Kamis, 04 April 2013

Kenapa Kita Nguap Nguap ?





Hari ini bawaan badan menguap (yawning) terus dan saya menjadi terganggu akan hal ini. Sejenak kuberpikir kenapa aku menguap ya? Kalau kurang tidur itu tidak mungkin karena kemarin aku justru tidur lebih awal jam 11:30 dan bangun pukul 7:10 yang berarti hampir 8 jam waktu tidur sehari (biasanya aku tidur memang 6 jam sehari, setiap hari).

tapi kok bisa malah menguap? kurang gizi? atau kurang vitamin?
Setidaknya itulah menurut anggapanku tetapi hal ini menarik perhatian untuk mengetahui lebih lanjut tentang mengapa menguap?

Dari beberapa sumber tulisan dan survey ada hal yang menarik tentang menguap antara lain:

1. Setiap orang menguap: bayi, anak kecil, orang muda, orang tua, beberapa burung, reptil dan sebagian besar mamalia.
2. Sampai saat ini belum banyak penelitian tentang menguap (yawning) mungkin hal ini disebabkan banyak orang berpendapat menguap bukanlah sebuah masalah.
3. Sekali menguap rata-rata sekitar 6 detik.
4. Menguap dapat menular, (hahahahha, hati-hati dengan orang yang menguap)
5.Detak jantung meningkat 30% saat kita menguap.
6.55% orang akan menguap dalam lima menit setelah melihat orang lain menguap.
7. Membaca artikel tentang menguap membuat orang terangsang untuk menguap.
8. Orang buta menjadi lebih menguap ketika mendengar rekaman suara orang menguap.
9. Anak laki-laki lebih banyak menguap dibanding anak perempuan
10. Bagian dari otak yang memainkan peranan dalam hal menguap adalah hypothalamus.

Apa yang menyebabkan menguap?
Banyak penyebab seseorang mengantuk, secara garis besar saya membagi dalam 2 pengaruh antara lain:


* Pengaruh fisiologi
- Kita menguap karena kandungan oksigen dalam paru-paru kita sudah berkurang.Penelitian menunjukkan bahwa pada saat kita bernafas normal, kita tidak menggunakan paru-paru pada secara penuh.Di dalam paru-paru ada organ yang bernama alveoli, atau kantung udara.Alveoli ini berfungsi untuk mengalirkan oksigen ke dalam darah dan menyedot karbondioksida untuk kemudian dikeluarkan. Jika alveoli tidak mendapatkan udara segar, dia akan kempis dan paru-paru agak mengeras. Otak kemudian segera bereaksi untuk memerintahkan mulut menguap dan menarik udara (oksigen).
- Mungkin hal-hal berikut menyangkut fisiologi, ketika seseorang kurang tidur, kelelahan, kebanyakan tidur, melakukan aktifitas yang monoton dan membosankan (mis: membaca, me, menunggu), kurang konsentrasi.

* Pengaruh psikologi
- Berada disekitar orang menguap membuat orang ikut menguap.
- Melihat orang menguap juga membuat seseorang menguap meskipun melalui pesawat televisi.
- penelitian juga menghasilkan suatu kesimpulan yang cukup aneh. Ketika 2 orang atau lebih berada dalam suatu situasi dan salah satu orang tersebut menguap, maka orang lain yang menguap paling banyak adalah orang yang memiliki empati paling besar dibanding lainnya. Jadi ada hubungan antara frekuensi menguap dan empati.

Teori yang tidak benar tentang menguap

Banyak orang menduga bahwa menguap disebabkan karena tubuh kita berusaha mengeluarkan karbondioksida yang berlebihan dan mengambil lebih banyak oksigen. Hal ini memang masuk akal karena ketika seseorang bosan atau lelah, mereka bernafas lebih lambat, ketika nafas lebih lambat maka oksigen dalam paru lebih sedikit. Sehingga begitu karbondioksida meningkat dalam darah, pesan ini yang sampai kepada otak menginstruksikan ke paru agar menarik nafas yang dalam maka terjadilah menguap. Masalahnya teori tentang banyaknya karbondioksida dalam darah tidak terbukti dalam percobaan yang dilakukan oleh Dr. Robert Provine bersama asistennya ditahun 1987, mereka melakukan 4 kali percobaan dan mengkondisikan ruangan dengan berbagai macam gas sebagai berikut:

Gas #1 = 100% Oxygen
Gas #2 = 3% Carbon dioxide, 21% Oxygen
Gas #3 = 5% Carbon dioxide, 21% Oxygen
Gas #4 = Normal Air
dan menempatkan beberapa orang didalamnya untuk bernafas selama 30 menit.

Dan hasilnya:

Bernafas dalam kondidi 100% oksigen (Gas #1) atau dalam kondisi
karbondioksida (Gas #2 and #3) tidak menyebabkan orang bernafas lebih cepat.
Begitupun baik dalam ruangan yang banyak karbondioksida maupun dalam ruangan
100% oksigen tidak menyebabkan orang-orang itu menguap lebih banyak. Juga tidak
merubah berapa lama seseorang dalam sekali penguapan.

Yang menarik ditahun 2007, para peneliti menyampaikan proposal bahwa menguap digunakan untuk mendinginkan otak, mereka menemukan orang yang menguap lebih banyak, lebih menurunkan suhu diotak dibandingkan meletakkan handuk dingin dikepala. Orang yang bernafas melalui hidung (yang berpikir untuk
menurunkan suhu otak) bahkan tidak pernah menguap.

Hal tentang menguap memang masih banyak merupakan misteri
Jadi berapa banyak kamu menguap setelah baca artikel ini?

-Mengapa menguap itu menular?

Sebuah studi yang dipublikasikan dalam edisi terakhir jurnal Cognitive Brain Research menyatakan bahwa jika Anda menguap karena ketularan orang yang ada di dekat Anda sebenarnya merupakan bentuk empati Anda padanya. Hal ini sama dengan jika Anda tertawa, dan teman Anda ikut tertawa. “Menguap tidak hanya dipicu karena melihat seseorang menguap, tetapi juga karena mendengar, membaca, atau bahkan hanya karena berpikir tentang menguap,” kata Steven Platek, Ph.D., profesor psikologi di Drexel University, Philadelphia, yang memimpin studi tersebut. Platek dan timnya meyakini bahwa ketularan menguap merupakan cara primitif dalam mengekspresikan perasaan orang lain terhadap diri kita.


sumber: http://viva.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar