Selasa, 26 Februari 2013

Negara yang Tidak Ramah Bagi Perempuan



Tentu sobat unik masing ingat dengan peristiwa pemerkosaan brutal yang terjadi di dalam bis di India pada Desember 2012 lalu? Peristiwa yang memilukan tersebut memicu reaksi keras dari aktivisi HAM dan perempuan di berbagai belahan dunia. Hak perempuan yang secara internasional telah dimasukan ke dalam Deklarasi Hak Asasi Manusia, ternyata tidak menjamin kaum perempuan hidup lebih baik dan setara dengan lawan jenisnya. Bahkan norma-nilai sosial dan beberapa dogma agama, pun dirasakan banyak mengekang kebebasan kaum perempuan di berbagai negara. Berikut kami merangkum 5 negara yang tidak ramah bagi perempuan:

1. Saudi Arabia

(Sumber:wordpress.com)
Saudi Arabia(Sumber:wordpress.com)
Meskipun telah terjadi reformasi di dalam pemerintahan Kerajaan Saudi Arabia, tetap saja ada bagian yang masih dirasakan tidak adil oleh kaum perempuan Arab. Pada 2009 lalu, Forum Ekonomi Dunia bahkan menempatkan Saudi Arabia ke daftar negara terburuk  dalam kesetaraan jender. Meskipun 70% perempuan di Arab Saudi mampu menikmati bangku pendidikan hingga tingkat universitas, namun norma dan nilai sosial masih dirasakan ketat, hanya 5% saja yang memiliki kesempatan bekerja.

Memang secara budaya masyarakat Arab menganut sistem Patriarki yang membedakan martabat dan derajat antara laki-laki dan perempuan. Di Arab Saudi perempuan diwajibkan memiliki pengawal laki-laki, ketika berada di luar rumah. Dan yang paling menggelikan adalah bahkan di rumah mereka memiliki pintu khusus untuk masuk ke dalam rumah, terpisah dengan pintu laki-laki. Salah satu kebijakan pemerintah Arab Saudi yang tidak ramah bagi kaum perempuan adalah ketika mereka diperbolehkan menaiki pesawat, namun mereka tidak boleh berada di bandara tanpa ditemani oleh pengawalnya.

2. Nepal

(Sumber:wordpress.com)
Nepal(Sumber:wordpress.com)
Telah lebih dari satu dekade semenjak perang saudara yang berlangsung, saat ini sebanyak 33 persen bangku palemen diduduki oleh kaum perempuan Nepal. Namun meski demikian tetap saja Nepal masih dilanda berbagai masalah, kemiskinan dan tingkat kejahatan. Dari sisi budaya dan sosial, kaum perempuan Nepal masih berada di bawah payung patriarki.

Di Nepal pernikahan di usia muda marak dilakukan, juga dibarengi dengan kehamilan yang tinggi. Kehamilan tersebut dipicu oleh nilai-nilai budaya yang menganggap anak lelaki lebih baik dari perempuan, sehingga tidak aneh jika banyak terjadi penjualan anak perempuan di Nepal. Bahkan di bidang pendidikan pun kaum perempuan Nepal disisihkan dan dipersulit, sehingga bukan saja terjadi pernikahan dan kehamilan di usia muda, bahkan seringkali mereka menjadi korban kekerasan rumah tangga. Sehingga Nepal pun dimaksukan ke dalam salah satu negara yang tidak ramah terhadap kaum perempuan.

3. Pakistan

(Sumber:wordpress.com)
Pakistan(Sumber:wordpress.com)
Peristiwa memilukan kaum perempuan dunia, salah satunya ketika Malala Yousafzai (15) ditembak  oleh Militer Taliban pada 9 Oktober 2012 lalu. Malala ditembak ketika melakukan protes bersama perempuan Pakistan lainnya. Peristiwa penembakan itu kemudian memicu gelombang protes secara global, bahkan mereka memuji keberanian gadis muda tersebut dan mengusulkan agar Malala dianugerahi Nobel Perdamaian. Malala kemudian dirawat di Inggris, hingga 3 Januari lalu ia kemudian diizinkan keluar dari rumah sakit. Dan untuk sementara ia dan keluarganya tinggal di West Midland, Inggris.

Di Pakistan hak kaum perempuan lebih ditekan bahkan disertai dengan sanksi-sanksi yang berat. Bukan itu saja perlakuan kejam pun kerap dialami oleh para perempuan Pakistan, misalnya dibunuh hanya karena merasa nama baik keluarga tercoreng, dikawin paksa, dijual, diperkosa dan banyak lagi kekerasan dan kejahatan yang menimpa mereka. Bahkan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Perserikatan Bangsa Bangsa sebesar 90% perempuan Pakistan mengalami kekerasan di dalam keluarganya.

4. Afghanistan

(Sumber:wordpress.com)
Afghanistan(Sumber:wordpress.com)
Afghanistan sepertinya tanah pertempuran abadi setelah berbagai negara lainnya di Timur Tengah. Bahkan negara-negara barat menuduh bahwa Afghanistan adalah tempat persembunyian para teroris dunia. Banyaknya peristiwa peperangan yang terjadi di Afghanistan, mengakibatkan masyarakatnya yang majemuk (suku dan etnis) mengalami depresi, stres pasca-trauma, dan yang paling menderita adalah kaum perempuan.
Di bawah tekanan penguasa Mujahidin dan Taliban,  kaum perempuan di Afghanistan mengalami hal yang serupa dengan saudara perempuan mereka di Pakistan. Kawin muda dan paksa, suami dapat menceraikan isterinya tanpa melakukan kesepakatan, bahkan akibat perlakuan yang tidak seimbang tersebut mempengaruhi usia hidup seorang perempuan di Afhganistan –hanya sampai di usia 44 tahun. Baru di Akhir 2001 Taliban memperbolehkan kaum perempuan untuk bekerja.

5. China

(Sumber:wordpress.com)
China(Sumber:wordpress.com)
Negara-negara komunis, sosialis dan patriarkis selalu menjadi perhatian utama kaum feminis dunia dan negara-negara kapitalis. Salah satunya adalah China, negeri merah dan tanah para kaisar hebat ini memiliki kebijakan-kebijakan yang tidak ramah dan merugikan kaum perempuannya. Bahkan untuk mengendalikan populasi penduduknya saja, mereka memberlakukan aturan satu anak dalam satu keluarga. Kebijakan yang telah berlaku selama empat dekade pemerintahan  partai komunis tersebut mengakibatkan, jumlah yang tidak seimbang antara kaum lelaki dengan perempuannya. Akibat kebijakan tersebut banyak masyarakat China yang menjadi korban perdagangan manusia, pekerja migran ilegal dan prostitusi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar