Kapan sih sebenarnya kita akan mulai
belajar tentang keselamatan diri kita saat berkendara?? Mungkin bila
kita waktu kecil, sebelum berangkat ke sekolah jalan kaki maupun naik
sepeda, orang tua pasti berpesan “Nak, ati-ati di jalan yah, liat kanan
kiri kalau mau nyebrang ya…” dan kita cuma jawab “iya buk”. Sedari kecil
kita sebenarnya udah dilatih sama orang tua kita, guru-guru kita,
maupun teman kita sendiri. Malu ah kalau temen sebaya bisa nyebrang
jalan sambil tengok kanan kiri sedang kita tidak bisa. Hemmm…Okeh
lupakan waktu kecil dahulu..masa kecilku emang sederhana, tapi
Alhamdulillah punya orang tua yang mau memberi nasehat sampe sekarang,
meski sudah sepuh tapi kita tak akan pernah lupa sewaktu kita berangkat
pergi kerja dari rumah setelah mencium tangan beliau mereka mengucapkan
“Ati-ati di jalan yah, jangan lupa berdoa”, kalimat yang menyentuh meski
diucapkan tiap hari tanpa pamrih dari orangtua kita. Yup..mari kita
simak ulasan dibawah.
Ngomong-ngomong kita kali ini dimulai
dari perlengkapan standar selama berkendara motor kudu yang menjadi
perhatian seperti helm SNI, rompi, sarung tangan, jaket dan sepatu.
Perlengkapan standar meminimalisir kecelakaan, yang kamu kudu ketahui
bahwa dari seluruh kecelakaan lalu-lintas yang terjadi di jalan raya,
faktor kelalaian manusia (human error) memiliki kontribusi paling
tinggi. Yaitu mencapai antara 80-90 persen dibandingkan faktor
ketidaklaikan sarana kendaraan yang berkisar antara 5-10 persen, maupun
akibat kerusakan infrastruktur jalan (10-20 persen). Saya bertempat
tinggal di Surabaya, tiap hari pergi praktek pake motor. Sering sekali
pas melintas di depan Wonokromo ada petunjuk statistik menunjukkan angka
kematian akibat dari kecelakaan lalu-lintas. Statistik yang membuat
ngeri bahkan angka kematian terbanyak dari pengendara motor. Angka ini
naik tiap tahun, tidak ada kecenderungan menurun. Sekarang ini jumlah
motor di Surabaya makin meningkat, bahkan kalau lewat Jl. Ahmad Yani nih
pagi maupun sore maceeetnya bukan main. Jadi menurutku menjadi seimbang
bila terjadi kenaikan jumlah motor dengan resiko kecelakaan
lalu-lintas.
Tapi apa kah ini tidak bisa ditanggulangi? Menurutku sih
bisa asal ada kemauan. Di Surabaya kampanye safety riding udah membumi
sejak beberapa tahun yang lalu, pihak Kepolisian bekerjasama dengan
media massa seperti Jawa Pos biasanya memberikan semacam award bagi
pengguna jalan yang melewati area safety riding di daerah Ahmad Yani.
Tapi gak hanya di jalan ini kita kudu ber-safety riding, tapi dimanapun
kita berkendara. Awardnya apabila foto kita dimuat Jawa Pos tentunya
sedang menggunakan atribut standart seperti jaket, helm SNI dengan motto
“klik”, pake sepatu, menyalakan lampu kota, jaket, mengendarai motor di
jalur sebelah kiri dan tentu kelengkapan motor seperti spion,
menyalakan lampu kota, kelengkapan surat-surat. Wah kita bisa ambil
hadiah di Jawa Pos, suatu ide yang menarik menurutku untuk memacu
pengendara mematuhi peraturan yang ada.
Okeh kita akan menuju hal yang lebih
ilmiah, tentunya tentang bidang saya yang saya tekuni. Cerita ini
berawal waktu saya dan istri mengikuti kursus ATLS (Advance Traumatic
Life Support) tahun lalu di RSU dr. Soetomo, ATLS adalah salah satu
syarat dokter bekerja di UGD Rumah Sakit. Salah satu pengajar, beliau
seorang dokter Anestesi terkenal di Surabaya memberikan sebuah joke pada
peserta. “Hayo naik apa tadi kesini?” sambil menunjuk salah seorang
peserta, kebetulan yang ditunjuk menggunakan motor..hehehe..”Naik motor
dok” Jawab peserta tersebut, “trus berapa sih harga helm-mu??”tanya lagi
sang pembicara. “Harganya 125 ribu dok” jawabnya lagi. “Waah berarti
harga kepalanya cuma 125 ribu yah???”.. langsung disambut ketawa di
ruang kursus..hahaha..ngerti kan maksudku, dengan harga segitu kita
melindungi kepala kita??Apalagi yang lebih murah??..hemmm coba dipikir
deh!! itu sih cuma sekelumit cerita aja, kalau gak lucu mohon
dimaafkan..hehehe.
Kemudian beliau menerangkan bahwa cidera
kepala (head injury) banyak terjadi pada kasus kecelakaan, saya
menerangkan disini bahwa kasus kecelakaan lalu-lintas bisa mengenai
semua organ. Tapi organ kepala adalah salah satu organ terpenting dalam
kasus kecelakaan. Bila jatuh atau trauma mengenai kepala, bisa ditebak
pasien dengan kasus seperti ini akan mengalami penurunan kesadaran yang
bisa berakibat kematian. Waktunya pun tidak lama dalam hitungan menit
apabila cidera kepalanya fatal dan perdarahannya massif.
Trauma kepala
adalah suatu trauma yang mengenai daerah kulit kepala, tulang tengkorak
atau otak yang terjadi akibat injury baik secara langsung maupun tidak
langsung pada kepala. Berbicara memasuki abad ke-21 pola penyakit di
Indonesia menunjukkan perubahan pada transisi epidemiologi, yaitu dari
pola penyakit dan kematian yang semula didominasi oleh penyakit infeksi
bergeser ke penyebab kematian karena penyakit non infeksi (Non
Communicable Disease). Di Indonesia, sebagian besar (70%) korban
kecelakaan lalu-lintas adalah pengendara sepeda motor dengan golongan
umur 15-55 tahun dan berpenghasilan rendah, dan cedera kepala merupakan
urutan pertama dari semua jenis cedera yang dialami korban kecelakaan.
Proporsi disabilitas (ketidakmampuan) dan angka kematian karena
kecelakaan masih cukup tinggi yaitu sebesar 25% dan upaya untuk
mengendalikannya dapat dilakukan melalui tatalaksana penanganan korban
kecelakaan di tempat kejadian kecelakaan maupun setelah sampai di sarana
pelayanan kesehatan (Yusherman, 2008). Jadi angka kematian di Indonesia
telah bergeser dari penyakit infeksi ke non infeksi beberapa tahun
terakhir ini. Yang patut kita ketahui kesadaran masyarakat tentang
kesehatan juga meningkat terutama penyakit-penyakit infeksi, tentunya
dengan banyaknya informasi yang bisa diserap dari media elektronik
maupun media massa.
Data Kepolisian RI tahun 2009
menyebutkan, sepanjang tahun itu terjadi sedikitnya 57.726 kasus
kecelakaan lalu-lintas di jalan raya. Artinya, dalam setiap 9,1 menit
sekali terjadi satu kasus kecelakaan lalu-lintas. Jika dihitung dari
pendapatan domestik bruto (PDB) Indonesia tahun itu, kerugian ekonominya
mencapai lebih dari Rp 81 triliun. Jumlah tersebut meliputi perhitungan
potensi kehilangan pendapatan para korban kecelakaan, perbaikan
fasilitas infrastruktur yang rusak akibat kecelakaan, rusaknya sarana
transportasi yang terlibat kecelakaan, serta unsur lainnya. (Departemen
Perhubungan, 2010)
Tapi saya sebenarnya sedih bila menerima pasien dengan cidera kepala maupun trauma yang lain akibat kecelakaan lalu-lintas
Nah banyak banget kan kerugian yang
diderita apabila kecelakaan, tidak hanya faktor ekonomi saja tapi bisa
menjadi kecacatan yang menetap. Dari data-data diatas dapat kita
simpulkan bahwa kecelakaan lalu-lintas sebenarnya dapat dicegah antara
lain:
Faktor manusia: Memakai pelengkapan
standar dalam berkendara, perilaku positif dalam pemakaian jalan, kudu
ada larangan mengemudikan kendaraan saat dalam pengaruh obat tertentu
dan alkohol, pake seatbelt dan kursi khusus bagi pengguna mobil yang
membawa bayi maupun anak-anak. Mempunyai SIM, surat-surat kendaraan kudu
disiapkan sebelum berangkat. Banyak juga kecelakaan akibat memakai
handphone waktu jalan dengan motor, sebaiknya jangan dilakukan karena
anda tidak akan konsentrasi dalam mengemudi. Kan sekarang tidak pake
seatbelt maupun memakai handphone saat mengemudi mobil dapat ditilang.
Bawa juga uang secukupnya kan kita gak tau motor bisa aja bannya bocor
ketika berkendara. Mematuhi rambu lalu lintas yang ada, marka jalan,
konsentrasi dalam berkendara. Jangan mengemudi bila ngantuk!
Faktor kendaraan dan lingkungan: Cek
selalu bila akan berkendara mengenai mesin kendaraan sebelum berangkat,
rutin diservis dan minimal ganti oli. Motor maksimal 2 orang, hati-hati
bila membawa anak kecil atau balita. Jalan yang lubang, kurang
penerangan agaknya harus semua sektor memahami akan hal ini. Karena
pengurangan resiko kecelakaan ini melibatkan semua sektor jadi harus ada
koordinasi yang baik atas segala permasalahan akibat kecelakaan lalu
lintas.
Oh iya jangan lupa sebelum pergi pake
motor atau mobil usahakan makan secukupnya dan tentunya kencing terlebih
dahulu. Karena bila terlalu lapar atau malah kekenyangan konsentrasi
kita buyar pas berkendara, kencing dulu bertujuan yang sama. Tapi ini
ada penjelasan medisnya, bila kandung kemih penuh selama berkendara
kemudian terjadi trauma tumpul atau tajam yang mengenai kandung kemih.
kandung kemih bisa robek dan robeknya kandung kemih bisa berakibat fatal
karena kandung kemih terdapat air seni yang terdapat banyak kuman yang
bila melewati robekan / barrier tadi masuk ke dalam rongga perut lama
kelamaan bisa terjadi sepsis (infeksi menyeluruh) yang mempercepat
kematian pada pasien trauma yang multipel.
Jadi safety riding sangat penting..
Semoga sampai di tujuan dengan selamat. Karena keluarga anda menunggu di rumah!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar