Stasiun; Sebelum Maut
pada keberangkatan terakhir
terasa riuh benar suara rumah
menyanyi di gendang telinga
matahari tengah menghabiskan pelurunya
hingga kota melepuh dan telanjang
seorang lelaki menempelkan sisa gerimis
di dinding stasiun
"selamat tinggal kesepian." teriaknya
dengan riang
stasiun tampak muram
orang-orang serupa penziarah yang menunggu
keranda.
"kubawakan kota untukmu, kekasaih
yang kukaitkan di kantong celana."
jerit seseorang yang lain, terlebih ringkih
betapa malang, siang yang sesak
nafas dan sendirian
setiap kata adalah kemuraman
yang kurang ajar
dan kemelaratan menorehkan
keberangkatan begitu saja
"akan kucium bacin keringatmu, ayah."
jerit yang lain tak mau kalah
para penumpang saling merebut mimpi
berharap jaga melemparkannnya ke depan pintu
dan seorang yang berbahagia itu
merasa menuju pusara ibu
diam-diam telah disiapkan untuknya
sebuah keranda
dan penziarah telah menunggu
di depan pintu.
rumahlebah, yogyakarta, 2006
Tidak ada komentar:
Posting Komentar