Jakarta - Pengidap schizophrenia atau penyakit mental yang biasa dikenal sebagai orang gila, banyak ditemui di pinggir jalan. Khusus wilayah Jakarta Selatan, pengidap penyakit ini tidak melulu berasal dari kalangan tak berpendidikan. Bahkan, ada saja lulusan sarjana yang terjaring razia ini.
Kepala Seksi Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan, Miftahulil Huda, mengatakan, kebanyakan orang yang terkena razia ini adalah mereka yang kerap menghadapi masalah hidup rumit, seperti masalah ekonomi, keluarga dan pekerjaan. "Biasanya kebanyakan yang berpendidikan rendah itu sangat rentan, karena mereka pikirannya pendek. Tapi ada saja yang sarjana, santri, malah ada yang bisa bahasa Inggris," katanya.
Untuk tahun 2012, terjaring 107 orang yang pengidap penyakit ini. Sedangkan untuk triwulan tahun ini, Huda mengatakan, sudah ada 43 orang yang terjaring. Huda menjelaskan, razia seperti ini biasa dilakukan di jalan-jalan protokol bahkan hingga kampung-kampung. Dia juga tidak memungkiri menemukan orang-orang yang mengidap kelainan mental ini di tempat tidak terduga. "Mereka ini kan mobile, jadi tidak ada yang menetap," jelasnya.
Tujuan razia ini, kata Huda, adalah untuk merawat mereka. Huda mengatakan, mereka yang terjaring razia ini selanjutnya akan dirawat dan dibawa ke sejumlah panti asuhan di bawah Dinas Sosial DKI Jakarta yang nantinya akan diperhatikan makanan dan kesehatannya. "Mereka kan asupan gizinya kurang, makanya kita bawa ke panti untuk mendapatkan asupan gizi. Kedua kesehatan mereka perlu adanya pengobatan, baik psikis maupun fisik. Makanya kita bawa ke rumah sakit kejiwaan," ujarnya.
Dia juga mengajak warga, apabila ada masyarakat yang menemukan orang yang memiliki kelainan mental agar melaporkan ke Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan untuk kemudian ditindaklanjuti. "Kita juga mengimbau apabila ada masyarakat yang mengenal orang gila, hubungi kita dan kita siap menjemput sampai ke rumah," kata Huda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar