Sedangkan Metallica, Enter Sandman yang terkenal merupakan salah satu lagu yang sering dimainkan selama berjam-jam untuk mengorek informasi dari para tahanan.

Nancy Sinatra - These Boots Were Made for Walking

David Koresh, sang pemimpin sekte sesat yang mengaku nabi adalah orang pertama yang disiksa menggunakan lagu milik Nancy Sinatra pada tahun 1993. Lagu berjudul These Boots Were Made for Walking diputar secara berulang-ulang sehingga menimbulkan siksaan mental yang kuat pada Koresh. Ia dilepaskan oleh FBI dalam sebuah ruangan dengan speaker super besar yang memainkan These Boots Were Made for Walking sementara para petugas memakai penutup telinga. Efektif, karena akhirnya Koresh menyerah karena sudah tidak tahan mendengar alunan lagu tersebut. Sejak saat itu, Nancy Sinatra dimasukkan dalam playlist penyiksaan dan proses interogasi. Awalnya FBI akan memakai lagu Achy Breaky Hearts milik Billy Ray Cyrus, namun ternyata banyak petugas yang menyukai lagu tersebut.

Lagu tema Sesame Street dan Barney

Musisi Christopher Cerf yang menciptakan lagu tema Sesame Street terheran-heran ketika lagunya digunakan sebagai alat interogasi dan penyiksaan. Cerf telah menciptakan lebih dari 200 lagu selama 40 tahun untuk membantu anak-anak membaca dan menulis dan ternyata salah satu karyanya digunakan untuk praktik yang tidak memiliki rasa kemanusiaan. Pada 2003, seorang agen pemerintah Amerika Serikat menjelaskan bahwa tahanan Guantanamo Bay dan Abu Ghraib disiksa dengan lagu tema Sesame Street. Ia mengatakan bahwa para tahanan diikat pada sebuah kursi dengan headphone yang terpasang. Kemudian mereka ditinggalkan dalam waktu yang lama, bahkan hingga berhari-hari dengan lagu bervolume kencang di headphone mereka. Selain Sesame Street, lagu tema sang dinosaurus, Barney juga digunakan sebagai alat serupa.

Christina Aguilera - Dirrty

Selama tinggal di Guantanamo Bay, Mohammed Al Qahtani yang dipercaya sebagai salah satu pelaku pembajakan pesawat yang menabrak WTC pada 9/11 selalu bangun dari tidurnya dengan dua cara yang buruk. Terkadang dengan siraman air di kepalanya, atau dengan diputarnya lagu Dirrty milik Christina Aguilera dengan volume super kencang. Lagu ini terkenal dengan liriknya yang banyak mengeksploitasi seks. Penyiksaan ini seringkali dicampurkan dengan metode lain seperti menari telanjang, mengencingi diri sendiri, penghancuran moral secara seksual dan masih banyak metode lainnya. Tindakan tidak manusiawi ini menuai kontroversi dan para interogator tersebut diprotes oleh pengacara dari Al Qahtani.

Bruce Springsteen - Born in the USA

Mungkin di antara sekian banyak lagu yang digunakan dalam penyiksaan di penjara kejam Guantanamo Bay, lagu yang satu ini adalah yang paling dianggap memiliki nilai patriotisme tinggi. Terlihat dari judulnya, bahwa Born in the USA milik Bruce Springsteen adalah lagu kebangsaan para tentara Amerika Serikat. Namun cerita tentang bagaimana digunakannya lagu ini sungguh tidak manusiawi, berbanding terbalik dengan pandangan para interogator di Guantanamo. Seorang warga keturunan Spanyol yang diduga memiliki keterkaitan dengan jaringan teroris Al-Qaeda menghabiskan waktunya selama dua tahun penuh di penjara tersebut dengan lagu ini. Seorang aktivis HAM di Inggris mengatakan bahwa lagu ini tidak patriotis seperti yang dibayangkan, karena penggunaannya yang sama sekali tidak dapat diterima akal sehat manusia.

Deicide - F*ck Your God

Berbeda dengan Metallica dan AC/DC, lagu-lagu beraliran death metal yang lebih terasa gelap dan kasar serta jujur (bahkan terlalu jujur) dalam liriknya. Sebuah band bernama Deicide dengan lagu berjudul F*ck Your God menjadi andalan banyak tentara Amerika untuk menyiksa tahanan religius di Iraq. Liriknya sangat explicit dan kotor. Anda bisa membayangkan jika Anda dipaksa mendengarkan lagu 'anti-religi' ini secara continue dalam keadaan kurang tidur di sebuah ruangan sempit yang dipenuhi speaker raksasa. Buruknya, sang drummer band Deicide merasa 'biasa saja' dengan digunakannya lagu ini sebagai salah satu bagian dari proses penyiksaan. Ia berkata: "It’s cool. Jika penyiksaan dengan musik adalah salah satu standar yang digunakan, Deicide bangga menjadi bagian dari hal tersebut. Aku bangga bisa berkontribusi dengan cara yang berbeda."
 
Not cool, dude. Bahkan co-founder sebuah blog metal bernama MetalSucks mengutuk perkataan drummer bernama Steve Asheim tersebut dengan komentar: "Oh well. No one ever listened to Deicide for their brains."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar