JANGAN pernah berharap hidup tanpa ujian, tapi berharaplah agar kita diberi kekuatan untuk menghadapinya. Dan inilah kisah saya ketika melewati hari-hari di kota Malang. Ketika itu rumah kontrakan saya yang dulu sepi namun menjadi lama-kelamaan sedikit lebih semarak dengan kehadiran penghuni-penghuni baru. Keragaman sifat dan karakter mereka mewarnai hari-hari saya di kota Malang saat ini. Ada satu hal yang selalu kami sekeluarga (kontrakan) lakukan ketika malam menjelang. Setelah sholat isya’ kami suka berkumpul di kamar salah seorang penghuni kontrakan dan mulai saling bercerita.
Kami bisa membicarakan apa saja, mulai dari cerita lucu yang muncul dari kegiatan keseharian kami hingga harapan-harapan besar akan masa depan kami. Pada suatu sesi, saat kami bercerita tentang Jepang, salah seorang mulai bercerita mengenai apa yang ia sukai dari Negeri Sakura itu. Mulai dari kemajuan teknologi, kekuatan budaya lokalnya, hingga kekuatannya sebagai salah satu raksasa ekonomi dunia. Yang paling menarik adalah saat salah seorang penghuni kontrakan dengan polosnya mengatakan bahwa hal yang paling menginspirasi dari jepang adalah Doraemon.
Pikiran saya kembali menerawang jauh, jauh menyusuri masa-masa ketika saya duduk di bangku sekolah dasar. Saya ingat betul bahwa Doraemon adalah kartun pertama yang saya tonton, kartun pertama yang saya sukai. Saat itu saya merasa seperti diajak untuk berpetualang ke negeri impian yang tak pernah saya temui.
Saya tumbuh bersama Doraemon. Alat-alat yang keluar dari kantong ajaibnya benar-benar memenuhi segala ekspektasi imaji saya tentang segala keajaiban yang saya bayangkan akan terjadi di sekitar saya.
Saat semua teman satu kontrakan menertawakan pilihannya untuk menjadikan Doraemon sebagai hal yang paling berkesan dari jepang, saya hanya tersenyum kecut. Dalam hati saya menyetujui hal tersebut.
Doraemon telah menginspirasi saya dalam beberapa hal. Secara lucu, ia telah memberi saya beberapa pelajaran hidup yang saya ingat hingga sekarang.
Dalam berbagai plot, digambarkan bahwa Nobita sebenarnya tahu bahwa jika ia tidak mengerjakan PR, ia akan dimarahi pak guru. Tapi tetap saja ia memilih untuk bermalas-malasan, bermain, atau tidur siang tanpa menyentuh PR nya sama sekali. Sama seperti kita yang sebenarnya sudah tahu masa depan seperti apa yang menunggu kita jika kita bermalas-malasan, tapi tetap saja tidak mau bergerak untuk mengupayakan sesuatu agar masa depan kita lebih baik. Jika sudah begitu Doraemon lah yang turun tangan.
Di plot lain digambarkan bahwa jika sedang menghadapi sebuah masalah, maka Nobita akan segera meminta bantuan pada Doraemon. Dengan berbagai alat canggihnya Doraemon tidak pernah mengeluarkan alat yang berusaha menghindarkan Nobita dari masalah, tapi selalu mengeluarkan alat yang membantu mereka untuk menghadapi masalah dengan lebih baik. Ia tidak pernah menyulap agar tidak ada PR sama sekali dari sekolah Nobita, tetapi Ia selalu mengeluarkan alat-alat yang bisa membantu Nobita untuk mengerjakan PR dengan lebih mudah. Nobita juga tidak pernah meminta alat yang membuatnya tidak dipukul Giant atau bahkan menghilangkan Giant sama sekali dari hidupnya, tapi ia selalu minta alat yang bisa membantunya untuk menghadapi Giant.
Perspektif itulah yang seharusnya kita pakai untuk menjalani kehidupan. Jangan pernah berharap hidup tanpa ujian, tapi berharaplah agar kita diberi kekuatan untuk menghadapinya. Karena sesungguhnya, hidup ini merupakan rangkaian cobaan dan ujian. Sama seperti sekolah, jika kita mampu menghadapi sebuah ujian, maka kita akan segera dihadapkan pada ujian yang lebih berat. Begitu seterusnya hingga suatu saat kita tersadar bahwa ujian-ujian tersebuat telah mengantarkan kualitas kemanusiaan kita pada derajat yang lebih tinggi.
Pelajaran yang begitu dalam, saya dapatkan dari lawakan tokoh-tokoh kartun pujaan saya ketika kecil. Sepele dan terkesan seperti banyolan. Tapi tetap berharga bagi saya, karena sesungguhnya, pelajaran berharga mengenai kehidupan bisa kita ambil dari hal kecil dan sederhana di sekitar kita.
Oleh: Reza Yoga, Blogger Indonesia Muda-Malang, rezayoga.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar