Tagihan listrik anda membengkak atau merasa berat dengan kenaikan tarif dasar listrik (TDL)? Kini kedua masalah itu sudah ada solusinya. Adalah Home Electric Saver sebuah alat mini yang dapat memaksimalkan daya listrik sekaligus menghemat listrik hingga 30%.
Home Electric Saver dikembangkan oleh anak bangsa asal Malang dan dibuat di Indonesia. Sosok Bambang Sugiyanto 49 tahun adalah suksesor di balik kecerdasan dirinya melihat pasar dan mengembangkan alat yang berguna ini.
"Produk ini gampang dijual dan saya berpikir ketika pertama kali mau membuat, saya prediksi TDL ke depan akan naik terus. Jadi saya sudah prediksi itu sebelum saya buat alat ini," kata Pemilik Home Electric Saver Bambang saat berbincang dengan detikFinance di Pekan Produk Kreatif Indonesia (PPKI) Epiwalk, Kuningan Jakarta Selatan.
Bambang menjelaskan konsep kinerja alat mini hemat listrik ini. Mesin utama alat ini adalah sebuah kapasitor bank mini. Kapasitor ini berfungsi menghilangkan proses induksi listrik yang menyebabkan energi listrik terbuang dan boros pemakaian. Dengan pemakaian alat ini, induksi listrik dihilangkan dan daya listrik dapat dimaksimalkan untuk digunakan.
"Jadi ini alat isinya kapasitor bank mini, tetapi ukurannya mikro, kalau di pabrik wajib digunakan, tetapi ukurannya tabung. Tetapi ini untuk rumah. Karena dengan kapasitor bank ini, induksinya dihilangkan pada peralatan yang kita gunakan. Penggunaan listrik kita lebih efisien, putarannya agak berkurang dan tagihan listrik berkurang 30%," terangnya.
Hebatnya lagi, alat ini tidak melanggar ketentuan oleh PT PLN (persero). Legalitas produk ini sudah sesuai dengan SK Menteri PU No. 23/PRT/78 tentang alat sejenis kapasitor bank. Ia juga merujuk pada instruksi Presiden RI No 10/2005 tentang penghematan energi.
Bambang mengaku hanya mengembangkan ide yang sudah ada. Alat serupa pernah dibuat negara Jerman dengan sistem yang sama dan cara yang sama. Namun harga produk buatan Jerman yang sejenis jauh lebih mahal
"Jadi fungsinya energi listrik bisa dimaksimalkan. Ide ini sebenarnya kalau dari sisi teknis sudah ada yaitu dari Jerman tetapi mahal harganya. Kita modifikasi dengan pengembangan teknologi yang kita ambil dengan menggunakan komponen lokal 90%, 10% komponen kapasitor kita masih impor. Buatan Jerman sejenis harganya Rp 100 juta/unit, kalau kita ini hanya Rp 300 ribu/unit," tambahnya.
Alat ini sudah dikembangkan sejak tahun 2005. Dalam kurum waktu itu, sudah ada sekitar 500 ribu unit alat yang terjual dari Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Papua. Bambang kini menjual 3 tipe alat penghemat listrik yaitu untuk daya 450-1300 watt seharga Rp 300 ribu/unit, daya 2.200-4.400 watt seharga Rp 400 ribu/unit dan daya 5.500-8.800 watt seharga Rp 500 ribu/unit.
Produk Bambang sudah diamini oleh PT Telkom Tbk. Bahkan Telkom telah menandatangani kontrak kerjasama dengan Bambang untuk menyediakan alat penghemat listrik di semua kantor cabang Telkom. Bahkan produk ini sudah dilirik oleh negara jiran Malaysia. Namun Bambang sudah lebih dulu mendaftarkan hak mereknya agar tidak dibajak oleh orang tak bertanggung jawab.
"Tujuh unit alat ini sudah dipasang di Telkom Gatot Subroto Jakarta dan akan dipasang di 57 Gedung Telkom nantinya. Estimasi di satu gedung Telkom itu adalah penghematan listrik sebesar 12%. Produk ini belum diekspor, tetapi ada beberapa customer di Malaysia yang tertarik dan sudah dibawa ke sana. Sudah didaftarkan hak merek produknya," jelasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar