Israel semakin keblinger. Di Negeri Zionis itu ada sekolah yang lulusannya bakal mendapat gelar 'nabi'.
Sekolah bernama 'Cain and Abel School for Prophet' itu menarik biaya 200 shekel (sekira 53 dolar AS) bagi siapa saja yang berniat memiliki gelar nabi. Gilanya, untuk mendapatkan gelar Nabi , para siswanya hanya perlu mengikuti 40 kelas singkat.
Sekolah tersebut memberikan sertifikat kepada siapapun yang dinyatakan
lulus. Peraturan di sekolah itu juga tidak ketat.Siswa-siswa di sekolah
tersebut boleh masuk kelas hanya mengenakan kaos oblong, memakai gadget
selama pelajaran, hingga ada yang menenteng gitar masuk ke dalam kelas.
Bahkan ada siswa yang tak segan keluar kelas untuk sekedar merokok.
Satu-satunya guru sekolah itu Shmuel Hapartzy percaya, Messias telah
datang dan usia penebusan sudah dekat. Artinya, sekolah itu disiapkan
untuk menyambut nabi baru.
abcnews.go.com
|
Anehnya, Hapartzy mengaku tidak menjamin studi di sekolah tersebut bisa
membuat murid-muridnya bisa langsung berinteraksi dengan Tuhan.
Hapartzy menjelaskan kurikulum yang dipakai di sekolah tersebut adalah mengikuti sifat-sifat seorang nabi. Sehingga, jika murid-muridnya sudah bisa menguasai kurikulum yang diajarkan, mereka bisa mendapatkan ijazah bergelar nabi.
"Di masa lalu ada nabi. Tetapi sekarang, di zaman modern, Ketuhanan ada pada semua orang. Kita hanya perlu membuka mata kita untuk itu," kata Hapartzy, seperti dinukil dari AP .
Sekolah itu berada di sebuah pusat keagamaan di tempat kumuh di selatan Tel Aviv. Pusat keagamaan itu dikenal tempat yang menampung moral jalanan dibanding mempelajari soal agama. Pusat keagamaan itu mendapat sumbangan dari biaya masuk para murid-murid sekolah nabi.
Pada tingkat agama, tradisi Yahudi mengakui puluhan nabi dari era Alkitab - dari tokoh yang monumental seperti Abraham, Musa dan Elia, hingga yang kurang terkenal seperti Micah yang Morashtite dan Habakuk. Tradisi mengatakan tidak ada yang bisa menjadi nabi sejak Roma menghancurkan Jerusalem pada tahun 70 dan era kenabian hanya dapat dihidupkan kembali dengan kedatangan Mesias dan membangun kembali kuil.
"Tidak ada cara untuk mengajarkan nubuatan," kata Rachel Elior, seorang profesor filsafat Yahudi di Hebrew University di Jerusalem. "Ini seperti membuka sekolah untuk menjadi Einstein atau Mozart."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar