20 Film Superhero Terbaik
20 Film Superhero Terbaik - film superhero sudah ada Sejak Tahun 70′s, kita punya film Superman karya Richard Donner. 80′s kita punya Batman versi Tim Burton. Dan 90′s hingga memasuki millenium baru, kita kian disuguhi film-film superhero lainnya, baik itu adaptasi dari komik maupun karya baru.
Apa yang akan Anda baca, adalah 20 film superhero terbaik pilihan RomanticSuperhero. Kriteria kami tidak muluk, selama film itu benar-benar mampu membuat kita terhibur di saat bersamaan tidak terlihat bodoh sudah mampu memuaskan kami. Lupakan aspek komiknya, kontinuitas, dan lainnya. 20 Film Superhero Terbaik di bawah ini, adalah alasan mengapa Anda mau menghabiskan uang untuk menontonnya secepat mungkin pada akhir minggu.
Berikut Adalah 20 Film Superhero Terbaik
20. Green Lantern
What? It’s not as bad as people said, at least to me.
Green Lantern datang saat ricuh boikot film di Indonesia sedang maraknya. Saya sampai harus pergi ke Singapore untuk menontonnya (Tenang, di Singapore gak cuman Green Lantern doang kok nontonnya).Masuk ke bioskop dengan ekspektasi rendah justru membuat saya menikmati film ini lebih dari penonton lain umumnya. Meski saat saya menontonnya lagi di laptop, yep, this movie is indeed, bad.
19. Sky High
Come on!
Sky High memang bukan film dari komik, dan arahannya sendiri cukup berbeda. Ditargetkan sebagai film keluarga yang menghibur dan lucu, film ini punya tempat tersendiri bagi saya, hingga kini. Meskipun ceritanya sendiri bisa dibilang cukup jelek, pendapat saya cukup bias karena kehadiran Mary Elizabeth Winstead.
18. Batman Returns
Film Batman kedua dari Tim Burton ini memang tidak sebaik yang pertama. Catwoman dan Penguin hadir sebagai villain. Hubungan asmara Selina Kyle dan Bruce Wayne sendiri digambarkan apik, namun seiring dengan waktu, film ini terbalap kualitasnya oleh film-film superhero lainnya.
17. The Incredibles
Film animasi? No problem. The Incredibles nyatanya mampu menawarkan keseruan tersendiri. Tema keluarga superhero memang sudah banyak, tapi menurut saya The Incredibleslah yang mampu membawakannya paling baik. Apalagi Pixar selalu berhasil menyisipkan lelucon yang benar-benar menghibur. Kekurangannya? Ya ini hanya sebatas film animasi.
16. X-Men: First Class
Film ini digadang sebagai film supehero terbaik tahun 2011 oleh beberapa forum pecinta komik. Harus diakui, filmnya memang baik dari segi akting, cerita, dan lainnya. Namun, film ini seperti kehilangan sesuatu yang membuatnya cukup berharga untuk diingat dan ditonton berulang-ulang. Pada akhirnya, film ini menjadi sebuah hiburan bagus yang mudah dilewatkan.
15. The Incredible Hulk
Setelah versi Hulk Ang Lee yang sangat gagal (saya hampir tidak ingat dan berharap untuk terus begitu), Marvel membeli hak cipta monster hijau ini dan merasa harus melakukan sesuatu. Apalagi, Hulk adalah salah satu anggota awal Avengers. Maka, keluarlah The Incredible Hulk, yang bisa dianggap soft-reboot dari Hulk sebelumnya. Filmnya sendiri bisa dibilang sangat biasa. Tidak jelek, tidak juga spektakuler, another popcorn flick.
14. Captain America
Walaupun Captain America adalah anggota Avengers pertama, filmnya justru adalah yang terakhir kali rilis. Transformasi fisik Chris Evans memang disajikan sangat baik, kostumnya sendiri sangat keren, tidak lupa pula origins stories yang baik. Tapi porsi actionnya yang terasa disingkat-singkat plus visual effectnya yang cukup buruk merubah persepsi saya. Untung kita diberi trailer Avengers di akhir film.
13. Iron Man 2
Iron Man 2 jelas adalah sebuah penurunan dari Iron Man. Kritik pun setuju dengan hal itu. Tapi bagi saya, film ini tetaplah sebuah roller coaster yang seru. Kehadiran War Machine dan pertarungan terakhir yang sangat epic adalah bagian terbaiknya. Sedangkan Tony yang mabuk saat di pesta ulang tahunnya merusak mood film ini.
12. Spider-Man 3
Mereka boleh menyebutnya sebagai salah satu kandidat film superhero terburuk. Tapi saya masih ingat, ketika selesai menonton film ini pertama kalinya di bioskop, “Keren” adalah kata pertama yang saya katakan ke ibu saya. Venom, Sandman, dan Green Goblin MK II jadi musuhnya. Besar memang, tapi itu jugalah yang menjadi boomerang. Tapi Peter yang emo, 2 wanita, dan 3 villain terlalu banyak bagi seri penutup salah satu trilogi superhero terbaik ini.
11. X-Men
Saya harus jujur, sebelumnya saya tidak pernah tertarik dan menonton trilogi X-Men. Meski dipuji-puji, saya tidak pernah berusaha untuk menontonnya, hingga tahun lalu. Saya habiskan ketiga serinya langsung. Dan, wow! Sekarang saya mengerti semua pujian terhadap film ini. X-Men tidak seperti film superhero lainnya. Dengan karakter yang banyak, pengembangan ceritanya memiliki porsi di atas rata-rata film superhero lainnya. Sebagai timbal balik, pertarungannya pun jauh lebih besar.
10. X2
Dengan ekspektasi tinggi seusai X-Men yang pertama, Bryan Singer sukses membuat sekuel kumpulan superhero ini jauh lebih besar. Dari opening scene yang sudah sangat menarik hingga ke babak terakhirnya X2 makin menguatkan pendapat bahwa film superhero tidak bisa dianggap remeh. Sayangnya, x-Men 3 mengalami pergantian sutradara dan menjadi konyol-sekonyolnya. Tetap, franchise X-Men telah mengubah pandangan rumah produksi untuk berbondong-bondong membuat film superhero menjadi jagoan utamanya setiap musim panas, hingga sekarang.
9. Thor
Setelah membuat film Iron Man, The Incredible Hulk, lalu Iron Man 2. Tinggal dua karakter tersisa sebelum The Avengers, yaitu Thor dan Capt. America. Dengan kesuksesan tiga film sebelumnya (secara finansial), Marvel Studios sepertinya sudah tahu betul formula yang diinginkan oleh penonton. Bila dilihat, Iron Man, TIH, Thor, maupun Capt. America mempunya benang merah yang hampir sama. Formula ini terbukti cukup ampuh pada Thor. Dengan jajaran cast yang baik, cerita tentang awal mula dewa petir ini mengalir dengan baik. Bahkan untuk seseorang yang tidak pernah membaca dan tahu sejarahnya pun dapat mencernanya dengan baik. Disisipi dengan romance dan lelucon, Thor sulit untuk tidak menjadi film yang menyenangkan.
8. Kick Ass
Di luar ekspektasi? Mungkin. Kick Ass bukan film superhero konvensional seperti yang lainnya. Karakter utamanya bahkan tidak memiliki kekuatan super, tapi keinginannya untuk menjadi superhero-lah yang membuat film ini menjadi unik. Kick Ass dengan brutal membawa realisme dan satirisme ke dalah dunia superhero tanpa harus sekelam franchise Batman-nya Nolan. Nicolas Cage mungkin buruk menjadi Ghost Rider, tapi perannya sebagai Batman KW 2 di sini cukup baik ditemani dengan penampilan gemilang Chloe Grace Moretz membuat Kick Ass jauh lebih hidup. Tentunya level kesadisan film ini membuatnya tidak pantas untuk anak kecil. But hey, jaman sekarang yang nonton film superhero nggak anak kecil semua lagi, kan?
7. Batman Begins
Batman mempunyai masa naik turunnya. Dulu sekali, Batman adalah superhero yang filmnya selalu menjadi bercandaan slapstick. Lalu Tim Burton berhasil menaikkan derajatnya, tapi sayangnya Joel Schumacher menghancurkannya lagi lewat Batman & Robins. Untuk beberapa tahun, Batman hilang. Lalu, Nolan datang dengan Batman Begins-nya. Semua yang kita tahu pun terasa diubah, tidak ada gua canggih lagi, tidak ada Batman yang super pintar seperti Tony Stark, bahkan batmobile-nya lebih cocok disebut tank. Tapi itu semua justru membuat kita menginterpretasikan ulang Batman sebagai superhero yang paling dewasa. Batman kini lebih dari sekadar jagoan semata, Batman kini adalah salah satu franchise paling menguntungkan dari segi finansial dan kritik. Apalagi, dari semua film Batman yang kalian pernah tonton, tidak ada yang pernah benar-benar menceritakan origins stories-nya bukan?
6. Batman
Sebelum Heath Ledger, Jack Nicholson adalah Joker. Sebelum Nolan, Batman sudah pernah “gelap”. Sebelum Batman menjadi kacrut dengan Schumacher, ia pernah menjadi keren. Yap, film Batman (1989) bisa dianggap sebagai the first proper interpretation of The Dark Knight. Dan tentunya, Batman sudah langsung bertemu dengan Joker, musuh bebuyutannya. Sampai sekarang pun, saya masih menganggap Michael Keaton sebagai Bruce Wayne yang lebih baik dari Christian Bale. Dan membandingkan Joker-nya Jack Nicholson dan Heath Ledger adalah tugas yang terlalu sulit, mereka berdua menuju arah yang berbeda. Batman adalah sebuah film superhero klasik yang sangat tidak boleh dilewatkan.
5. Spider-Man 2
Banyak yang berpendapat Spider-Man 2 lebih baik dari Spider-Man, sayangnya saya tidak setuju. Spider-Man 2 tetaplah film yang baik. Setelah X-Men, franchise superhero yang berhasil menembus box office memang Spider-Man. Dan untuk mempertahankan prestasi tersebut adalah sulit, tetapi Sam Raimi berhasil melakukannya. Tanpa harus mengeluarkan musuh terbaiknya dahulu, Venom, dan mengeluarkan Dr. Oct, Spider-Man 2 menjadi sebuah film yang komplit. Kita melihat jatuh bangun Peter Parker karena kepribadian gandanya, masalah percintaannya, dan tentunya Spider-Man sendiri. Spider-Man 2 tidak lagi film superhero yang bagus, tapi sebagai film sendiri, Spider-Man 2 sudah utuh.
4. Iron Man
Sebut Iron Man, bisa dipastikan hampir semua orang tahu. Tapi sebenarnya, Iron Man bukanlah karakter utama Marvel, bahkan bisa disebut sebagai B-list character. Apa yang terjadi sekarang justru berbalik. Iron Man bahkan porsinya lebih banyak di poster The Avengers. Sebegitu dahsyatnyalah efek film ini. Iron Man adalah proyek pertama setelah Marvel Studios didirikan. Tidak main-main, dari jajaran cast hingga visual effect yang benar-benar menawan membuat kita semua terbuai. Tidak boleh dilupakan juga Robert Downey Jr. menampilkan performa terbaiknya sebagai Tony Stark. Sampai-sampai menonton Sherlock Holmes pun kita masih bisa merasakannya. Perlu diingat semua lelucon dan akting RDJ pada Iron Man merupakan titik baliknya ke Hollywood, setelah sempat turun karena kecanduan alkoholnya.
3. Superman
Saya harus bilang ini di awal, Christopher Reeve was born to be Clark Kent. Sampai sekarang, belum ada yang bisa mengalahkan kharismanya (Brandon Routh jelas gagal meski memiliki wajah yang mirip, dan Superman versi Henry Cavill baru keluar tahun depan). Superman (1978) adalah bapak dari semua film superhero, bisa dibilang ini adalah film superhero yang – tidak jelek- pertama. Film ini sendiri adalah pencapaian dari segi visual effect pada masanya. Semua pengisinya pun brilian! Marlon Brando, Gene Hackman, Margot Kidder menampilkan performa terbaiknya. Coba tonton director’s cut-nya yang hingga 2 jam lebih dan Anda benar-benar masuk ke dalam dunia Superman. Sayangnya, para kru seperti terbuai dengan itu semua dan terlalu ambisius. Oke, Superman 2 masih bisa dinikmati, tapi selanjutnya terlalu kacau dan bahkan tidak dianggap lagi kontinuitasnya di Superman Returns (yang ikut-ikutan gagal). Terlepas dari itu semua, Superman is an instant classic that will make you believe a man can fly.
2. Spider-Man
Seperti yang sudah saya bilang, Spider-Man lebih menarik bagi saya dibanding Spider-Man 2. Spider-Man memiliki semua hal yang sekarang menjadi klise bagi film superhero. Nerd? check. Beautiful girl? check. Superpower? check. Got the the girl now? check. Seperti yang sudah-sudah, cerita awal superhero selalu menarik, apalagi bila karena digigit laba-laba. Meski Spider-Man arahan Sam Raimi ini cukup menyimpang dari komiknya, tapi saya yakin Anda tidak peduli atau mungkin juga baru tahu karena membaca kalimat barusan. Film ini benar-benar sebuah hiburan terkemas dalam wujud superhero. Jangan lupa juga, komedi yang dibawakan dengan baik Tobey Maguire dan visual effect Spidey mondar-mandir di New York. Hingga kini, Anda mungkin masih akan menontonnya saat filmnya ditayangkan di tv lokal secara rutin.
1. The Dark Knight
The Dark Knight, ya film itulah yang membawa film adaptasi komik naik lagi levelnya. Film ini, lewat Heath Ledger memenangkan Oscar untuk kategori pemeran pembantu. Sebuah pencapaian mengingat sebelumnya film adaptasi komik tidak pernah menyabet kategori-kategori yang berhubungan dengan akting. Tapi terlepas dari betapa menawannya akting Heath Ledger sebagai Joker, film ini memang adalah sebuah film yang baik. Bukan film superhero yang baik, tapi sebuah film yang baik.
Setelah gebrakannya dengan Batman Begins, semua mata tertuju pada sekuel Caped Crusader ala Nolan berikutnya. Apakah mungkin, Nolan berhasil mengalahkan Batman Begins? Jawabannya? Sangat berhasil. The Dark Knight jauh lebih baik dari segala aspek Batman Begins. Saya ingat setelah menonton Batman Begins, saya sedikit bingung dan tidak percaya ini film Batman. Setelah menonton The Dark Knight, yang terlewat adalah “Anjing, keren banget”.
Kebanyakan pujian memang jatuh pada Heath Ledger, tapi Aaron Eckhart sebagai Harvey Dent dan tentunya Christian Bale sendiri sebagai Bruce Wayne juga tidak kalah apiknya. Oke, bat-voice memang mengganggu, tapi itulah yang ingin Nolan bawa. Dunia Batman yang jauh lebih kelam, keras, dan brutal. Dengan ceritanya yang sudah tidak cocok lagi bagi penonton anak-anak, beberapa twist, dan lebih menyerupai crime thriller, The Dark Knight seharusnya memenangkan – atau setidaknya mendapatkan nominasi – Oscar untuk film terbaik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar