Menurut peneliti, perilaku yang disebut cunnilingus ini dilakukan kelelawar jantan ketika kelelawar betina berhenti bergerak dan bertujuan untuk merangsang dan melumasi organ reproduksi pasangannya.
Perilaku ini diketahui peneliti setelah melakukan pengamatan terhadap sebuah koloni beranggotakan 420 ekor kelelawar India (Pteropus giganteus) selama lebih dari 13 bulan menggunakan binokuler dan kamera video.
Kelelawar pemakan buah ini merupakan salah satu jenis kelelawar terbesar di dunia. Selama pengamatan, peneliti menyaksikan 57 kali aktivitas seks, kopulasi dan oral, yang kebanyakan dilakukan di pagi hari.
"Terlepas dari yang manusia lakukan, ternyata kelelawar juga melakukan oral seks sebagai bagian perilaku sanggama mereka," ujar Ganapathy Marimuthu, peneliti tentang kelelawar di Madurai Kamaraj University di India, seperti dikutip Livescience.
Dalam proses reproduksi, pada awalnya, kelelawar jantan akan merangsang penisnya hingga mengalami ereksi. Kemudian, dia akan mengejar kelelawar betina. Sekali menyentuh, betina biasanya melarikan diri. Kelelawar jantan kemudian mengikuti. Jika berhasil memikat betina, maka pejantan akan memulai seks oral.
Peneliti juga menemukan fakta bahwa durasi cunnilingus sebelum kawin akan memengaruhi durasi kopulasi. Semakin lama seks oral dilakukan, durasi kelelawar jantan untuk melakukan kopulasi semakin panjang. Hal ini menguntungkan baginya. Artinya, sperma memiliki waktu lebih lama untuk bergerak.
"Waktu kopulasi yang lebih lama membantu mobilitas sperma. Mobilitas sperma ini akan meningkatkan peluang terjadinya pembuahan," kata Marimuthu.
Aktivitas cunnilingus ini berlangsung kira-kira 50 detik, kemudian dilanjutkan dengan kopulasi selama 10 sampai 20 detik. Setelah kopulasi, kelelawar jantan kembali melakukan cunnilingus untuk 94 sampai 188 detik.
Marimuthu juga mencatat, perilaku seks oral yang dilakukan kelelawar jantan mungkin bertujuan untuk membersihkan vagina pasangannya dari sperma individu lain yang jadi pesaingnya. Perilaku ini seolah memberi kepastian bahwa sperma yang membuahi sel telur bukan milik pesaingnya.
"Dalam konteks ini, aktivitas seks oral yang dilakukan kelelawar jantan pasca-hubungan badan adalah perilaku maladaptive. Hal ini karena, ketika mereka melakukan hal tersebut, ada risiko si jantan menghilangkan sperma mereka sendiri," tulis peneliti dalam artikelnya yang dipublikasikan di jurnal PLOS ONE.
Perilaku seks oral ini tak hanya dilakukan kelelawar jantan. Pada jenis lain, dijumpai juga bahwa betina pun melakukan seks oral untuk merangsang pejantan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar