Suku-suku tersebut merupakan penduduk asli Indonesia,
yang telah beratus-ratus atau bahkan beribu tahun menetap di tanah
Indonesia. Namun, karena kekayaan alam Indonesia, banyak suku yang
akhirnya tercerabut dari tempat tinggal mereka. Kesuburan tanah
Indonesia yang membuat jutaan pohon tumbuh subur, serta hasil bumi
seperti minyak bumi dan batu bara seakan menjadi berkah sekaligus
kutukan bagi Indonesia.
Indonesia bisa berbangga karena hasil bumi yang
melimpah itu, namun di sisi lain, eksploitasi berlebihan dan hanya
mementingkan aspek ekonomi dapat membuat masyarakat asli Indonesia yang
tinggal di tanah-tanah penuh kekayaan alam itu tersingkir.
“Masyarakat adat dengan sistem budaya dan spiritual
yang melekat pada tanah yang didiami turun-temurun itu akhirnya kalah
dengan sistem politik ekonomi global yang tidak berpihak pada mereka.
Negara yang seharusnya melindungi mereka, karena adanya mandat
Undang-Undang Dasar 1945, justru terlibat aktif membuat suku-suku asli
Indonesia tersebut punah,” ujar Sekretaris Jenderal Aliansi Masyarakat
Adat Nusantara (AMAN), Abdon Nababan, kepada SH, Selasa (10/4).
Menurutnya, dari sekitar 1.500 suku di Indonesia,
sejak 2000, hanya 14 suku yang jumlah populasinya di atas 1 juta orang.
Kini sulit ditemui masyarakat yang bisa berbahasa suku-suku asli.
Keturunan suku-suku asli Indonesia itu sepertinya malu menunjukkan
identitas asli nenek moyang mereka, seperti adat istiadat, kepercayaan,
dan bahasa.
“Mereka akhirnya lebih memilih mengikuti budaya luar suku mereka yang lebih dominan,” ucapnya.
Hal itu terjadi karena adanya anggapan bahwa jika
menggunakan sistem budaya suku asli berarti tidak mengikuti perkembangan
zaman. Sehingga ketika ada sebuah budaya yang dianggap ketinggalan
zaman, budaya tersebut layak punah dan harus punah, ujar Abdon lagi.
Pemusnahan sistem budaya suku-suku asli tersebut
sudah terjadi sejak lama dan secara sistematis. Alasan yang digunakan
pemerintah selalu sama: eksploitasi sumber daya alam adalah sebuah upaya
menyejahterakan bangsa. Namun sering kali upaya-upaya eksploitasi yang
dilakukan tersebut tidak bersahabat terhadap suku-suku di Indonesia.
Abdon mencontohkan, salah satu suku yang sudah hampir
punah adalah suku Sakai di Riau. Hal itu terjadi karena tanah yang
ditinggali suku tersebut kaya akan minyak dan hutannya pun rimbun dengan
jutaan pohon.
Akibat eksploitasi berlebihan tersebut, kini secara
fisik suku Sakai sudah tidak punya ruang untuk hidup. Secara kultural,
oleh masyarakat pendatang, kebudayaan mereka dianggap primitif.
Akibatnya, kepercayaan diri keturunan masyarakat suku Sakai hancur dan
secara perlahan meninggalkan identitas mereka sebagai salah satu suku di
Indonesia.
Selain suku Sakai, banyak lagi suku-suku di Indonesia
yang hampir punah. Ini terjadi karena sistem dan kebijakan yang
diterapkan negara justru membuat suku-suku ini terasing dari tanah
leluhur mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar