Nicolas ‘Bilal’ Anelka
Sebelum usia dua puluh tahun, Nicolas Anelka sudah mengalami pencapaian prestasi luar biasa; memenangkan titel Liga Primer bersama Arsenal, kemudian bermain dengan Real Madrid. Namun karena kebengalannya, ia merantau dari satu tim semenjana ke tim semenjana yang lain. Ia dijuluki si ‘Bad Boy’.
Di Manchester City, ia menemukan Islam dan menjadi seorang mualaf. Setelah itu, ia kembali menjulang bersama Chelsea dan meraih beberapa gelar bergengsi lainnya. “Saya memiliki karier yang sulit, saya kemudian memutuskan untuk menemukan kedamaian. Dan, akhirnya saya menemukan Islam,” ujarnya.
Lahir di Versailles, Prancis, pada 14 Maret 1979, Anelka menghabiskan masa kecilnya di Trappes, sebuah kota kecil yang terletak di pinggiran barat Kota Paris.
Sejak kecil, Anelka dididik sebagai seorang atheis alias tidak percaya adanya Tuhan. Anelka pernah benar-benar tidak percaya adanya keberadaan Tuhan.
Kapan Anelka memeluk Islam? Anelka memulai karier bersama Paris Saint-Germain hingga menembus skuat utama klub tersebut. Semusim kemudian, ia bergabung dengan Arsenal. Anelka bermain reguler bersama skuat utama Arsenal dan meraih gelar PFA Young Player of the Year Award (Pemain Muda Terbaik PFA) di musim keduanya.
Pada tahun 1999, ia bergabung dengan Real Madrid dengan nilai transfer £22,3 juta, sebuah rekor nilai transfer pada saat itu. Namun, ia tampil tidak cukup baik sehingga hanya bertahan satu musim untuk kemudian kembali bergabung dengan Paris Saint-Germain dengan nilai transfer £20 juta.
Pada bulan Januari 2002, Anelka dipinjamkan ke Liverpool. Pada akhir musim 2001–02, ia bergabung dengan Manchester City dengan nilai transfer £13 juta. Di City lah, Anelka mulai kenal dengan Islam, namun masih tahap memelajarinya.
Masuk Islam
Setelah dua setengah musim bersama klub kota Manchester tersebut, Anelka hijrah ke Turki pada bulan Januari 2005, bergabung dengan Fenerbahçe dengan nilai transfer £7 juta. Ternyata, kepindahanya ke klub Turki, Fenerbahce, setelah memperkuat Manchester City pada 2004 menjadi penyebabnya. Di Turki, ia diyakini mengucapkan dua syahadat kalimat. Ia mengubah namanya menjadi Abdul Salam Bilal Anelka.
Saat itu, Anelka mendapatkan bimbingan untuk memeluk Islam setelah bersentuhan langsung dengan budaya Turki. Sejak saat itu, mantan striker Paris Saint-Germain itu mulai menunjukkan identitas keislamannya.
Memeluk Islam, mengantarkannya pada perubahan positif dalam hidupnya. Mantan bomber Chelsea itu berpendapat, Islam menuntunnya untuk bertindak dengan bijaksana. Anelka menegaskan Islam adalah sumber kekuatan dalam dan di luar lapangan.
Sebelumnya, Anelka sempat menyembunyikan identitas Islam kepada masyarakat. Tidak seperti rekannya di timnas Prancis, Franck Ribery yang selalu berdoa ketika pertandingan dimulai. Anelka hanya diam dan benar-benar menyembunyikan identitas Muslimnya.
“Bagi saya, agama adalah masalah pribadi, tidak perlu diungkapkan kepada publik,” jelas Anelka. Menurut Anelka, Islam adalah cara hidup yang sesuai dengannya. Dari Chelsea, ia sempat bergabung dengan klub China, kemudian ke Juventus, dan sekarang ia kembali ke Liga Primer bersama West Bromwich Albion.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar