Pembunuhan bukan hal asing dalam sejarah
Yahudi. Bahkan nabi-nabi mereka, seperti Nabi Zakariya dan Nabi Yahya
pun dibunuh. Mereka juga mengira telah berhasil membunuh Nabi Isa dan
bangga atas usahanya. Tapi Al-Quran membantahnya (QS.4:157). Inilah di
antara makna bahwa yang paling keras permusuhannya terhadap kaum beriman
ialah orang Yahudi dan musyrik (QS. 5:82).
Penolakan janji Allah (QS. 5:21-22) yang
memastikan kemenangan jika mau berperang bersama Nabi Musa, membuktikan
sebenarnya Yahudi adalah bangsa penakut, pesimis, tamak terhadap dunia
dan lebih memilih hidup hina daripada mati mulia. Bahkan QS. 5:24
menggambarkan bahwa mereka tidak butuh tanah yang dijanjikan dan tidak
ingin merdeka selama masih ada sekelompok orang kuat yang tinggal di
sana. Lalu mereka meminta Nabi Musa dan Tuhannya berperang sendiri.
Oleh karena itu Al-Quran menggambarkan
bahwa kerasnya batu tidak bisa mengimbangi kerasnya hati kaum Yahudi.
Sebab masih ada batu yang terbelah lalu keluar mata air darinya dan ada
juga yang meluncur jatuh karena takut kepada Allah (QS. 2:74). Keras
hati kaum Yahudi ini di antaranya disebabkan hobi mereka mendengarkan
berita dusta dan makan dari usaha yang diharamkan (QS. 5:24).
Ini Kejahatan Yahudi Dalam buku Qabaih
al-Yahud dijelas 12 kejahatan Yahudi yang termaktub dalam Al-Quran.
Kejahatan itu adalah sebagai berikut:
- Menuduh Nabi Musa punya penyakit kusta karena tidak mau mandi bersama mereka. (QS. 33:69)
- Enggan melaksanakan Taurat, sehingga Allah mengangkat gunung Tursina untuk mengambil perjanjian yang teguh. (QS.2:93)
- Tidak mau beriman kecuali jika melihat Allah langsung. (QS. 2:55 dan 4:153)
- Merubah perintah agar masuk negeri yang dijanjikan seraya bersujud dan mengucapkan hithah, yakni memohon ampunan. Tapi mereka mengganti perintah itu dengan cara melata di atas anusnya dan mengatakan hinthah, yakni sebutir biji di rambut. (QS. 2:58-59
- Menuduh Nabi Musa mengolok-olok mereka saat mereka disuruh menyembelih sapi betina. (QS. 2:67)
- Menulis Alkitab dengan tangan mereka, lalu mengatakan ini dari Allah. (QS. 2:79)
- Memutar-mutar lidahnya untuk menyakinkan bahwa yang dibacanya itu adalah wahyu yang asli. (QS. 3:78)
- Merubah Firman Allah. (QS.2:75)
- Menyembah patung sapi saat ditinggal Nabi Musa mengambil Taurat. (QS.2: 51 dan 92)
- Mengatakan Tangan Allah terbelenggu. (QS.5:64)
- Menuduh Allah itu faqir. (QS. 3:181)
- Menyuruh Nabi Musa dan Tuhannya berperang untuk mereka (QS.5:24)
Di samping itu, sosok nabi yang
seharusnya dijadikan suri tauladan, justru dinistakan. Nabi Ibrahim
dalam Kejadian pasal 12:10-16 dan 20:1-14, dikisahkan sebagai orang yang
hina, menjijikkan dan rakus harta benda. Beliau dituduh menjual
isterinya yang cantik demi meraih keuntungan. Kitab suci mereka tidak
pernah menceritakan beliau sebagai Nabi pemberani yang menghancurkan
patung meskipun harus dilemparkan kedalam api, menyeru ayah dan kaumnya
meninggalkan kemusyrikan. Kisah
memilukan juga menimpa Nabi Luth. Dalam Kejadian Pasal 19:30-38, beliau
dikisahkan menzinahi kedua putrinya dalam keadaan mabuk.
Islam adalah musuh permanen bagi Yahudi
dan Nasrani. Sebab Islam adalah satu-satunya agama
yang kitab sucinya mengoreksi langsung kesalahan dua agama itu. Ibarat
seorang adik, ia berani membongkar kejahatan kedua kakaknya. Oleh sebab
itu, kedengkian mereka tidak akan padam dan masih eksis dalam
kajian-kajian mereka. Contoh kedengkian intelektual ini seperti klaim
bahwa Al-Quran banyak dipengaruhi kosa kata Ibrani, seperti diungkapkan
Adnin Armas dalam bukunya Metodologi Bibel dalam Studi Al-Quran. Klaim
ini dicetuskan oleh Abraham Geiger (1810-1874), seorang rabi dan pendiri
Yahudi Liberal di Jerman dalam karyanya, Apa yang telah Muhammad pinjam
dari Yahudi?
Jauh sebelumnya, Imam Syafi’i telah
menolak tudingan semisal itu dan menguatkan bahwa Al-Quran diturunkan
dalam bahasa Arab. Sebab semua lafadz dalam Al-Quran mustahil tidak
dipahami oleh semua orang Arab, meskipun sebagian lafadz itu ada yang
tidak dimengerti oleh sebagian orang Arab. Hal ini mengingat luasnya
samudera bahasa Arab, bukan karena kata itu tidak berasal dari bahasa
Arab. Karena kata-kata yang dituduhkan asing itu telah menjadi bahasa
Arab, dikenal dan telah digunakan oleh masyarakat Arab sebelum turunnya
Al-Quran.
Anehnya, virus Geiger kini berkembang
subur di sebagian umat. Pengacauan studi Islam dan maraknya
franchise-franchise hermeneutika untuk menafsirkan Al-Quran di sebagian
institusi pendidikan tinggi Islam sangat potensial melemahkan akidah dan
ukhuwah. Fenomena
ini perlu dipertimbangkan para tokoh
umat di samping fatwa tentang pemboikotan produk Israel dan Amerika.
sumber: http://indobaca.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar