“Allah-lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia berkuasa di atas ‘Arsy. Tidak ada bagi kamu selain daripada-Nya seorang penolong pun dan tidak (pula) seorang pemberi syafa’at. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?” (QS. Al-Sajdah 32:4)
Katakanlah, “Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya? (yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam” (QS. Al-Fushshilat 41:9)
Satu dari sekian banyak contoh yang dirincikan Al-Qur’an adalah umur bumi dan alam semesta ini, yang kata orang bahwa bumi kita ini sudah tua. Lalu bagaimanakah Al-Qur’an menceritakan tentang perihal tersebut ? dan bagaimana pula sistematika rinciannya?
Menurut penelitian ilmuwan, umur alam semesta atau disebut ‘langit’ dalam bahasa Al-Qur’an memang lebih ‘tua’ dari bumi. Berdasarkan QS. Al-Sajdah:4 Allah SWT memposisikan kata ‘langit’ sebelum ‘bumi’. Lalu, mengapa Allah selalu mendahului kata’ langit’ dari pada ‘bumi’ dalam setiap firman-Nya? Berikut rinciannya.
Analogi : Allah SWT. menciptakan langit dan bumi dalam enam masa (QS.Al-Sajdah 32:4), serta menciptakan bumi sebagai tempat tinggal dalam dua masa (QS. Fushshilat 41:9). Menurut para ahliGeologi, meninjau dari batuan meteorit tertua, perkiraan umur bumi adalah sekitar 4,56 × 109 tahun. Kembali ke Al-Qur’an jika umur langit 6 masa dan umur bumi 2 masa, maka perbandingannya adalah 6 : 2 = 3 : 1, jadi umur alam semesta dapat kita cari dengan cara yaitu 4,56 × 109 × 3 = 13,68 × 109tahun. Itu adalah perhitungan umur umur alam semesta atau ‘langit’ versi Al-Qur’an.
Fakta : Versi sains modern menyatakan tentang sebuah teori bernama Big Bang yang menyebutkan bahwa umur alam semesta 13,7 × 109 tahun. Angka tersebut hampir mendekati angka perkiraan umur alam semesta versi Al-Qur’an. Subhanallah, apakah ini suatu kebetulan ?
Terdapat selisih 20 juta tahun antara perhitungan sains modern dengan Al-Qur’an. Namun, perbedaan ini bukanlah menjadi suatu selisih yang signifikan. Dan kita bisa menyimpulkan bahwa Al-Qur’an merupakan sumber kajian dan pedoman yang sangat Akurat. Wallahu’alam Bissawab.
Langit atap yang terpelihara
Dalam Al Qur’an, Allah mengarahkan perhatian kita kepada sifat yang sangat menarik tentang langit:
“Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang
terpelihara, sedang mereka berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan
Allah) yang ada padanya,” (QS. Al-Anbiyaa: 32)
Sebenarnya benda-benda langit yang berlalu lalang di
ruang angkasa dapat menjadi ancaman serius bagi Bumi. Tapi bagi Allah,
Pencipta Maha Sempurna mengatur segalanya, hingga membuat benda-benda
langit itu tidak terjadi tabrakan dan kekacauan.
Ya, atmosfir—benda langit yang Allah ciptakan sebagai
atap yang melindungi bumi. Berkat pelindung istimewa ini, kebanyakan
meteorid tidak mampu menghantam bumi karena terlanjur hancur
berkeping-keping ketika masih berada di atmosfir.
Atmosfir yang melingkupi bumi berperan sangat penting
bagi berlangsungnya kehidupan. Dengan menghancurkan sejumlah meteor,
besar ataupun kecil ketika mereka mendekati bumi, atmosfir mencegah
mereka jatuh ke bumi dan membahayakan makhluk hidup.
Atmosfir juga menyaring sinar-sinar dari ruang angkasa
yang membahayakan kehidupan. Menariknya, atmosfir hanya membiarkan agar
ditembus oleh sinar-sinar tak berbahaya dan berguna, seperti cahaya
tampak, sinar ultraviolet tepi, dan gelombang radio. Semua radiasi ini
sangat diperlukan bagi kehidupan.
Sinar ultraviolet tepi, yang hanya sebagiannya menembus
atmosfir, sangat penting bagi fotosintesis tanaman dan bagi kelangsungan
seluruh makhluk hidup. Sebagian besar sinar ultraviolet kuat yang
dipancarkan matahari ditahan oleh lapisan ozon atmosfir dan hanya
sebagian kecil dan penting saja dari spektrum ultraviolet yang mencapai
bumi.
Fungsi pelindung dari atmosfir tidak berhenti sampai di
sini. Atmosfir juga melindungi bumi dari suhu dingin membeku ruang
angkasa, yang mencapai sekitar 270 derajat celcius di bawah nol.
Kebanyakan manusia yang memandang ke arah langit tidak
pernah berpikir tentang fungsi atmosfir sebagai pelindung. Hampir tak
pernah terlintas dalam benak mereka tentang apa jadinya bumi ini jika
atmosfir tidak ada.
Foto
diatas adalah kawah raksasa yang terbentuk akibat hantaman sebuah
meteor yang jatuh di Arizona, Amerika Serikat. Jika atmosfir tidak ada,
jutaan meteorid akan jatuh ke Bumi, sehingga menjadikannya tempat yang
tak dapat dihuni. Namun, fungsi pelindung dari atmosfir memungkinkan
makhluk hidup untuk melangsungkan kehidupannya dengan aman. Ini sudah
pasti perlindungan yang Allah berikan bagi manusia, dan sebuah keajaiban
yang dinyatakan dalam Al Qur’an.
Singkatnya, sebuah sistem sempurna sedang bekerja jauh tinggi di atas bumi. Ia melingkupi bumi kita dan melindunginya dari berbagai ancaman dari luar angkasa. Para ilmuwan baru mengetahuinya sekarang, sementara berabad-abad lampau, kita telah diberitahu dalam Al Qur’an tentang atmosfir bumi yang berfungsi sebagai lapisan pelindung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar