Sabtu, 16 Februari 2013

Cara Soekarno Beli BH di Amerika


Presiden Soekarno selalu punya cerita. Salah satu yang menarik adalah cara Soekarno memilihkan BH alias bra di toko serba di California, Amerika Serikat.

Ceritanya di tahun 1956, saat itu Soekarno pertama kali mengunjungi Amerika Serikat. Setelah melakukan sejumlah urusan kenegaraan, Soekarno pun ingin membeli oleh-oleh untuk istrinya. Dia teringat salah satu istrinya memesan BH.

Soekarno ditemani Nyonya Eric Johnson, istri dari raja film Holywood. Keduanya pun pergi ke sebuah toko besar. Tapi rupanya Soekarno tidak mengerti bagaimana menyebut BH dalam bahasa Inggris.

"Bolehkah kulihat salah satu dari mangkuk daging yang terbuat dari satin hitam itu? Kasihan Nyonya Johnson. Wajahnya menjadi merah. Bayangkan aku menyebut benda itu mangkok daging," ujar Soekarno dalam biografi 'Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia' yang ditulis Cindy Adams.

"Pramuniaga itu mengambilkan beberapa buah, tetapi aku lupa ukuran BH istriku. Maka Soekarno meminta Nyonya Johnson memanggil semua pramuniaga wanita di toko itu. Walau dengan wajah merah karena malu, Nyonya Johnson tetap menuruti perintah Soekarno. Maka Soekarno pun memperhatikan buah dada para pramuniaga itu dengan cermat.

"Setelah para pramuniaga itu dibariskan, dengan gayaku yang hati-hati, aku meneliti mereka dengan cermat, sambil berkata. Tidak engkau terlalu kecil, Oooh engkau kebesaran. Kemudian aku menunjuk seorang wanita dan menyatakan, Ya! Engkau pas sekali. Aku akan membeli BH sesuai ukuranmu," ujar Soekarno.

Ternyata memang benar BH itu cocok dengan ukuran istri Soekarno.

Cerita soal BH di Amerika bukan hanya itu saja. Berkat Eric Johnson, Soekarno sempat menemui para artis top Holywood saat itu. Salah satunya adalah Jayne Mansfield, salah satu artis seksi Holywood.

"Kuingat Jayne Mansfield memakai baju beludru yang ketat dan tampak dengan sangat-sangat jelas, ia tidak menggunakan apa-apa di balik baju itu. Belakangan tali pengikatnya putus. Aku diberi tahu kejadian itu sering dialaminya," kenang Soekarno.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar