Senin, 07 Januari 2013

Agama Perlu atauTidak?


Agama perlu atau tidak sebenarnya itu pilihan hidup masih-masing, tapi disini gw mau nulis bagaimana gw memandang agama merupakan suatu pilihan "penting" bagi kehidupan manusia. Di artikel ini mari kita tinggalkan sejenak agama apa yang kita pakai. Anggaplah bacaan ini cuma menjadi opini  dan saya sama sekali tidak memaksakan pikiran saya, hanya mencoba sharing cara pandang dan pola pikir saya terhadap agama.

Sekali lagi saya tidak mendiskriminasikan suatu agama dan tolong jangan anggap artikel ini menjadi suatu yang berbau SARA. Ok saya mulai, pertama tanyakan pada diri anda seberapakah penting sebuah agama dan seberapa besar agama mempengaruhi hidup anda dan sekitar. Mungkin ada yang bilang sangat berpengaruh sekali bagi kehidupan kalian, tapi sampai mana pengaruhnya? Di agama diajarkan mana yang benar mana yang salah dan boleh dilakukan ataupun tidak boleh dilakukan,bagus sih tapi apakah anda pernah bertanya pada diri anda bahwa mengapa itu dilarang mengapa itu boleh dan mengapa tidak?

Intinya adalah seluruh agama mengajarkan kebaikan dan moral yang baik pula tapi apakah anda pernah menanyakan kenapa itu tidak boleh dan kenapa itu boleh? Mari kita berpikir humanis sejenak bahwa kita adalah makhluk yang sosial yang bisa berpikir dan mempunyai free will bila anda percaya. Maka sebenarnya moral-moral dan perintah-perintah agama tersebut merupakan suatu yang bisa kita nalar dari kehidupan sehari yang mana dengan teori apa yang engkau tabur maka itu yang engkau tuai, kecuali cara beribadah dan lain lainnya. Dengan berinteraksi sosial dengan sesama manusia dan bagaimana  kita memperlakukan  sesama manusia dan apa reaksi mereka terhadap perlakuan kita.

Itu sih gambar sederhananya tapi kalo saya bahas bisa panjang lebar sekali. Tapi sebenernya inti dari artikel ini bukan itu tapi lebih apa sih "upah" bila melakukan yang boleh dan tidak boleh dilakukan dari agama?. Yap pasti "gift" yang akan anda terima pada akhir  hidup anda.Neraka atau surga? Wah kalo dipikirin pasti senang dan ngeri juga ya, tapi apa anda pernah bertanya kepada diri anda bagaimana bila surga dan neraka ditiadakan. Apa anda tetap berbuat baik? apa anda akan berbuat sesuka anda? apakah perbuatan baik itu semata-mata hanya menginginkan "gift" yang menyenangkan dari maha kuasa? kalo begitu  anda tidak ada bedanya gajah yang di latih di sirkus sesuai kemauan sang pawang dan sebagai "gift" nya gajah itu diberi makan tapi bila dia tidak mau menurut gajah itu mendapat "gift" kengerian dari sang pawang.

Itu gambaran sederhananya.Lalu bagaimana dengan agama sendiri yang "menuntut" perintah dan larangan" dari agama tersebut,apa bisa manusia mau ngikutin perintah-perintah yang "ga masuk akal" dari agama itu doang? yang pasti ga. Pasti harus ada penyedap rasanya. Contoh anda tidak boleh mandi terlalu malam nanti diikutin tuyul/setan, tapi dalam pemikiran logisnya larangan itu dibuat agar itu tidak menjadi kebiasaan dan mudah terserang penyakit rematik. Tetapi kalo kita cuma dibilangin nanti dapet penyakit rematik mungkin kita tidak terlalu takut tapi kalo kita dibilangin nanti diikutin setan pasti kita takut. Tujuannya baik tapi    dengan begitu kita malah lebih takut setan dibanding penyakit dan ternyata setan dan tuyul itu tidak pernah terbukti ada bila kita mandi malam-malam malah rematiklah yang terbukti ada. Dari situ saya menyimpulkan bahwa priotaskan apa yang nyata dan sangat berpengaruh pada kehidupan kita dengan berpikir logika apa sih bukti nyata yang kita dapatkan bila melakukan suatu tindakan.

Jujur saja menurut pandangan saya agama itu "hanya" merupakan pembentukan prilaku manusia yang dulu sama sekali tidak tahu tentang perilaku manusiawi sehingga manusia berprilaku sesuka hati mereka yang anggap benar. Walaupun dulu sudah ada hukum yang mengatur tapi sekali lagi manusia tidak akan percaya sebigitu mudah kalau belum ditakut-takuti, sebagai contoh yang saya kasih di atas. Karena pada dasarnya kita termasuk golongan "hewan" yang memliki otak cerdas sehingga perilaku "beast" masih tersisa pada diri kita.

Kalo begitu  apa kita sebagai makhluk berpikir masih mau menelan penyedap rasa dari agama? itu tergantung anda memandang sang kuasa sebagai bagian penting dari hidup anda. Kalau saya pribadi agama diperuntukan bagi orang-orang yang "berkebutuhan khusus" dalam masalah kehidupan. Saya tidak bermaksud meremehkan atau apa tapi itulah kenyataan yang saya liat, dimana mereka tidak mengatahui tujuan hidup dan tidak memiliki harapan. Manusia cenderung bertolak ke agama, sehingga mereka berdoa dan bisa menenangkan pikiran dalam masalah hidupnya. Tapi yang saya sangat sayangkan bila seseorang itu fanatik akan sebuah agama sehingga mereka akan lakukan apapun yang mereka anggap benar walaupun itu tidak manusiawi, dan agama ini bisa di salah gunakan menjadi politik dan menjadi senjata bagi sesama manusia itu sendiri. Disitu saya melihat sisi negatif dari agama yang katanya adalah ajaran dari maha kuasa yang sempurna. Ada berapa korban dari tindakan tidak manusiawi yang dikarenakan agama? silahkan anda hitung korbannya dari masa ke masa. Terlalu banyak darah yang ditumpahkan hanya untuk agama.

Anda berkata itu adalah bentuk cinta manusia bagi sang pencipta? lebih baik saya tidak mencitainya dari pada saya menumpahkan darah orang lain untuk sebuah agama. Kalau kita melakukan peperangan, kekerasan atas nama agama, apa gunanya agama? kita sama saja kehilangan rasa manusiawi terhadap sesama. Itu artinya tujuan agama gagal total. Lalu buat apa kita percaya agama? itu bisa anda jawab pada diri dan kegunaan masing-masing. Tapi bukti nyata agama yaitu menjadi manusia yang lebih baik dan manusiawi bukan? lalu kenapa kita lakukan saja itu bukan hanya semata-mata ingin "gift" dari maha kuasa? contoh saya menyumbang bukan karena saya inging "gift" tapi semata-mata ingin membantu orang itu. Saya tidak membunuh bukan karena ingin"gift" tapi saya tidak akan pernah membunuh dan melukai seseorang. Karena itu semua adalah perilaku yang menurut saya manusiawi yang seharus bisa kita nalar dan pikirkan di era yang sudah maju ini.

Jadi apakah anda perlu agama?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar