Senin, 14 Januari 2013

Tanpa Sekolah Bisa Sukses?

Begitu anda membaca judul di atas, apakah yang ada di pikiran anda? Apakah jawaban “YA”? ataukah “TIDAK”?

Pada perkembangan masyarakat sekarang ini, judul seperti diatas akan menimbulkan kontroversi dan memicu pro-kontra, sebagian besar orang akan menjawab “Tidak” sementara beberapa orang lainnya akan menjawab “Ya”.

Mengingat pada zaman sekarang ini di masyarakat telah tertanam sebuah pola pikir (mindset) “tidak diperlukan bagi seorang pengusaha untuk sekolah pada taraf yang tinggi untuk meraih kesuksesan”, dan bahkan lebih extreme lagi adanya pola pikir “buat apa sekolah mending cari duit” . Kedua bentuk pola pikir inilah yang membuat banyak orang berpikiran bahwa sekolah bukanlah merupakan hal penting saat ini. Begitu banyaknya acara seminar-seminar motivasi pengusaha yang mengangkat tema “Orang Bodoh yang menjadi sukses” dengan menceritakan tentang pengalaman pengusaha-pengusaha sukses terdahulu yang dapat sukses walaupun mendapatkan cap “Bodoh”. Hal inilah yang seringkali di salah interpretasikan oleh masyarakat bahwa orang yang tidak sekolah pun bisa menjadi sukses.

Bodoh. Kata “Bodoh” yang sering anda dengar dalam seminar-seminar motivasi bergengsi, seminar motivasi pengusaha pada umumnya itu mengacu pada orang-orang yang malas dalam bidang akademisi, bukan mengacu pada orang-orang yang tidak pernah mencicipi bangku sekolah atau tidak pernah masuk dalam ranking kelas. Statement selanjutnya adalah “anda tidak perlu sekolah untuk menjadi sukses”“Tanpa ilmupun anda bisa sukses”, dan ini merupakan awal dari pokok permasalahan entrepreneur yang ada.

Berikut adalah fakta-fakta tentang sedikit “tokoh yang sukses tanpa bersekolah” yang seringkali di salah interpretasikan oleh masyarakat dengan bahasan nya:
yang seringkali anda dapatkan baik dari membaca maupun menghadiri seminar yang notabene seringkali diucapkan atau dibawakan oleh orang-orang yang gagal dalam bidang akademi mereka, drop-out dari sekolah, tidak naik kelas berulang kali, dsb (kegagalan dalam bidang akademisi), hal inilah yang seringkali menjadi mis-interpretasi oleh para pendengarnya menjadi

1. Bill Gates


Merupakan tokoh favorit yang sering dibawakan dalam seminar dan merupakan salah satu tokoh yang sering dijadikan pokok inspirasi bagi entrepreneur-entrepreneur muda. History yang disampaikan pada setiap seminar motivasi tentang Bill Gates yang ‘drop-out’ atau berhenti dari sekolahnya, lalu menjadi sukses karenanya, inilah yang seringkali masyarakat hanya melihat poin cerita tersebut bahwa tidak perlu sekolah dan Bill Gates sukses. Pada faktanya adalah, bahwa Bill Gates sendiri pada usia sekitar 13-14 tahun sudah dapat memprogram komputer sekolahnya sendiri dengan menggunakan bahasa BASIC, dan dia bersama 3 temannya telah dipekerjakan oleh Computer Center Corporation untuk mencari bug dalam software mereka. Pada umur 17 tahun dia telah membuat Traffic Counter dengan menggunakan proccesor intel 8008. Dan dia setelah diterima berkuliah di Harvard, dia menghentikan kuliahnya untuk mengejar impiannya (bukan karena dia bodoh).

2. Thomas A Edison


Berhenti dari sekolahnya bukan karena dia bodoh melainkan karena dia termasuk dalam orang yang menderita kelainan yang dikenal dengan nama ADHD, yaitu dia tidak bisa diam, selalu bertanya dan jarang fokus pada satu hal karena terlalu banyak yang ingin dia ketahui. Hal ini lah yang memaksa dia untuk berhenti sekolah karena ADHD cenderung tidak akan cocok dengan program pembelajaran yang diterapkan di sekolah pada umumnya. Thomas A Edison sendiri walaupun berhenti dari sekolahnya, dia tidak pernah berhenti belajar, ibunya yang mengajari dia di rumah (sekolah informal).

Bill Gates dan Thomas A Edison hanyalah sedikit dari beberapa tokoh yang sukses justru setelah mereka berhenti bersekolah, namun pada sendirinya dapat kita lihat bahwa mereka berhenti sekolah (formal) merupakan karena keterpaksaan mereka, dikarenakan adanya tujuan dalam hidup yang ingin mereka capai. Tapi apakah mereka benar-benar berhenti bersekolah? Jawabnya adalah TIDAK. Karena mereka sendiri juga tetap belajar akan banyak hal yang sering kita sebut sebagai sekolah informal.

Lalu apakah sekolah menjadi jaminan anda untuk sukses?

TEPAT SEKALI. Sekolah pada definisi sesungguhnya adalah proses belajar-mengajar, proses transfer ilmu. Sekolah dengan bangunan berlabel SD, SMP, SMA, PERGURUAN TINGGI pada saat ini hanyalah salah satu bentuk dari sekolah, bukanlah secara keseluruhan. Anda keluar dari SMA lalu bekerja di bengkel untuk belajar membangun bengkel anda sendiri, lalu setelah anda merasa mampu, anda keluar lalu membangun bengkel anda sendiri lalu anda menjadi sukses, itu juga merupakan suatu bentuk dari sekolah itu sendiri (sekolah informal).

Di samping itu juga, memang pada faktanya bahwa beberapa orang sarjana lulusan S-1, sarjana lulusan S-2 dan bahkan S-3 banyak sekali yang menganggur, namun itu bukanlah karena faktor sekolah mereka, namun dari metode mereka pada saat mereka bersekolah dahulu, yang rata-rata mahasiswa sekarang hanya sekolah bertaraf tinggi hanya untuk gengsi semata, sehingga tidak ada ilmu yang berhasil ditransferkan kepada pola pikir mereka, dan tidak dipungkiri lagi ini disebabkan juga oleh karena adanya pola pikir “Tanpa sekolah pun bisa sukses” yang salah, serta salah satu penyebabnya adalah minimnya tingkat kesadaran di dalam mahasiswa sendiri untuk menggali potensi mereka dan meningkatkan kreativitas dari ilmu yang mereka dapatkan di bangku kuliah.

Dengan mengenyam bangku pendidikan yang tinggi pun bisa meminimalisir tingkat kerugian usaha. Seperti yang anda ketahui, bahwa dalam setiap usaha memiliki tingkat resiko, berikut adalah gambaran sederhana antara orang yang mengenyam pendidikan tinggi dan yang tidak sama sekali dalam aspek resiko mendirikan suatu usaha:
  • Lulusan SMA. Anda ‘meng-hemat’ 4 tahun anda serta uang sekitar 100 juta yang seharusnya anda gunakan untuk mengenyam bangku kuliah. Dan anda memulai usaha anda dengan modal 100 juta tersebut, berapa tingkat resiko yang anda miliki? Dengan gambaran bahwa anda tidak mengerti secara detail pokok dari manajemen dan akuntansi, serta minim informasi dan pengetahuan tentang hokum, tentu saja tingkat resiko anda akan menjadi 2x lipat bahkan lebih daripada mereka yang mengenyam bangku kuliah secara serius. Dengan tingkat resiko yang begitu besar belum tentu anda dapat menghasilkan profit yang tinggi, dan akan butuh waktu yang cukup lama bagi anda untuk memperluas jaringan perusahaan anda karena minimnya pengetahuan tentang bagaiman melakukannya.
  • Lulusan S-1. Anda telah menggunakan 4 tahun anda untuk mempelajari seluk-beluk dasar pendirian usaha, setelah 4 tahun tersebut anda siap untuk memulai usaha dengan pokok perencanaan yang matang dan telah diuji dengan ilmu yang telah anda dapatkan. Maka, di saat anda terjun ke dalam dunia bisnis tingkat resiko anda akan jauh berada di bawah masyarakat yang tidak mengenyam bangku kuliah, bukan? Serta anda telah memiliki rencana bahkan untuk beberapa tahun ke depan, begitu pula teknik-teknik meningkatkan profit pun juga telah anda dapatkan dalam proyek business plan anda sebelumnya.
Berdasarkan hal di atas dapat disimpulkan bahwa sekolah, baik formal maupun informal, itu memang mutlak menjadi jaminan bagi anda untuk menjadi sukses. Jangan berhenti bersekolah dan janganlah berhenti belajar teman-teman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar