Sabtu, 31 Agustus 2013
Otak Pengaruhi Panjang Umur Seseorang
Telah lama para ilmuwan merenungkan alasan mengapa manusia dan primata lainnya memiliki kepala yang relatif lebih besar dan lebih kuat. Gajah memiliki otak terbesar daripada volume otak hewan darat lainnya. Namun hal itu relatif karena ukuran tubuh, tetap manusia-lah yang memegang rekor ukuran otak.
"Harus ada keuntungan memiliki ukuran otak yang lebih besar, karena otak besar sangat mahal untuk dikembangkan dan dipelihara, benar-benar mahal," kata pemimpin peneliti Nancy Barrickman, seorang mahasiswa pascasarjana di Departemen Antropologi Biologi dan Anatomi Universitas Duke.
Dengan membandingkan ukuran otak dan fitur perkembangan lainnya dari 28 spesies primata, Barrickman dan rekan-rekan menemukan primata dengan otak yang lebih besar dan oleh sebab itu ia membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mencapai kematangan seksual.
Para peneliti berfokus pada primata yang hidup di alam liar, karena otak dari spesies di penangkaran cenderung tumbuh lebih cepat. Tim Ache meneliti hal ini di hutan lindung tropis di Paraguay timur.
"Lamanya waktu yang dihabiskan otak untuk bertumbuh, akan menghasilkan sesuatu yang berguna. Jangka waktu untuk hidup cenderung lebih lama dan memiliki kemampuan untuk bereproduksi lebih cepat. Di sisi lain, keturunan akan banyak dimiliki," kata Barrickman.
Analisis menunjukkan ukuran otak yang besar dihubungkan dengan umur yang panjang daripada laju reproduksi.
Para peneliti menduga kemampuan otak yang lebih besar memungkinkan primata untuk lebih cerdas mempelajari teknik menemukan makanan, menghindar dari predator, dan memiliki keterampilan sosial.
Sebagai contoh, penelitian oleh rekan-rekan Barrickman yang menunjukkan kejeniusan dari semua lemur, yang disebut Aye-Aye, memiliki teknik mencari makanan yang aneh. Lemur yang memiliki telinga seperti kelelawar diperkirakan membutuhkan kekuatan otak ekstra untuk menguasai keterampilan dalam mencari makanan. Saat mereka menemukan larva serangga, kemudia mereka akan menekan batang pohon dan mendengarkan suara sebagai tanda bahwa di dalamnya ada makanan.
"Dibutuhkan waktu satu setengah tahun untuk mempelajarinya dan di kala itu pula bayi perlu menghabiskan banyak waktu untuk memperhatikan pola ibu atau induknya," kata Barrickman.
Para peneliti menemukan kecocokan antara manusia dengan pola dasar ukuran otak dan kaitannya dengan umur panjang. Manusia yang hidup sebagai makhluk pemburu dan pengumpul makanan, dengan demikian mereka tidak memiliki intensitas waktu bersama bayi mereka. Rata-rata hanya selama tiga tahun.
"Dalam masyarakat berburu dan mengumpulkan makanan, tiga tahun adalah waktu yang singkat. Para ibu di Afrika memiliki waktu tiga tahun berada di sekitar semak Afrika dengan posisi bayi yang berada di punggung. Itu benar-benar hal yang sulit," kata Barrickman.
Sebagai penolong manusia, otak bertumbuh bukan hanya karena anak melihat ibunya. Ini juga akibat adanya keluarga, seperti ayah, kakek, nenek, adik, kakak, dan lain-lain.
Penelitian ini didukung oleh penelitian ilmiah masyarakat Sigma Xi, American Museum of Natural History di New York dan Ruggles Gates Dana Antropologi Biologi di Inggris.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar