Senin, 11 Februari 2013

Apakah Wajar Merayakan Hari Valentine?

Pengaruh globalisasi memiliki dampak besar bagi masyarakat, kebudayaan, dan nilai-nilai moral kita. Secara perlahan dan lambat-laut aktivitas-aktivitas sosial yang dulunya dianggap tidak bernilai sekarang telah diterima sebagai sebuah norma – sebuah bagian dan paket dari era modernisasi ini.

Hari Santa Valentine merupakan salah satu contohnya, yang belakangan ini telah booming mendadak dalam masyarakat kita dan sekarang diperingati dengan nuansa “keagamaan” baik generasi muda maupun yang tua. Media memiliki peranan besar dalam mempopulerkan perayaan ini dan dilain pihak telah melahirkan sebuah bisnis empuk untuk menjual pernak-pernik Valentine seperti bunga, coklat, hadiah dan lain-lain. Masyarakat kita terlihat mengikut begitu saja dan menerima kebudayaan global yang pada kenyataannya merongrong akar agama, keyakinan, dan nilai-nilai moral kita.

Kebanyakan orang tidak ambil pusing dan tidak merasa ragu dalam merayakan perayaan ini karena disebut sebagai hari “kasih sayang”. Kelihatannya ada pola pikir umum bahwa walaupun ini merupakan perayaan Kristiani, tidak ada salahnya merayakannya, karena tujuan kita bukan untuk mengikuti Kristiani, tetapi hanya untuk menebarkan cinta dan menunjukkan perasaan kita kepada orang yang kita cintai. Pola pikir seperti ini sebetulnya tidak memperhatikan kata “St.” dari St. Valentine, sehingga juga melupakan bahwa ini merupakan perayaan Kristiani. Meskipun anda mencoba untuk meyakinkan diri anda bahwa tidak ada salahnya merayakan perayaan ini tetapi sebetulnya anda tahu hakikat apa yang anda lakukan.

Jadi mari kita mengnalisis perayaan ini, memahami asal-usul perkembangannya dan pengaruhnya terhadap masyarakat kita serta bagaimana kita menyikapi hari ini sebagai seorang Muslim dan mengapa.

Asal-Usul Hari St. Valentine:

Sejarah kristiani menyebutkan banyak asal-usul berbeda untuk hari Valentine ini, yang dikaitkan dengan santa-santa (saint) berbeda berdasarkan nama Valentine. Jadi asal-usul Kristiani dari hari ini juga dilingkupi oleh misteri. Perayaan ini bukan benar-benar merupakan perayaan Kristiani, karena dari sejarah diketahui bahwa pada kebudayaan paganisme (penyembahan batu dan berhala) Romawi dan Yunani, bulan Februari selalu dianggap sebagai bulan percintaan, bulan kesuburan dan bulan keturunan, dan sejarah membuktikan bahwa hari St. Valentine bersumber dari dua perayaan Romawi yanng paling cabul dan melibatkan kegilaan seksual yakni Lupercalia dan Perayaan Juno Februata, yang keduanya dirayakan pada tanggal 15 Februari.

Lupercalia

Festival ini dirayakan pada tanggal 15 Februari yang diadakan dengan tujuan untuk merayakan kesuburan atas nama dewa Romawi Lupercus yang juga disebut Faunus, sebuah perwujudan dari kesuburan, seksualitas, dan nafsu birahi. Dewa ini dilukiskan berkepala dan berbadan manusia tetapi sepotong badannya adalah kambing dan bertanduk.

Upacara dimulai dengan penyembelihan seekor kambing dan seekor anjing. Para pemuda dilumuri dengan darah hewan ini. Mereka dipakaikan kulit kambing (untuk meniru Lupercus) dan potongan-potongan kecil kulit kambling yang dopotong memanjang, yang disebut sebagai Februa. Mereka kemudian berlari keliling sambil menyerang wanita yang datang ke dekat mereka dengan Februa ini. Ini dianggap menganugerahi kesuburan bagi wanita tersebut.

Perayaan Juno Februata

Perayaan dewi Juno Februata dirayakan setelah upacara Lupercalia. Juno Februa adalah dewi cinta, pernikahan, dan wanita Romawi. Untuk perayaan ini, para wanita menuliskan nama mereka di kertas dan para lelaki akan menarik salah satu dari kertas terseut. Wanita yang namanya tertulis di kertas yang ditarik akan menjadi pasangannya untuk pesta seks pada hari itu.

Kristianisasi Lupercalia dan Juno Februata

Kristianitas sangat dipengaruhi oleh filosopi paganisme Romawi selama pemerintahan Kaisar Romawi Constantine I (288 – 337 S.M) yang menerima kristianitas tetapi perayaan paganisme terus berlangsung dibawah pemerintahannya dan filosofi paganisme juga terintegasi ke dalam kristianitas.

Pada tahun 494 S.M, Paus Gelasius I memutuskan untuk menekan perayaan paganisme. Dia menggantikan Lupercalia dengan Perayaan Purification of Virgin Mary, yang dirayakan sampai sekarang pada tanggal 15 Februari oleh Gereja-Gereja Katolik Ritus Timur.

Juga dikatakan bahwa dia menggantikan Perayaan Juno Februata dengan Hari St. Valentine dan memindahkan hari perayaannya ke tanggal 14 Februari. Perayaan ini tidak lagi melibatkan undian nama seperti sebelumnya tetapi digantikan dengan nama santa Kristian, dimana para pemuda harus mengikuti hari tersebut. Berbagai cerita dan legenda pun muncul, yang dikaitkan dengan banyak orang berdasarkan nama Valentine, untuk memberikan kredibilitas bagi Hari Santa Valentine. Munculnya tokoh-tokoh yang tidak jelas dalam legenda-legenda tersebut labih jauh membuktikan bahwa ini semata-mata merupakan upaya untuk menutupi perayaan paganisme dengan label Kristianitas karena kebudayaan tersebut tidak bisa dihilangkan dari masyarakatnya.

Simbol-Simbol Paganisme

Santa Valentine atau bukan, yang jelas perayaan ini telah kembali ke akar asal-usulnya. Cupid (simbol kasih sayang dalam bentuk seorang bocah telanjang dengan sayap dan busur serta panah), sebuah simbol kasih sayang yang umum digunakan, pada dasarnya merupakan dewa cinta erotik Romawi yang masih muda, yang berasal dari bahasa Latin Cupere – berarti hasrat.

Cupid

Dewa-dewa dan dewi-dewi Romawi sebetulnya berasal dari Filosofi Yunani dan bandingan Cupid pada masyarakat Yunani adalah Eros – dewa cinta, seks, dan birahi yang utama.

Dampak Sosial Negatif dari Hari St. Valentine

Di barat, hari kasih sayang ini menjadi sebuah hari yang menyedihkan bagi banyak orang yang sendiri dan kesepian. Keinginan dan upaya untuk melakukan bunuh diri meningkat pada hari ini. Depresi Hari Valentine sekarang ini merupakan salah satu faktor umum yang menyebabkan menjamurnya website-website anti Valentine di internet. Pencarian terbaru di Google untuk anti Hari Valentine memunculkan 1.830.000 hasil. Banyak perusahaan penyedia jasa ucapan selamat yang memasukkan kategori Anti Hari Valentine. Kartu-kartu hari valentine yang berbau humor dan bernada sinis juga dipertukarkan dengan kata-kata misalnya:

“Setidaknya kucingku mencintaiku”
“Selamat atas interpretasinya yang keliru dan dangkal terhadap hari kasih sayang”
“Besarnya cintaku padamu = Besarnya pengeluaranku untukmu”
“Saya sangat kesepian”

Bisnis Cari Uang

Hari valentine dianggap sebagai bisnis cari uang oleh para perusahaan kartu ucapan, bunga, hadiah, dan coklat untuk menghasilkan lebih banyak uang dengan cara membuat perayaan yang berpura-pura, misalnya mengadakan sesuatu yang mengharuskan seseorang membeli produk mereka – yah, sebuah strategi pemasaran yang kreatif!

Statistik Pengeluaran untuk Hari Valentine

Statistik 2006 memprediksikan bahwa seorang konsumen akan menghabiskan rata-rata $100,89 pada hari ini dan pengeluaran total Hari Valentine akan mencapai $13,70 milyar!

Hari valentine merupakan hari libur pasar flora nomor satu, yang menarik 35 persen transaksi di hari libur. Sekitar 180 juta kartu dipertukarkan, sehingga menjadikan Hari Valentine sebagai hari kedua terbesar untuk memberikan kartu ucapan selamat, menurut Hallmark More lebih dari 36 juta kotak coklat berbentuk LOVE habis terjual pada hari Valentine.

Fakta Tentang Hari Valentine yang Berhasil Diungkap
  • Bukan merupakan perayaan kristiani
  • Tidak ada kaitannya dengan Santa Valentine 
  • Pada awalnya berasal dari dua perayaan Romawi paganisme yang mengandung unsur kegilaan seksual: Lupercalia dan Perayaan Juno Februa
  • Perayaan kesuburan, nafsu birahi seks, dan erotika
  • Tidak ada hubungannya dengan pembuktian “cinta suci” (cinta yang tidak berlandas nafsu belaka)
  • Perlakuan wanita sebagai objek birahi, hasrat, dan kejantanan.
  • Untuk menghormati dewa-dewa dan dewi-dewi Romawi
Dari pemaparan sejarah di atas sudah jelas tentang asal-usul hari St. Valentine dan alasan-alasan mengapa Muslim dan bahkan Kristiani tidak layak merayakan perayaan ini karena asal perayaan ini adalah paganisme (penyembahan berhala dan batu) dan ritual-ritualnya sangat melecehkan dan merendahkan wanita.

Meski demikian, beberapa orang masih keberatan dan bersikeras bahwa tidak ada yang salah dengan merayakan perayaan ini karena tujuan kita bukan untuk mengikuti orang-orang Romawi dan penyembah berhala. Ada beberapa yang mengaitkan hal ini dengan penggunaan mobil dan handphone seraya mengatakan bahwa jika Islam begitu kaku tentang mengikuti non-muslim maka kita juga tidak boleh menggunakan alat-alat teknologi yang dibuat oleh orang-orang non muslim.


Ini Menurut Pandangan Islam

Sebagai seorang muslim tanyakanlah pada diri kita sendiri, apakah kita akan mencontohi begitu saja sesuatu yang jelas bukan bersumber dari Islam ?

Mari kita renungkan firman Allah SWT.:
“ Dan janglah kamu megikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabnya”. (Surah Al-Isra : 36)

Dalam Islam kata “tahu” berarti mampu mengindera (mengetahui) dengan seluruh panca indera yang dikuasai oleh hati. Pengetahuan yang sampai pada taraf mengangkat isi dan hakikat sebenarnya. Bukan hanya sekedar dapat melihat atau mendengar. Bukan pula sekadar tahu sejarah, tujuannya, apa, siapa, kapan (bila), bagaimana, dan di mana, akan tetapi lebih dari itu.

Oleh kerana itu Islam amat melarang kepercayaan yang membonceng (mendorong/mengikut) kepada suatu kepercayaan lain atau dalam Islam disebut Taqlid.

Hadis Rasulullah SAW: “ Barang siapa yang meniru atau mengikuti suatu kaum (agama) maka dia termasuk kaum (agama) itu”.
Firman Allah SWT. dalam Surah AL Imran (keluarga Imran) ayat 85 : “Barangsiapa yang mencari agama selain agama Islam, maka sekali-sekali tidaklah diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi”.

Hal-hal yang harus diberi perhatian:-

Dalam masalah Valentine itu perlu difahami secara mendalam terutama dari kaca mata agama kerana kehidupan kita tidak dapat lari atau lepas dari agama (Islam) sebagai pandangan hidup. Berikut ini beberapa hal yang harus difahami di dalam  masalah 'Valentine Day'.

1. PRINSIP / DASAR
Valentine Day adalah suatu perayaan yang berdasarkan kepada pesta jamuan 'supercalis' bangsa Romawi kuno di mana setelah mereka masuk Agama  Nasrani (kristian), maka berubah menjadi 'acara keagamaan' yang dikaitkan dengan kematian St. Valentine.

2. SUMBER ASASI
Valentine jelas-jelas bukan bersumber dari Islam, melainkan bersumber dari rekaan fikiran manusia yang diteruskan oleh pihak gereja. Oleh kerana itu lah , berpegang kepada akal rasional manusia semata-mata, tetapi jika tidak berdasarkan kepada Islam (Allah), maka ia akan tertolak.

Firman Allah SWT dalam Surah Al Baqarah ayat 120 : “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka.

Katakanlah : “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemahuan  mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu”.

3. TUJUAN
Tujuan mencipta dan mengungkapkan rasa kasih sayang di persada bumi adalah baik. Tetapi bukan seminit untuk sehari dan sehari untuk setahun. Dan bukan pula bererti kita harus berkiblat kepada Valentine seolah-olah meninggikan ajaran lain di atas Islam. Islam diutuskan kepada umatnya dengan memerintahkan umatnya untuk berkasih sayang dan menjalinkan persaudaraan yang abadi di bawah naungan Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Bahkan Rasulullah SAW bersabda : “Tidak beriman salah seorang di antara kamu sehingga ia cinta kepada saudaranya seperti cintanya kepada diri sendiri”.

4. OPERASIONAL
Pada umumnya acara Valentine Day diadakan dalam bentuk pesta pora dan huru-hara.
Perhatikanlah firman Allah SWT.: “Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaithon dan    syaithon itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya”. (Surah Al Isra : 27)

Firman Allah SWT:
“Barang siapa yang taat kepada Allah dan RasulNya maka dia akan bersama orang-orang yang diberi nikmat dari golongan Nabi-Nabi, para shiddiq (benar imannya), syuhada, sholihin (orang-orang sholih), mereka itulah sebaik-baik teman”.

Berkata Peguam Zulkifli Nordin (peguam di Malaysia) di dalam kaset 'MURTAD' yang mafhumnya :-

"VALENTINE" adalah nama seorang paderi. Namanya Pedro St. Valentino. 14 Februari 1492 adalah hari kejatuhan Kerajaan Islam Sepanyol. Paderi ini umumkan atau isytiharkan hari tersebut sebagai hari 'kasih sayang' kerana pada nya Islam adalah ZALIM!!!  Tumbangnya Kerajaan Islam Sepanyol dirayakan sebagai Hari Valentine. Semoga Anda Semua Ambil Pengajaran!!! Jadi.. mengapa kita ingin menyambut Hari Valentine ini kerana hari itu adalah hari jatuhnya kerajaan Islam kita di Sepanyol.

Sungguh merupakan hal yang ironis (menyedihkan/tidak sepatutnya terjadi) apabila telinga kita mendengar bahkan kita sendiri 'terjun' dalam perayaan Valentine tersebut tanpa mengetahui sejarah Valentine itu sendiri. Valentine sebenarnya adalah seorang martyr (dalam Islam disebut 'Syuhada') yang kerana kesalahan dan bersifat 'dermawan' maka dia diberi gelaran Saint atau Santo.

Pada tanggal 14 Februari 270 M, St. Valentine dibunuh karena pertentangannya (pertelingkahan) dengan penguasa Romawi pada waktu itu yaitu Raja Claudius II (268 - 270 M). Untuk mengagungkan dia (St. Valentine), yang dianggap sebagai simbol ketabahan, keberanian dan kepasrahan dalam menghadapi cobaan hidup, maka para pengikutnya memperingati kematian St. Valentine sebagai 'upacara keagamaan'.

Tetapi sejak abad 16 M, 'upacara keagamaan' tersebut mulai beransur-ansur hilang dan berubah menjadi 'perayaan bukan keagamaan'. Hari Valentine kemudian dihubungkan dengan pesta jamuan kasih sayang bangsa Romawi kuno yang disebut “Supercalis” yang jatuh pada tanggal 15 Februari.

Setelah orang-orang Romawi itu masuk agama Nasrani(Kristian), pesta 'supercalis'  kemudian dikaitkan dengan upacara kematian St. Valentine. Penerimaan upacara kematian St. Valentine sebagai 'hari kasih sayang' juga dikaitkan dengan kepercayaan orang Eropah bahwa waktu 'kasih sayang' itu mulai bersemi 'bagai burung jantan dan betina' pada tanggal 14 Februari.

Dalam bahasa Perancis Normandia, pada abad pertengahan terdapat kata “Galentine” yang bererti 'galant atau cinta'. Persamaan bunyi antara galentine dan valentine menyebabkan orang berfikir bahwa sebaiknya para pemuda dalam mencari pasangan hidupnya pada tanggal 14 Februari. Dengan berkembangnya zaman, seorang 'martyr' bernama St. Valentino mungkin akan terus bergeser jauh pengertiannya(jauh dari erti yang sebenarnya). Manusia pada zaman sekarang tidak lagi mengetahui dengan jelas asal usul hari Valentine. Di mana pada zaman sekarang ini orang mengenal Valentine lewat (melalui) greeting card, pesta persaudaraan, tukar kado(bertukar-tukar memberi hadiah) dan sebagainya tanpa ingin mengetahui latar belakang sejarahnya lebih dari 1700 tahun yang lalu.

Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa moment(hal/saat/waktu) ini hanyalah tidak lebih bercorak kepercayaan atau animisme belaka yang berusaha merosak 'akidah' muslim dan muslimah sekaligus memperkenalkan gaya hidup barat  dengan kedok percintaan(bertopengkan percintaan), perjodohan dan kasih sayang.

Surah Al-Anfal ayat 63 yang berbunyi : “…walaupun kamu membelanjakan    semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat    mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati    mereka. Sesungguhnya Dia (Allah) Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.

Sudah jelas ! Apapun alasannya, kita tidak dapat menerima kebudayaan import dari luar yang nyata-nyata bertentangan dengan keyakinan (akidah) kita. Janganlah kita mengotori akidah kita dengan dalih toleransi dan setia kawan. Kerana kalau dikata toleransi, Islamlah yang paling toleransi di dunia.

Sudah berapa jauhkah kita mengayunkan langkah mengelu-elukan(memuja-muja) Valentine Day ? Sudah semestinya kita menyedari sejak dini(saat ini), agar jangan sampai terperosok lebih jauh lagi. Tidak perlu kita irihati dan cemburu dengan upacara dan bentuk kasih sayang agama lain. Bukankah Allah itu Ar Rahman dan Ar Rohim.  Bukan hanya sehari untuk setahun. Dan bukan pula dibungkus dengan hawa nafsu. Tetapi yang jelas kasih sayang di dalam Islam lebih luas dari semua itu. Bahkan Islam itu merupakan 'alternatif' terakhir setelah manusia gagal dengan sistem-sistem lain.

Lihatlah kebangkitan Islam!!! Lihatlah kerusakan-kerusakan yang ditampilkan oleh peradaban Barat baik dalam media massa, televisyen dan sebagainya. Karena sebenarnya Barat hanya mengenali perkara atau urusan yang bersifat materi. Hati mereka kosong dan mereka bagaikan 'robot' yang bernyawa.




Semoga Allah memberikan kepada kita hidayahNya dan ketetapan hati untuk dapat istiqomah dengan Islam sehingga hati kita menerima kebenaran serta menjalankan ajarannya. Tujuan dari semua itu adalah agar diri kita selalu taat sehingga dengan izin Allah SWT kita dapat berjumpa dengan para Nabi baik Nabi Adam sampai Nabi Muhammad SAW.

Jadi wajarkah kita merayakan Hari Valentine? Bagaimana menurut anda?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar