Dalam Islam, kaum Muslim berusaha untuk menyentuh atau mencium Hajar Aswad jika sedang melaksanakan ibadah haji atau umrah. Mereka melakukannya karena mengikuti apa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW.
Lalu mengapa Hajar Aswad harus dicium.Berikut penjelasannya:
Dahulu Kala pada Zaman Azali ketika Adam pun belumlah diciptakan ada mahluk Allah yang paling dekat kedudukannya disisi Allah. Mahluk ini dari golongan malaikat. Bahkan setingkat Malaikat Djibril, Mikail dan Israil selaku Malaikat Utama (kalau orang Nasrani menyebutnya Archangel) kedudukannya masih dibawahnya. Ketika itu dia bertanya kepada Allah selaku penciptanya, siapakah mahluk yang paling disayangi oleh Allah. ” Ya Allah, bukankah aku mahluk yang paling dekat dan engkau sayangi di semesta ini?” tetapi Allah menjawab Tidak. Allah mengatakan bahwa masih ada seorang hambanya yang paling dekat dan disayangi oleh Allah di alam semesta ini. Dan mahluk ini berasal dari jenis manusia.
Ketika Adam diciptakan malaikat ini, memohon kepada Allah agar dia bisa selalu dekat dengan hamba-Nya yang paling disayangi agar mendapat kemuliaan yang sama dengannya. Maka Allahpun mengabulkannya dengan mengubahnya menjadi sebuah mutiara berwarna putih bersih. Ketika Adam terusir dari syurga, Adam diberikan sebuah mutiara yang tidak lain adalah malaikat itu. Allah meminta kepada Adam untuk meletakannya disebuah bangunan yang akan digunakan untuk beribadah kepada Allah. Dan Adam beserta keturunannya diminta untuk mencium mutiara ini, yang sampai hari ini masih dilakukan oleh ummat Islam. Dan bangunan itu adalah ka’bah sedang mutiara putih bersih itu adalah Hajarul Aswad (batu hitam) yang telah berubah warnanya menjadi hitam legam akibat dosa-dosa manusia yang menciumnya. Akan tetapi semua itu tidak mampu menutupi wangi semerbak mahluk Allah yang istimewa ini sampai hari ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar