Produsen ponsel pintar asal Kanada, BlackBerry, masih optimistis menatap tahun depan, meski kinerja perusahaan kuartal terakhir menunjukkan kemerosotan. Sempat merajai pasar ponsel pintar dunia, dalam beberapa tahun terakhir BlackBerry sempoyongan dari gempuran para kompetitornya, seperti Apple, Samsung, HTC, Nokia, dan lain-lain.
Menurut laman pocket-lint, pada 20 Desember silam, hasil laporan finansial Blackberry tergolong buruk. Pendapatan yang dihasilkan mencapai US$ 1,2 miliar setara Rp 14,6 triliun, pada akhir kuartal ketiga. Pencapaian itu anjlok 56 persen dari kinerja tahun lalu, US$ 2,7 miliar setara Rp 32,9 triliun, untuk periode yang sama.
Berbanding lurus dengan laporan keuangan, kinerja penjualan perusahan juga menurun. Pada kuartal ketiga, BlackBerry berhasil mengapalkan 4,3 juta ponsel pintar, padahal pada periode yang sama dua tahun lalu, perusahaan yang berpusat di Ontario itu mampu menjual 14,2 juta ponsel pintar.
Dalam sebuah surat terbuka, seperti dilansir Ars Technica, CEO interim BlackBerry, John Chen, membeberkan bagaimana BlackBerry menatap tahun depan.
Perusahaan akan mengandalkan layanan Enterprise, messaging dan bisnis QNX dan bisnis perangkat.
EnterpriseUntuk layanan di pasar perusahaan dan lembaga pemerintahan, BlackBerry mengklaim mash mendominasi. Pelanggan enterprise BlackBerry mencapai 80.000 pengguna.
EnterpriseUntuk layanan di pasar perusahaan dan lembaga pemerintahan, BlackBerry mengklaim mash mendominasi. Pelanggan enterprise BlackBerry mencapai 80.000 pengguna.
Tercatat Kementerian
Pertahanan AS telah mengadopsi sistem enterprise Blackberry serta
pemerintahan negara yang tergabung dalam G7 juga jadi pelanggan setia
BlackBerry.
BBM
Chen mengklaim layanan
pesan chat instan BlackBerry Messenger (BBM) masih menjadi senjata utama
perusahaan. Ia mengatakan BBM merupakan layanan yang paling aman dan
konsumen sangat menyukainya.
Buktinya, sejak BBM
lintas platfrom dirilis, pengguna BBM bertambah 40 juta yang berasal
dari pengguna Apple dan Android. Apalagi nantinya akan muncul banyak
fitur BBM yang makin sosial, seperti BBM Channel.
"Dalam beberapa tahun mendapatang, BBM bisa menjadi sumber pendapatan," kata Chen.
Hasil jajak pendapat pengguna yang mengunduh BBM dari perangkat non BlackBerry menunjukkan kepuasan itu.
QNXSenjata BlackBerry lainnya yakni sistem operasi berbasis QNX. Sistem ini telah banyak digunakan dalam teknologi machine to machine (M2M), di industri otomotif.
QNXSenjata BlackBerry lainnya yakni sistem operasi berbasis QNX. Sistem ini telah banyak digunakan dalam teknologi machine to machine (M2M), di industri otomotif.
Dan pihak BlackBerry akan terus meningkatkan kemampuan layanan sistem operasi itu, termasuk tengah layanan cloud.
Penetrasi di IndonesiaIni
yang menarik. BlackBerry telah mengungkapkan kerjasamanya dengan mitra
perakit perangkat, Foxconn, untuk memproduksi ponsel BlackBerry di
Indonesia dan pasar negara berkembang lainnya.
Chen mengatakan, dengan memanfaatkan skala dan efisiensi Foxconn, dapat memungkinkan perusahaannya bersaing secara lebih efektif dan menciptakan penetrasi yang cepat ke pasar.
Chen menyatakan komitmen perusahaan untuk fokus memberikan produk berkualitas tinggi dengan harga yang kompetitif pada pasar negara berkembang. Bahkan menariknya, BlackBerry akan menggunakan nama kode 'Jakarta' untuk ponsel BlackBerry murah yang disebutkan rilis pada April tahun depan.
Chen menegaskan, dengan dukungan cadangan keuangan perusahaan yang mencapai US$3 miliar atau setara Rp 36,5 triliun, dapat memperkuat upaya Blackberry bangkit menjaga persaingan.
"Saya yakin BlackBerry
memiliki jalur yang jelas untuk membuat jalan baru menuju persaingan
gesit, Perjalanan baru saja dimulai," kata Chen.
Chen mengatakan, dengan memanfaatkan skala dan efisiensi Foxconn, dapat memungkinkan perusahaannya bersaing secara lebih efektif dan menciptakan penetrasi yang cepat ke pasar.
Chen menyatakan komitmen perusahaan untuk fokus memberikan produk berkualitas tinggi dengan harga yang kompetitif pada pasar negara berkembang. Bahkan menariknya, BlackBerry akan menggunakan nama kode 'Jakarta' untuk ponsel BlackBerry murah yang disebutkan rilis pada April tahun depan.
Chen menegaskan, dengan dukungan cadangan keuangan perusahaan yang mencapai US$3 miliar atau setara Rp 36,5 triliun, dapat memperkuat upaya Blackberry bangkit menjaga persaingan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar