Umur setiap bintang berbeda-beda,
tergantung berapa besar ukuran bintang tersebut. Sebuah bintang seperti
Matahari memiliki umur sekitar 10 miliar tahun. Adapun bintang yang
memiliki berat 20 kali lipat lebih banyak dari Matahari, hanya hidup
sekitar 10 juta tahun saja.
Seperti dikutip dari Life’s Little Mysteries, bintang memulai hidupnya sebagai awan padat yang terdiri dari gas
dan debu. Setelah bintang terbentuk, ia membakar hidrogen menjadi
helium.
Setelah hidrogen mulai habis terbakar, tahap pembakaran berikutnya
mulai berlangsung yakni pembakaran helium menjadi elemen yang lebih
berat.
Jika bintang memiliki ukuran yang tidak terlalu besar, atau hanya
beberapa kali lipat ukuran Matahari, bintang tersebut lama-kelamaan
akan menjadi bintang putih kerdil atau biasa disebut white dwarf.
Jika bintang tersebut memiliki ukuran jauh lebih besar, pertama-tama
ia akan meledak ke dalam, lalu meledak kembali ke luar dalam sebuah
ledakan supernova. Lalu, bagaimana dengan Matahari kita?
Menggunakan teknik pemodelan komputer
yang disebut Stellar Evolution and Nucleocosmochronology, Matahari yang
juga merupakan sebuah bintang sama seperti bintang lainnya, sudah
berusia 4,57 miliar tahun. Saat ini, ia sudah menjalankan sekitar
separuh hidupnya di mana saat ini, reaksi fusi nuklir di inti Matahari
mengubah hidrogen menjadi helium.
Berhubung Matahari tidak memiliki massa yang cukup untuk meledak
seperti sebuah supernova, dalam tempo 5 miliar tahun ke depan, saat
hidrogen miliknya habis, ia akan menjadi bintang merah raksasa lalu
kemudian akan menciut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar