Sudah ribuan tahun perak digunakan di seluruh penjuru dunia. Bapak pengobatan modern sekaligus ahli fisika dari Yunani kuno, Hippocrates, pernah menuliskan bahwa perak memiliki khasiat pengobatan dan anti penyakit yang sangat bermanfaat. Kaum Funisia memanfaatkannya untuk menyimpan air, anggur dan cuka dalam botol perak untuk mencegah pembusukan. Daya antibakteri, pengawetan dan pemulihan yang dimiliki oleh Perak dapat dilacak kembali ke zaman Yunani kuno dan Kerajaan Romawi.
Perak revolusioner berkelas dunia
- Penyaring dan tablet pemurni air yang terbuat dari perak diproduksi di Swiss dan digunakan oleh banyak maskapai penerbangan nasional dan internasional untuk mencegah pertumbuhan ganggang dan bakteri.
- Unit ionisasi listrik yang mengaliri air dengan ion perak dan tembaga kerap digunakan untuk membersihkan air kolam tanpa harus merasakan dampak merugikan dari klorin.
- Bekas negara Uni Soviet dulu menggunakan perak untuk mensterilkan air daur ulang di pesawat ruang angkasa mereka.
- Swiss menggunakan penyaring perak di rumah-rumah dan perkantoran.
- Sejumlah kota di AS menggunakan perak untuk pengolahan limbah.
- Di berbagai tempat kerja di Jepang, perak merupakan bahan yang populer untuk memerangi racun yang terbawa oleh udara sekaligus racun industri.
Selain digunakan untuk campuran benang operasi, pada masa Perang Dunia I, perak pun digunakan untuk melapisi pembalut luka karena diyakini dapat membantu menyelamatkan hidup.
"Berbagai
penelitian menunjukkan bahwa perak merupakan anti mikroba kuat yang tidak
menimbulkan iritasi dan tidak beracun," kata Valerie Edwards Jones
dari Manchester Metropolitan University.
Jones
menambahkan, perak terbukti dapat membunuh hingga 650 mikroba patogen.
Hal itu dikarenakan perak terdiri dari ribuan ion-ion yang dapat
mencegah penyebaran bakteri, virus dan jamur dengan cara memasuki sel dan
menonaktifkan protein. Dengan demikian, mikroba tidak bisa berkembang biak
dan mati dan akan mencegah terjadinya penyebaran infeksi. Peneliti
lainnya Richard Hastings dari BioCote menyebutkan bahwa perak dapat
mengurangi kadar bakteri hingga 99 persen ketika dipadukan dengan berbagai
peralatan rumah sakit.
"Hal ini akan mengurangi risiko infeksi superbug seperti MRSA, E.coli dan salmonella," kata Hastings.
Perak
juga efektif mengobati gangguan kulit, seperti bekas terbakar dan
luka. Contohnya terdapat pada perban perak yang saat ini banyak digunakan
untuk membantu pemulihan luka.
"Dalam memulihkan kondisi luka yang berisiko mengalami iritasi dan ifeksi, perban perak terbukti sangat sukses," terang Jones.
Selain
itu perak pun dapat mengatasi penyakit kulit seperti eksem dan
psiorasis. Menurut Jones, krim yang mengandung satu persen perak bisa
menekan peradangan yang terjadi ketika alergi kulit. Namun
demikian diperlukan studi lebih lengkap untuk mengetahui apakah perak
dan kerajinan perak dapat digunakan untuk penggunaan internal. Karena jika
dikonsumsi langsung, pasien berisiko mengalami perubahan warna kulit.
Pilihan lain dalam perawatan kesehatan
Belum pernah ada dampak kesehatan yang merugikan terkait dengan perak yang penggunaannya sudah lama dilakukan dan tersebar luas. Perak sudah dikenal dengan baik sebagai logam yang tidak beracun. Di samping itu, studi klinis modern telah membuktikan bahwa keampuhan larutan air perak ultracair terbilang luar biasa, kuat dan anti bakteri.
Baru-baru ini, dengan perkembangan resistensi terhadap antibiotik dari banyak penyakit serta bertambahnya galur-galur baru bakteri dan virus di seluruh dunia, membangkitkan kembali minat terhadap perak sebagai pilihan perawatan kesehatan pelengkap. Berbagai perusahaan besar mengembangkan dan memperkenalkan senyawa perak baru untuk beragam pemakaian antimikroba. Perak tetap populer dengan khasiatnya dalam perawatan kesehatan ‘alternatif’ dikarenakan begitu banyak manfaat positif yang diberikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar