MALAS merupakan salah satu penyakit mental/jiwa, namun demikian istilah ini tidak ada dalam kamus psikologi, sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga kata ‘malas’ memiliki arti tidak mau atau segan melakukan suatu pekerjaan.
Tidak ada manusia normal di dunia ini yang menyukai sifat malas, semua orang benci dengan penyakit yang satu ini karena betapa buruk akibat yang timbulkannya. Secara sederhana dapat kita katakan orang tidak mungkin kaya jika ia malas bekerja, mahasiswa tidak akan pintar jika dirinya malas belajar, dan kita akan mudah terkena penyakit jika kita malas berolahraga. Malas juga disinyalir menjadi penyebab utama seseorang berbuat kejahatan, bagaimana tidak, jika kemiskinan dan kebodohan telah bersatu dalam diri seseorang ditambah dengan pendidikan agama yang kurang maka sangat sulit orang tersebut tidak melakukan kejahatan kepada orang lain.
Nah, berikut ini ada beberapa kiat yang dapat dijadikan referensi sebagai usaha kita mengatasi penyakit malas yang ada dalam diri sendiri maupun orang lain.
Kiat Utama
Biasanya manusia yang telah dewasa baik laki-laki maupun perempuan pernah mengalami suatu kondisi yang dinamakan jatuh cinta. Ketika itu semuanya terasa indah, hidup menjadi lebih bersemangat dan penuh dengan gairah. Hal-hal yang berat menjadi ringan bahkan suatu pekerjaan yang mustahil dilakukan oleh manusia pada umumnya menjadi hal yang biasa bagi orang yang tengah jatuh cinta, maka tidak terlalu salah jika kebanyakan dari kita menyebut orang yang sedang jatuh cinta itu seperti orang gila.
Fenomena inilah yang akan kita jadikan sebagai kiat utama dalam mengatasi penyakit malas. Yaitu bagaimana caranya kita dapat menumbuhkan rasa cinta terhadap hal-hal yang biasanya membuat kita malas namun wajib untuk dilakukan seperti beribadah, bekerja, menuntut ilmu, dan lain sebagainya.
Kebanyakan orang mengatakan bahwa cinta itu anugerah yang masuk dengan begitu saja ke dalam hati seseorang. Namun dalam beberapa urusan tidak selalu demikian, karena ternyata banyak orang yang berhasil menumbuhkan rasa cinta terhadap sesuatu hal dengan melakukan beberapa tips tersendiri, yaitu dengan cara mengenal lebih dekat objek yang akan dicintai, melihat setiap kebaikan-kebaikan yang telah diberikannya, dan membayangkan segala manfaat yang akan didapati jika hal tersebut dicintai.
Sebagai contoh, kita akan menjadi rajin beribada kepada Allah Swt jika kita lebih mengenal siapa Allah, mengetahui dan menyadari kebaikan-kebaikan yang telah Allah berikan kepada kita dan berbagai macam manfaat jika kita mau mencintainya yaitu mendapat kehidupan yang baik di dunia, dimasukkan ke dalam syurga dan dibebaskan dari panasnya api neraka.
Atau contoh yang lain, jika kita telah mengetahui manfaat menulis bahkan sampai titik yakin karena telah merasakan sebagian dari manfaatnya maka kita akan selalu bersemangat dalam menulis mengingat segala manfaat yang telah kita rasakan dan manfaat-manfaat lain yang belum dirasakan yang niainya jauh lebih besar dari yang sekarang.
Kiat Pendukung
Selain kiat utama yang telah dipaparkan diatas, ada lagi kiat pendukung yang dapat menjadikan penyakit malas semakin terkikis dari diri kita secara berkesinambungan, diantaranya; biasakan pola hidup sehat, mengubah paradigma yang mengatakan “hidup ini beban” menjadi “hidup ini kesempatan”, kurangi menyalahkan orang lain dan biasakan evaluasi diri karena kegagalan hidup seseorang paling banyak disebabkan oleh sifat suka menyalahkan orang lain seperti mengatakan “saya sekarang hidup sengsara seperti ini karena orang tua saya dahulu tidak menyekolahkan saya hingga ke perguruan tinggi”.
Kiat pendukung lainnya adalah berfikir positif. Ketika orang bisa berfikir positif sesungguhnya ia telah medapatkan kebahagiaan dalam hidup ini karena apapun yang terjadi pada dirinya adalah kebaikan semua, baik ketika mendapat rezeki maupun ketika mendapat musibah. Jika dia diberi sehat maka ia berfikir bahwasannya dirinya sedang diberi nikmat maka harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk melakukan kebaikan yang banyak, jika ia diberi sakit maka ia berfikir Allah ingin ia beristirahat dari kesibukan sehari-hari, sebagian besar dari dosa-dosa yang pernah ia perbuat akan dihapus oleh Allah karena penyakit yang sedang ia derita sekarang.
Selain itu, cobalah rekreasi ke tempat-tempat yang tidak biasa dilakukan kebanyakan orang seperti pergi ke tempat-tempat perkampungan miskin sembari menyiapkan sedikit rizki entah itu berupa nasi bungkus atau sedikit uang untuk mereka, kita berikan kepada mereka sambil mengusap kepalanya. Selain itu kita juga bisa mengunjungi teman-teman kita yang sedang sakit, mengantar mayit ke kuburan (khusus bagi laki-laki). Ataupun jika di daerah kita tidak ada yang meninggal, kita bisa berziarah kubur kapan saja kita mau, disana kita merenung bahwasannya orang-orang yang ada di dalam kubur ini senantiasa memohon kepada Allah agar bisa dikembalikan ke dunia walau hanya untuk sekedar melakukan shalat dua rakaat atau bersedekah sebiji kurma.
Allah Swt berfirman “Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang diantara kalian; lalu berkata, “Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang shaleh ?.” (QS. Al-Munafiqun: 10).
Juga dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa suatu ketika Rasulllah Saw melewati sebuah kuburan, kemudian bertanya, ”siapa penghuni kuburan ini ?”, mereka menjawab, “Ini kuburan si Fulan”, lantas Rasulullah Saw bersabda, “Dua rakaat lebih dia cintai daripada dunia kalian.” (Shahibut Targhib wat Tarhib. No. 391). Wallahu a’lam.
sumber: http://islampos.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar