Public speaking: momok atau tantangan?
Apa pun profesi Anda, pasti akan menghadapinya suatu saat. So, be ready!
Kesiapan yang matang dan penguasaan materi adalah dua kunci yang harus Anda genggam.
Bekerja dalam sebuah profesi bukan tidak mungkin menuntut kemampuan Anda untuk bicara di depan publik. Publik dalam hal ini bukan massa dalam jumlah besar yang berkumpul di stadion layaknya kampanye partai. Focus group, weekly meeting, rapat korporasi, presentasi, sampai seminar adalah ragam kegiatan yang membutuhkan kemampuan public speaking yang baik. Sekarang memang banyak sekolah yang khusus memberikan pelatihan public speaking, tapi tahukah Anda apa esensi dari public speaking itu sendiri?
Sedikit kembali pada masa lalu, public speaking berakar dari pemikiran Aristoteles, seorang filsuf Yunani kuno. Aristoteles menarik satu kesimpulan bahwa manusia mampu berbicara di depan orang banyak, soal apa tujuannya itu urusan belakangan. Ide inilah yang kemudian berkembang menjadi Teori Retorika, salah satu turunan dari Ilmu Komunikasi. Tenang, Anda tidak perlu kembali ke bangku kuliah dan berkutu pada buku teori yang tebalnya terkadang mengalahkan kitab suci. Gagasan utama dari kata ‘retorika’ itu sendiri adalah bagaimana manusia berkreasi untuk dapat menyampaikan buah pikirannya kepada khalayak ramai.
Menyampaikan pada khalayak ramai inilah yang kadang menjadi masalah bagi beberapa orang, tak terkecuali Anda. Tiga poin utama dari sebuah public speaking yaitu memberi informasi, persuasi, dan hiburan mungkin kandas karena beberapa faktor. Penguasaan materi hingga jam terbang yang minim adalah faktor utama yang membuat seseorang tidak sanggup berbicara di depan publik. Tak peduli Anda seorang CEO atau pelatih sepak bola, jangan sampai public speaking menjadi momok yang justru akan menjatuhkan kredibilitas Anda. Be aware!
Look for the Purpose
Suatu hari Anda mendapat tugas untuk maju presentasi di depan klien penting dan materinya bersangkutan dengan dealing bernilai jutaan dolar, apa tindakan Anda? Pelajari. Ya, tidak ada kata lain selain pelajari. Anggap saja tugas presentasi yang akan Anda hadapi sebagai ujian sekaligus pelatihan skill yang mungkin selama ini terpendam dalam diri Anda. Jangan jauh-jauh dulu menghafal, Anda harus tahu betul apa purpose atau tujuan inti dari presentasi tersebut. Tanyalah pada rekan yang lebih paham mengenai materi yang akan Anda sampaikan. Jangan juga mati berdiri setelah diberi tugas tersebut, salah-salah Bos menilai Anda sebagai pribadi lemah yang mundur sebelum maju perang. Break a leg!Be Creative, Gain Trust!
Anda mulai memahami sedikit demi sedikit poin utama dari presentasi yang akan Anda sampaikan. Kini saatnya Anda mengumpulkan semua bahan yang sekiranya diperlukan. Data statistik, finance, grafik, atau apapun yang akan memperkaya pengetahuan Anda. Di sini sisi kreatif Anda akan diuji, sejauh mana Anda mampu memandang secara luas suatu topik. Ingat, pikiran yang luas akan meluweskan kemampuan Anda untuk berbicara. Jangan sungkan-sungkan ‘mencontek’ materi serupa sebagai pembanding dari sumber lain yang terpercaya untuk menjadi tameng saat sesi tanya jawab berlangsung. Kaya bahan dan pengetahuan akan meningkatkan kredibilitas Anda di depan publik.Less Text, More Pictures
Roland Barthes pernah mengemukakan bahwa semiotika (yang dipahaminya sebagai semiologi) mempelajari bagaimana kemanusiaan memaknai hal-hal. Inilah yang kemudian dijabarkan dengan menarik benang merah antara semiotika dan kognitif manusia. Lantas apa hubungannya dengan sebuah presentasi? Intinya sederhana, jika Anda membuat sebuah material publikasi (kecuali media rilis) usahakan untuk memperbanyak gambar dibanding tulisan. Alasannya, kognitif manusia akan semakin ‘bermain’ saat melihat gambar dan otak akan menjadi aktif untuk mengembangkan maknanya. Tapi ingat, Anda boleh se-kreatif mungkin membuat presentasi dengan materi gambar yang sangat menarik, asal tetap relevan dan jangan sampai keluar dari topik bahasan.Looking for Good Teacher
Trik ini mungkin terdengar buang waktu, tapi tidak ada salahnya Anda coba. Sambil Anda menyiapkan diri menjelang presentasi atau momen public speaking, lihatlah para pesohor yang memang terkenal memiliki power dan sangat karismatik saat berbicara di depan publik. Anda dapat melihatnya melalui Youtube, atau menonton film-film yang berkaitan dengan public speaking. Presiden Amerika Serikat Barack Obama adalah salah satu contoh terbaik bagaimana berbicara di depan publik. Untuk film, Anda dapat mengintip perjuangan Raja George VI agar lancar berpidato dalam film The King's Speech (2010), atau bagaimana Margaret Thatcher yang berapi-api setiap berbicara di depan dewan dalam film The Iron Lady (2011).Master Yourself!
Semuanya telah dipersiapkan, kini kuasai materi dan diri Anda sendiri. Percuma Anda berkutat dengan bermacam program dan data demi membuat sebuah presentasi yang impresif, tapi tidak menguasai materi dan diri sendiri. Mengerti materi yang akan disampaikan sama dengan membawa artileri terbaik ke medan perang. Jika Anda telah menguasai betul materi public speaking yang akan disampaikan, ini akan berdampak langsung pada penguasaan diri. Keringat dingin, perut mulas, tangan gemetar, sampai rasa grogi dapat dikurangi dengan penguasaan materi yang baik. Tambahan lagi, jika memang masih ada waktu, cobalah untuk mengenali audiens yang akan Anda hadapi. Setidaknya Anda akan tahu bagaimana pemilihan kata atau gesture yang tepat untuk digunakan.The Show is Now On
Saat yang dinanti pun tiba, kini saatnya Anda unjuk gigi. Pastikan semua bahan dan materi yang telah dipersiapkan jauh-jauh hari tidak ada yang tertinggal. Jangan sampai secuil flashdisk mengacaukan presentasi Anda. Tak ada yang perlu ditakuti jika memang Anda telah menguasai secara matang apa yang akan disampaikan. Ada tiga poin penting yang harus Anda perhatikan saat presentasi berlangsung:- Stay strong: awali presentasi dengan kalimat-kalimat yang dapat mengimpresi audiens di depan Anda. Tunjukkan bahwa keberadaan Anda di sana memang untuk menjelaskan atau memberikan suatu informasi. Sekali lagi, jangan grogi!
- Keep calm: tetap jaga ritme dan tone suara Anda saat menyampaikan presentasi. Jika memang ada hal yang perlu penekanan, tegaskan suara Anda tanpa perlu berlebihan. Untuk hal yang sifatnya ‘kabar baik’ sedikit naikkan tone suara Anda dan boleh sedikit lebih ekspresif dalam menyampaikannya. Namun untuk hal yang sepertinya ‘kabar buruk’ santaikan muka Anda dengan tone suara yang lebih tegas, tunjukkan bahwa Anda pun masih menyimpan rasa optimis walaupun hal yang ada sampaikan membuat audiens pesimis.
- Keep confidence: Anda sudah mengantongi sejuta pengetahuan yang berkaitan dengan presentasi tersebut bukan? Percaya diri lah selama Anda melakukannya. Ingat, sebisa mungkin tidak mengeluarkan kata maaf jika keadaan tidak mendesak, Anda sedang berhadapan dengan klien penting bukannya acara halal bihalal. Kepercayaan diri sendiri juga jangan disalah artikan menjadi pongah, jadilah diri sendiri dengan penguasaan yang sudah Anda pahami.
- Stay up: Inilah gesture terpenting yang harus Anda jaga selama melakukan presentasi. Tetap berdiri, sebisa mungkin agak menjauh dari laptop atau screen yang terpampang. Hindari menaruh tangan di saku celana atau jas dan gunakan tangan Anda untuk melengkapi pemaknaan saat menjelaskan sesuatu. Tetap fokuskan mata Anda kepada audiens, jangan sampai kepala tertunduk atau bola mata kabur kesana kemari.
- Keep cool: Saat sampai di penghujung presentasi, tutuplah dengan kalimat-kalimat yang classy dan elegan sama seperti saat Anda membukanya. Tak perlu Anda mengucap, “Apabila ada kesalahan kata saya mohon maaf bla bla bla..”. Ingat, presentasi berakhir bukan berarti penilaian terhadap diri Anda berakhir pula. Tetap jaga gesture dan tutur kata, karena audiens masih menghujam mata pada diri Anda sampai acara benar-benar usai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar