Berapa usia anak Anda? Nah, akan ada waktu ketika anak-anak kita beranjak besar dan mulai bertanya tentang sesuatu yang mungkin membuat kita merah muka; seks. Atau kalau pun tidak bertanya, mereka menyatakan dan mungkin juga tidak sadar akan artinya, karena pengaruh pergaulan. Bagaiama menyikapinya?
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan anak soal seks adalah normal. Seiring bertambahnya usia, otak anak mengalami perkembangan. Sebagai konsekuensinya orang tua harus memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan anak agar pengetahuan anak bertambah.
Memasuki usia prapubertas, anak-anak mulai tertarik pada hal-hal berhubungan dengan reproduksi. Salah satu di antaranya tentang kehamilan dan kelahiran. Menghadapi peranyaan seputar masalah seks, orang tua harus keluar dari budaya tabu membicarakan seks.
Yang harus kita perhatikan benar adalah jangan sampai anak mengetahuinya dari teman atau buku-buku yang tidak cocok untuk mereka. Orang tua harus memberi jawaban yang sesuai dengan usia, perkembangan mental dan perkembangan emosi anak, serta menguncinya dengan pengetahuan agama. ‘Contohnya, sel sperma dapat bertemu di rahim ibu melalui proses hubungan suami istri yang sudah menikah.
Dalam menjawab pertanyaan, orang tua juga perlu mengenali anak-anaknya. Ada anak yang setelah mendapat jawaban, dia berhenti bertanya. Ada anak yang terus bertanya sampai dia merasa puas. Agar dapat memberi jawaban, orang tua dituntut untuk terus menambah pengetahuannya dengan banyak membaca.
Usahakan pula menjalin hubungan yang harmonis dengan anak, dengan cara berkomunikasi yang baik agar anak tidak merasa enggan untuk berbicara dengan orang tua. Jika orang tua memberi rasa aman pada anak, anak akan merasa nyaman untuk bertanya. Jika Ibu merasa malu menjawab, katakan perasaan Ibu.
Misalnya, ”Aduh, Mama malu menjawabnya.” Jika ibu belum punya jawabannya, katakan pada anak bahwa Ibu tidak tahu dan silakan berjanji untuk mencarinya di buku atau bertanya pada orang yang lebih mengetahuinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar