Senin, 11 Februari 2013

Di Akhir Zaman Akan Muncul "Dewa Quetzalcoatl" ?

Dewa Quetzalcoatl yang melambangkan Kebijaksanaan dan Dewa Mesir Tehuti atau sering disebut Thoth, (mungkin) berjanji kepada umatnya bahwa sang Dewa akan kembali melalui misteri ketiga belas angka ajaib.

Menurut penulis Leteane yang menerjemahkan buku ‘They Came From the Sky‘ menyebutkan bahwa ramalan suku Maya hanya dapat dipahami melalui Dewa Quetzalcoatl yang telah menciptakan Kalender. Analisis Leteane memperkirakan akhir zaman dimulai pada tahun 2087 Masehi hingga tahun 2807 Masehi.

 
 Sejarah Quetzalcoatl




Sebelum bangsa spanyol datang, orang-orang indian di meksiko memiliki kota-kota dan kehidupan yang maju. Mereka juga memiliki kepercayaan yang rumit tentang cerita dewa ini. Ketika orang spanyol datang dari seberang lautan mereka tidak datang sebagai turis yang ramah. Mereka datang sebagai penakluk dengan senjata api yang tidak pernah dilihat oleh orang indian. Mereka menghancurkan kota-kota, memperbudak para indian dan menghapus kepercayaan mereka. Tetapi cerita tentang para dewa terus berlangsung. Legenda yang paling terkenal adalah tentang dewa Quetzalcoatl (ular keberuntungan) yang justru membantu dan mempermudah bangsa spanyol untuk menaklukkan meksiko. Ini adalah kasus salah identitas yang terburuk.

Quetzalcoatl adalah dewa Toltec, pendiri yang tinggal di perbukitan meksiko sebelum suku Aztec datang. Ia adalah dewa putih, tinggi dan kuat dengan janggut yang tebal, yang muncul dari seberang lautan. Ia membawa zaman keemasan bagi Tula, ibukota Toltec. Pada waktu dewa-dewa penduduk disekitarnya menjadi cemburu terhadap quetzalcoatl dan memutuskan mempermalukannya.Mereka menyuruhnya datang ke suatu perayaan di lapangan umum  di Tula  dan membuatnya mabuk dengan minuman Pulque. Esok harinya Quetzalcoatl merasa malu dan bertekad meninggalkan Tula dan Toltec selamanya. Ia pergi menuju laut ke arah timur. Menurut beberapa versi selanjutnya diceritakan  bahwa ia membangun tumpukkan kayu penguburan dekat pantai, melemparkan diri ke atasnya dan bangkit dari abunya sendiri menjadi bintang pagi. Sedangkan dalam cerita lainnya ketika ia mencapai laut ia berlayar dengan rakit ular. Tetapi di semua cerita itu dikisahkan bahwa ia akan kembali pada tahun Ce-Acatl.

Pada masa peradaban Toltec mundur dan Aztec menjadi penguasa lembah meksiko. Suku Aztec memuja dewa perang, Huitzilopochtli. Ia memimpin mereka dari tujuh gua di barat laut menuju lembah meksiko. Ia memberitahu mereka untuk terus maju hingga melihat seekor elang duduk diatas kaktus dengan ular diparuhnya. Dewa itu memberitahu mereka, disanalah mereka menemukan kotanya. pada suatu hari musuh Aztec mengusir mereka ke danau Texcoco yang berawa-rawa. Dan disinilah burung elang dengan ular diparuhnya sedang duduk diatas kaktus. Disinilah suku Aztec membangun Tenochtitlan, kota hebat mereka, pelopor kota Meksiko.



Pada akhir tahun 1400 Tenochtitlan merupakan kota besar dan cantik dengan penduduk lebih dari 100.000 jiwa dengan 40 kuil untuk Huitzilopochtli. Segala sesuatu berjalan dengan baik hingga tahun 1519, tahun di kalender Aztec, tahun saat dewa Quetzalcoatl dinantikan. Tatkala seorang pengembara berjenggot putih datang dari seberang lautan, penguasa Aztec, Montezuma mengira pengembara itu sebagai Quetzalcoatl, dewa yang kembali. Tetapi sebetulnya ia bukanlah Quetzalcoatl. Ia adalah Hernando Cortes, penjajah berkebangsaan Spanyol. Dan dalam waktu singkat ia dan orang-orang nya menghancurkan Tenochtitlan, Montezuma dan seluruh peradaban besar suku Aztec lainnya.
 
Quetzalcoatl seperti digambarkan dalam Magliabechiano Codex 
Quetzalcoatl dalam bentuk manusia, dengan menggunakan simbol Ehecatl, dari Codex Borgia
Kuil Ular Berbulu di Xochicalco, dihiasi dengan penuh zoomorphic berbulu Serpent (naga)
Penantian Kemunculan Dewa Quetzalcoatl

Dalam literatur agama Kristen dan Islam terus menunggu kedatangan kedua Isa, sementara sisi lain mengatakan bahwa peristiwa ini telah terjadi pada tahun 1844 Masehi dengan datangnya Bahaullah. Hal serupa terjadi pada suku Maya dan suku lainnya di Amerika Selatan yang masih menunggu kembalinya Dewa Quetzalcoatl.


Dewa Quetzalcoatl melambangkan Kebijaksanaan, Dewa Mesir Tehuti atau sering disebut Thoth (mungkin) juga berjanji kepada umatnya bahwa sang Dewa akan kembali melalui misteri ketiga belas angka ajaib. Angka ajaib Dewa Thoth dan Dewa Quetzalcoatl sebenarnya 52. Tetapi karena kalender Maya berakhir pada Baktun ketiga belas, banyak orang berpikir bahwa ini adalah angka ajaib yang dimaksud, angka yang juga sering digunakan.

Baktun adalah periode 144,000 hari, angka yang juga terkait tidak hanya dengan orang-orang tetapi juga menyimpan misteri akhir zaman, dan juga jumlah blok yang digunakan dalam membangun Piramida Giza. Nama ‘Giza’ sangat identik dengan sebutan pembangun (arsitek) piramid tersebut, yaitu Dewa Thoth yang disebut dalam bahasa Sumeria sebagai Ningishziddha. Giza merupakan singkatan dari Gizzida, sebagaimana bangsa mereka menyebut panggilan itu.

Sebagai Dewa sekaligus arsitek, dia dianggap telah membangun tiga piramida terbesar di Mesir. Para ahli telah menafsirkan kedatangannya pada akhir angka tiga belas sesuai Baktun. Perhitungan Baktun 1,872,000 hari dan mereka membagi angka ini dengan 365.25 hari hingga menghasilkan priode 5125 tahun. Bangsa kuno telah menambahkan angka ini kedalam kalender yang dimulai pada 3113 SM, dan juga jatuh pada tahun 2012 Masehi.

Sejarah Kehancuran Suku Asli Amerika

Suku Maya memiliki metode kalkulasi yang berbeda, dan karena perhitungan itu mereka pernah memperkirakan kedatangan terjadi ditahun 763 Masehi, tetapi Dewa Quetzalcoatl tidak pernah muncul.

Peristiwa ditahun-tahun itu tertulis pada Altar Q Copan, menunjukkan pemerintahan dari 426 M hingga 763 M. Salah satu raja terakhir yang tidak tercatat di Altar Q adalah Ukit Took, yang kemungkinan telah merebut kekuasaan. Dinasti ini kemungkinan runtuh secara keseluruhan sesudah kepemimpinanya. Di Quirigua (sebelah utara Copan) raja terakhir Jade Sky memulai pemerintahannya antara tahun 895 hingga 900 M, dan semua kerajaan diseluruh wilayah Maya jatuh sekitar waktu itu.

Antara tahun 400 dan 450 Masehi, penduduk diperkirakan sekitar enam ratus orang, kemudian meningkat menjadi 28,000 jiwa antara tahun 750 dan 800 Masehi. Penduduk kemudian mulai terus menurun, pada tahun 900 Masehi jumlahnya menjadi 15,000. Priode ini juga memperkirakan keterlibatan ekspedisi Eropa yang bertanggung jawab terhadap penurunan suku asli di Amerika.

Perhitungan Kalender Akhir Zaman

Seperti yang ditunjukkan Zecharia Sitchin, priode panjang yang benar dari satu Tun adalah 360 hari meskipun suku Maya menyadari bahwa tahun surya 365,25 hari. Hal ini berarti tiga belas Baktun 1,872,000 hari dibagi dengan 360 hari dan menjadi 5200 tahun. Menurut tradisi Dewa Thoth, angka 100 (atau kelipatannya) sering dianggap angka ajaib. Bila ditambahkan ke tahun 3113 SM, tanggal baru menjadi tahun 2087 Masehi.

Sitchin mungkin tidak memperhitungkan dalam mengartikan kalimat Dewa Thoth saat dia mengatakan ‘Ketiga belas angka ajaib Ku‘. Seperti yang telah ditunjukkan pada angka ajaib Dewa Thoth dan Dewa Quetzalcoatl sebenarnya 52.

Analisis Leteane memperkirakan akhir zaman dimulai pada tahun 2087 Masehi yang ditambahkan 720 tahun dan berakhir di tahun 2807 Masehi. Angka 720 terdiri dari 13 angka ajaib (hampir 14), tepat seperti yang dikatakan Dewa Thoth.

Bumi bergerak satu derajat setiap 72 tahun (atau 360 derajat setiap 25,920 tahun), 720 x 360 = 259,200 adalah jumlah 10 siklus zodiak.

Hal ini berkaitan dengan tanggal awal dari tahun 562 SM yang merupakan tahun akhir sebuah era atau Zaman baru. Zaman baru juga merupakan akhir zaman karena perhitungan kalender dimulai dari sana. Leteane menambahkan angka 562 pada tahun 2807 Masehi, tanggal baru dan terakhir menjadi tahun 3369 Masehi.

Tanggal ini terjadi bertepatan dengan Hari Akhir berikutnya yang menandai kemunculan komet Marduk. Dewa Thoth mengatakan bahwa dia hanya akan kembali pada Akhir Zaman, mungkin saja secara literal atau secara samar-samar mengatakan bahwa “Aku tidak akan pernah kembali“.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar