Untuk semua saudara-saudariku:
Maaf, saya tak kafirkan banyak orang
tapi saya cuma ingatkan saja sesama muslim agar “HATI-HATI” terhadap 10
HAL PEMBATAL SYAHADAT…
Kenapa saya angkat tulisan ini? karena
banyak orang di luar sana yang bilang Qur’an sudah tidak lagi sesuai
dengan zaman dan 35% ayatnya perlu ditukar ayat baru yang sesuai dengan
zaman ini…
Lagi, banyak orang bilang SEMUA AGAMA
BENAR, SEMUA AGAMA BAIK, SEMUA AGAMA BAGUS, SEMUA AGAMA SAMA… benarkah
semua agama sama?? Benarkah ajaran Tuhan itu 3 tapi 1 itu benar??
Allah telah mewajibkan bagi seluruh
hambanya untuk masuk ke dalam Islam dan berpegang teguh dengan
ajaran-Nya dan menjauhi segala sesuatu yang menyimpang darinya. Ia juga
telah mengutus Muhammad untuk berdakwah terhadap hal tersebut, dan juga
telah mengabarkan bahwa barang siapa yang mengikutinya maka dia telah
mendapatkan hidayah, namun barang siapa yang menolak dakwahnya maka ia
telah tersesat. Dan Allah telah memperingatkan dalam banyak ayat-ayat
Al-Qur’an tentang hal-hal yang menyebabkan segala jenis kesyirikan,
kemurtadan dan kekafiran.
Salah seorang ulama Ahlus Sunnah dari
negeri Yaman, Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab Al-Washabi, menulis dalam
kitab beliau yang ringkas “Al-Qaulul Mufid fi Adillati At-Tauhid,”
sepuluh sebab yang menyebabkan batalnya keislaman seseorang. Tidak
seperti batalnya jenis-jenis ibadah lain di dalam Islam yang tidak
mengeluarkan seseorang dari agama, batalnya keislaman berakibat fatal
kepada pelakunya di dunia dan di akhirat.
10 Pembatal Keislaman itu adalah:
- Syirik
- Murtad
- Tidak Mengkafirkan Orang Kafir
- Meyakini Kebenaran Hukum Thaghut
- Membenci Sunnah Rasul, Meskipun Diamalkan
- Mengolok-Olok Agama
- Sihir
- Menolong Orang Kafir untuk Memerangi Ummat Muslim
- Meyakini Bolehnya Keluar dari Syariat Allah
- Tidak Mau Mempelajari dan Mengamalkan Agama
Mari kita jadikan tulisan beliau sebagai
bahan koreksi bagi kita semua, jangan sampai gara-gara kebodohan dan
kelalaian kita selama ini keislaman kita sudah tidak lagi diakui Allah
Ta’ala. Berikut adalah tulisan beliau yang sudah diringkas.
Pertama, Syirik kepada
Allah, yaitu menjadikan perantara (sekutu) antara si hamba dengan Allah.
Si hamba berdoa kepada para perantara ini, meminta syafa’at,
bertawakkal, beristighatsah kepada mereka, bernazar untuk mereka, dan
menyembelih kurban dengan menyebut nama mereka. Si hamba berkeyakinan
segala perbuatannya tersebut dapat menolak mudharat atau mendatangkan
manfaat. Orang yang semacam ini telah kafir.
Berfirman Allah Subhanahu wa Ta’ala,
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ
Artinya : ”Sesungguhnya Allah tidak
akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain
dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki- Nya.” [An- Nisa: 48]
Dan firman Allah :
إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَار
Artinya : “Sesungguhnya orang yang
mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan
kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi
orang-orang zalim itu seorang penolongpun. ” [Al Maidah: 72]
Kedua, murtad dari
Islam. Masuk dan memeluk agama Yahudi, Nasrani, Majusi, Komunisme,
Ba’tsi, paham sekuler, Freemasonry, dan faham-faham kufur lainnya.
Allah berfirman :
وَلَا يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّى يَرُدُّوكُمْ عَنْ دِينِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُوا وَمَنْ يَرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُولَئِكَ
حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
Artinya : ”Mereka tidak
henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu
dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barangsiapa
yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran,
maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan
mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” [Al-Baqarah, 217]
Allah Ta’ala berfirman :
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا مَنْ يَرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى
الْكَافِرِينَ يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لَائِمٍ ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
Artinya : “Hai orang-orang yang
beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka
kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan
merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang
mu’min, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad
di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka
mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang
dikehendaki- Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha
Mengetahui.. ” [Al Maidah: 54]
Allah Ta’ala berfirman :
إِنَّ الَّذِينَ ارْتَدُّوا عَلَى
أَدْبَارِهِمْ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْهُدَى الشَّيْطَانُ
سَوَّلَ لَهُمْ وَأَمْلَى لَهُمْ(25)ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا لِلَّذِينَ
كَرِهُوا مَا نَزَّلَ اللَّهُ سَنُطِيعُكُمْ فِي بَعْضِ الْأَمْرِ
وَاللَّهُ يَعْلَمُ إِسْرَارَهُمْ(26)فَكَيْفَ إِذَا تَوَفَّتْهُمُ
الْمَلَائِكَةُ يَضْرِبُونَ وُجُوهَهُمْ وَأَدْبَارَهُمْ(27)ذَلِكَ
بِأَنَّهُمُ اتَّبَعُوا مَا أَسْخَطَ اللَّهَ وَكَرِهُوا رِضْوَانَهُ
فَأَحْبَطَ أَعْمَالَهُمْ(28)أَمْ حَسِبَ الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ
أَنْ
لَنْ يُخْرِجَ اللَّهُ أَضْغَانَهُمْ(29) وَلَوْ نَشَاءُ لَأَرَيْنَاكَهُمْ
فَلَعَرَفْتَهُمْ بِسِيمَاهُمْ وَلَتَعْرِفَنَّهُمْ فِي لَحْنِ الْقَوْلِ
وَاللَّهُ يَعْلَمُ أَعْمَالَكُمْ(30)
Artinya : ”Sesungguhnya orang-orang
yang kembali ke belakang (kepada kekafiran) sesudah petunjuk itu jelas
bagi mereka, syaitan telah menjadikan mereka mudah (berbuat dosa) dan
memanjangkan angan-angan mereka. Yang demikian itu karena sesungguhnya
mereka (orang-orang munafik) itu berkata kepada orang-orang yang benci
kepada apa yang diturunkan Allah (orang-orang Yahudi): “Kami akan
mematuhi kamu dalam beberapa urusan”, sedang Allah mengetahui rahasia
mereka. Bagaimanakah (keadaan mereka) apabila malaikat (maut) mencabut
nyawa mereka seraya memukul muka mereka dan punggung mereka? Yang
demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka mengikuti apa yang
menimbulkan kemurkaan Allah dan (karena) mereka membenci (apa yang
menimbulkan) keridhaan-Nya; sebab itu Allah menghapus (pahala) amal-amal
mereka. Atau apakah orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya mengira
bahwa Allah tidak akan menampakkan kedengkian mereka? Dan kalau Kami
menghendaki, niscaya Kami tunjukkan mereka kepadamu sehingga kamu
benar-benar dapat mengenal mereka dengan tanda-tandanya. Dan kamu
benar-benar akan mengenal mereka dari kiasan-kiasan perkataan mereka dan
Allah mengetahui perbuatan-perbuatan kamu.” [Muhammad, 25-30]
Dan Allah berfirman,
الْيَوْمَ أُحِلَّ لَكُمُ الطَّيِّبَاتُ
وَطَعَامُ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ حِلٌّ لَكُمْ وَطَعَامُكُمْ حِلٌّ
لَهُمْ وَالْمُحْصَنَاتُ مِنَ الْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُحْصَنَاتُ مِنَ
الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ إِذَا ءَاتَيْتُمُوهُنَّ
أُجُورَهُنَّ مُحْصِنِينَ غَيْرَ مُسَافِحِينَ وَلَا مُتَّخِذِي أَخْدَانٍ
وَمَنْ يَكْفُرْ بِالْإِيمَانِ فَقَدْ حَبِطَ عَمَلُهُ وَهُوَ فِي
الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ(5)
“Pada hari ini dihalalkan bagimu
yang baik-baik. Makanan (sembelihan) orang-orang yang diberi Al Kitab
itu halal bagimu, dan makanan kamu halal pula bagi mereka. (Dan
dihalalkan mengawini) wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara
wanita-wanita yang beriman dan wanita-wanita yang menjaga kehormatan di
antara orang-orang yang diberi Al Kitab sebelum kamu, bila kamu telah
membayar mas kawin mereka dengan maksud menikahinya, tidak dengan maksud
berzina dan tidak (pula) menjadikannya gundik-gundik. Barangsiapa yang
kafir sesudah beriman (tidak menerima hukum-hukum Islam) maka hapuslah
amalannya dan ia di hari akhirat termasuk orang-orang merugi.” [Al Maidah ayat 5]
Dari Ibnu Abbas Rahuma katanya: “Nabi
Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Barangsiapa yang mengubah
agamanya, maka bunuhlah dia!’” [Riwayat Bukhari, No. 2854]
Dari Abdullah bin Mas’ud RA, beliau
berkata: “Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda: ‘Tidak halal
(menumpahkan darah seorang muslim) yang bersaksi bahwa tidak ada yang
berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah, dan bersaksi pula bahwa aku
(Muhammad) adalah utusan Allah, kecuali dengan tiga perkara: orang
sudah menikah tapi berzina, orang yang membunuh jiwa (tanpa hak), dan
orang yang meninggalkan agama dan memisahkan diri dari jamaah.” [Bukhari 6484, Muslim 1674]
Ketiga, tidak
mengkafirkan orang yang jelas-jelas kafir. Baik itu Yahudi, Nasrani
(Kristen/Katolik) , Majusi, Musyrik, Atheis, atau lainnya dari jenis
bentuk kekufuran. Atau, meragukan kekafiran mereka, membenarkan mazhab
dan pemikiran mereka. Yang demikian ini juga dihukumi kafir. Allah
sendiri telah mengkafirkan, namun orang ini menentang dengan mengambil
sikap yang berlawanan dengan ketentuan Allah dan Rasul-Nya. Karena itu,
tidak mengkafirkan orang yang dikafirkan Allah, ragu, dan bahkan
membenarkan mazhab mereka, sama dengan artinya berpaling dari keputusan
Allah.
Allah berfirman :
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أُولَئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ
Artinya : ”Sesungguhnya orang-orang
kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka
Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk
makhluk.” [Al-Bayyinah: 6]
Yang dimaksud dengan ahli kitab adalah
Yahudi dan Nasrani. Sedangkan yang dimaksud dengan musyrikin ialah orang
yang menyembah Allah sekaligus menyembah sesembahan yang lain.
Allah berfirman :
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ قُلْ فَمَنْ يَمْلِكُ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا إِنْ أَرَادَ أَنْ يُهْلِكَ الْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَأُمَّهُ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا وَلِلَّهِ مُلْكُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا يخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ(17
Artinya : “Sesungguhnya telah
kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah itu ialah Al
Masih putera Maryam”. Katakanlah: “Maka siapakah (gerangan) yang dapat
menghalang-halangi kehendak Allah, jika Dia hendak membinasakan Al Masih
putera Maryam itu beserta ibunya dan seluruh orang-orang yang berada di
bumi semuanya?” Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa
yang di antara keduanya; Dia menciptakan apa yang dikehendaki- Nya. Dan
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” [Al-Maidah: 17]
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ وَقَالَ الْمَسِيحُ يَابَنِي إِسْرَائِيلَ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ
Artinya : ”Sesungguhnya telah
kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah adalah Al Masih
putera Maryam”, padahal Al Masih (sendiri) berkata: “Hai Bani Israil,
sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu” Sesungguhnya orang yang
mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan
kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi
orang-orang zalim itu seorang penolongpun. ” [Al-Maidah : 72]
Allah berfirman :
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ ثَالِثُ ثَلَاثَةٍ وَمَا مِنْ إِلَهٍ إِلَّا إِلَهٌ وَاحِدٌ وَإِنْ لَمْ يَنْتَهُوا عَمَّا يَقُولُونَ لَيَمَسَّنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ(73
Artinya : ”Sesungguhnya kafirlah
orang-orang yang mengatakan: “Bahwasanya Allah salah satu dari yang
tiga”, padahal sekali-kali tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain
Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan
itu, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa siksaan
yang pedih.” [Al-Maidah: 73]
Allah berfirman :
إِنَّ الَّذِينَ يَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ وَيُرِيدُونَ أَنْ يُفَرِّقُوا بَيْنَ اللَّهِ وَرُسُلِهِ وَيَقُولُونَ نُؤْمِنُ بِبَعْضٍ وَنَكْفُرُ بِبَعْضٍ وَيُرِيدُونَ أَنْ يَتَّخِذُوا بَيْنَ ذَلِكَ سَبِيلًا(150)أُولَئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ حَقًّا وَأَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ عَذَابًا مُهِينًا(151
Artinya : ”Sesungguhnya orang-orang
yang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud memperbedakan
antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul- Nya, dengan mengatakan:
“Kami beriman kepada yang sebahagian dan kami kafir terhadap sebahagian
(yang lain)”, serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan
(tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir), merekalah
orang-orang yang kafir sebenar-benarnya. Kami telah menyediakan untuk
orang-orang yang kafir itu siksaan yang menghinakan. ” [An-Nisa: 150-151]
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
وَقَدْ نَزَّلَ عَلَيْكُمْ فِي الْكِتَابِ أَنْ إِذَا سَمِعْتُمْ ءَايَاتِ اللَّهِ يُكْفَرُ بِهَا وَيُسْتَهْزَأُ بِهَا فَلَا تَقْعُدُوا مَعَهُمْ حَتَّى يَخُوضُوا فِي حَدِيثٍ غَيْرِهِ إِنَّكُمْ إِذًا مِثْلُهُمْ إِنَّ اللَّهَ جَامِعُ الْمُنَافِقِينَ وَالْكَافِرِينَ فِي جَهَنَّمَ جَمِيعًا(140
Artinya : ”Dan sungguh Allah telah
menurunkan kepada kamu di dalam Al Qur’an bahwa apabila kamu mendengar
ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang
kafir), maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka
memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat
demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan
mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam
Jahannam,” [An-Nisa’:140]
Keempat, orang yang
meyakini bahwa petunjuk selain Nabi lebih sempurna daripada petunjuk
beliau. Atau, meyakini bahwa hukum selain hukumnya lebih baik.. Seperti
orang-orang yang lebih mengutamakan hukum thagut daripada
hukum-hukumNya. Termasuk ke dalamnya orang yang beryakinan bahwa aturan
dan perundangan yang dibuat oleh manusia lebih utama daripada syariat
Islam. Atau, meyakini bahwa hukum-hukum Islam tidak layak diterapkan
pada masa sekarang. Atau, meyakini bahwa Islam merupakan penyebab
kemunduran kaum muslimin.
Atau, meyakini bahwa Islam itu sebatas
hubungan seorang hamba dengan tuhannya, dan tidak mencakup
perkara-perkara kehidupan lainnya. Termasuk dalam kategori ini adalah orang
yang berpandangan bahwa pelaksanaan hukum Allah dalam masalah memotong
tangan pencuri, atau merajam pelaku zina muhshan (yang sudah pernah
nikah, red), tidak relevan dengan kondisi sekarang.
Juga termasuk ke dalamnya orang yang
meyakini bolehnya berhukum dengan selain hukum Allah dalam muamalah,
penerapan hukum pidana, dan yang lainnya. Meskipun dia tidak meyakini
bahwa hal itu lebih baik daripada hukum yang ditetapkan oleh syariat
Islam. Lantaran dengan begitu dia telah menghalalkan apa yang diharamkan
oleh Allah. Dan setiap orang yang menghalalkan apa yang diharamkan
Allah dan Rasul-Nya dari perkara-perkara agama yang sudah pasti secara
ijma’ seperti zina, riba, khamr, dan berhukum dengan selain syariat
Allah maka dia itu kafir berdasarkan kesepakatan kaum muslimin.
Allah Ta’ala berfirman :
أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ
Artinya : “Apakah hukum Jahiliyah
yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada
(hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?” [Al-Maidah : 50]
إِنَّا أَنْزَلْنَا التَّوْرَاةَ فِيهَا هُدًى وَنُورٌ يَحْكُمُ بِهَا النَّبِيُّونَ الَّذِينَ أَسْلَمُوا لِلَّذِينَ هَادُوا وَالرَّبَّانِيُّونَ وَالْأَحْبَارُ بِمَا اسْتُحْفِظُوا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ وَكَانُوا عَلَيْهِ شُهَدَاءَ فَلَا تَخْشَوُا النَّاسَ وَاخْشَوْنِ وَلَا تَشْتَرُوا بِآيَاتِي ثَمَنًا قَلِيلًا وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ
Artinya : “Sesungguhnya Kami telah
menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang
menerangi), yang dengan Kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi
oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim
mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan
memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya.
Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah
kepada-Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang
sedikit. Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan
Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.” [Al-Maidah : 44]
وَكَتَبْنَا عَلَيْهِمْ فِيهَا أَنَّ النَّفْسَ بِالنَّفْسِ وَالْعَيْنَ بِالْعَيْنِ وَالْأَنْفَ بِالْأَنْفِ وَالْأُذُنَ بِالْأُذُنِ وَالسِّنَّ بِالسِّنِّ وَالْجُرُوحَ قِصَاصٌ فَمَنْ تَصَدَّقَ بِهِ فَهُوَ كَفَّارَةٌ لَهُ وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
Artinya : “Dan kami telah tetapkan
terhadap mereka di dalamnya (At Taurat) bahwasanya jiwa (dibalas) dengan
jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga,
gigi dengan gigi, dan luka-luka (pun) ada kisasnya. Barangsiapa yang
melepaskan (hak kisas) nya, maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus
dosa baginya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang
diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim.” [Al-Maidah :45]
وَلْيَحْكُمْ أَهْلُ الْإِنْجِيلِ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فِيهِ وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
Artinya : “Dan hendaklah orang-orang
pengikut Injil, memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah di
dalamnya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang
diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik..” [Al-Maidah : 47]
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلَّا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ وَمَنْ يَكْفُرْ بِآيَاتِ اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ
Artinya : ”Sesungguhnya agama (yang
diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang
yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada
mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang
kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat
hisab-Nya.” [Ali Imran : 19]
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Artinya : ”Barangsiapa mencari agama
selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)
daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” [Ali Imran : 85]
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِنَا سَوْفَ نُصْلِيهِمْ نَارًا كُلَّمَا نَضِجَتْ جُلُودُهُمْ بَدَّلْنَاهُمْ جُلُودًا غَيْرَهَا لِيَذُوقُوا الْعَذَابَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَزِيزًا حَكِيمًا
Artinya : “Sesungguhnya orang-orang
yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke
dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka
dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” [Ali Imran : 56]
فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
Artinya : ”Maka demi Tuhanmu, mereka
(pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim
dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa
keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan
mereka menerima dengan sepenuhnya.” [An Nisaa :65]
Kelima, orang yang
membenci apa yang dibawa oleh Rasul Shallallahu ‘alaihi wasallam.
Kendati dia tetap mengamalkannya. Maka, orang ini dihukumi kafir.
وَالَّذِينَ كَفَرُوا فَتَعْسًا لَهُمْ وَأَضَلَّ أَعْمَالَهُمْ(8)ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَرِهُوا مَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأَحْبَطَ أَعْمَالَهُمْ(9
Artinya : ”Dan orang-orang yang
kafir maka kecelakaanlah bagi mereka dan Allah menghapus amal-amal
mereka.. Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka benci
kepada apa yang diturunkan Allah (Al Qur’an) lalu Allah menghapuskan
(pahala-pahala) amal-amal mereka.” [Muhammad : 8- 9]
إِنَّ الَّذِينَ ارْتَدُّوا عَلَى أَدْبَارِهِمْ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْهُدَى الشَّيْطَانُ سَوَّلَ لَهُمْ وَأَمْلَى لَهُمْ(25)ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا لِلَّذِينَ كَرِهُوا مَا نَزَّلَ اللَّهُ سَنُطِيعُكُمْ فِي بَعْضِ الْأَمْرِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ إِسْرَارَهُمْ(26)فَكَيْفَ إِذَا تَوَفَّتْهُمُ الْمَلَائِكَةُ يَضْرِبُونَ وُجُوهَهُمْ وَأَدْبَارَهُمْ(27)ذَلِكَ بِأَنَّهُمُ اتَّبَعُوا مَا أَسْخَطَ اللَّهَ وَكَرِهُوا رِضْوَانَهُ فَأَحْبَطَ أَعْمَالَهُمْ(28
Artinya : ”Sesungguhnya orang-orang
yang kembali ke belakang (kepada kekafiran) sesudah petunjuk itu jelas
bagi mereka, syaitan telah menjadikan mereka mudah (berbuat dosa) dan
memanjangkan angan-angan mereka. Yang demikian itu karena sesungguhnya
mereka (orang-orang munafik) itu berkata kepada orang-orang yang benci
kepada apa yang diturunkan Allah (orang-orang Yahudi): “Kami akan
mematuhi kamu dalam beberapa urusan”, sedang Allah mengetahui rahasia
mereka. Bagaimanakah (keadaan mereka) apabila malaikat (maut) mencabut
nyawa mereka seraya memukul muka mereka dan punggung mereka? Yang
demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka mengikuti apa yang
menimbulkan kemurkaan Allah dan (karena) mereka membenci (apa yang
menimbulkan) keridhaan-Nya; sebab itu Allah menghapus (pahala) amal-amal
mereka.” [Muhammad: 25-28]
Keenam, orang yang
memperolok-olok Allah atau Rasul-Nya, Al-Qur`an, agama Islam, malaikat,
dan para ulama yakni ilmu yang dihasung ulama tersebut. Atau,
memperolok-olok salah satu syiar Islam, seperti shalat, zakat, puasa,
haji, thawaf di Ka’bah, wukuf di Arafah, masjid, azan, jenggot,
sunnah-sunnah Nabi, dan lain-lain dari syiar-syiar Allah dan kesucian
Islam, maka orang yang semacam ini dihukumi kafir.
(65)وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ ۚ قُلْ أَبِاللَّهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنْتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ
(66)لَا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ ۚ إِنْ نَعْفُ عَنْ طَائِفَةٍ مِنْكُمْ نُعَذِّبْ طَائِفَةً بِأَنَّهُمْ كَانُوا مُجْرِمِينَ
Artinya : “Dan jika kamu tanyakan
kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka
akan menjawab: “Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan
bermain-main saja”. Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan
Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok? ” Tidak usah kamu minta ma`af,
karena kamu kafir sesudah beriman. Jika Kami mema`afkan segolongan
daripada kamu (lantaran mereka taubat), niscaya Kami akan mengazab
golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu
berbuat dosa.” [At-Taubah :65,66]
إِنَّ الَّذِينَ أَجْرَمُوا كَانُوا مِنَ الَّذِينَ ءَامَنُوا يَضْحَكُونَ(29)وَإِذَا مَرُّوا بِهِمْ يَتَغَامَزُونَ(30)وَإِذَا انْقَلَبُوا إِلَى أَهْلِهِمُ انْقَلَبُوا فَكِهِينَ(31)وَإِذَا رَأَوْهُمْ قَالُوا إِنَّ هَؤُلَاءِ لَضَالُّونَ(32)وَمَا أُرْسِلُوا عَلَيْهِمْ حَافِظِينَ(33)فَالْيَوْمَ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنَ الْكُفَّارِ يَضْحَكُونَ(34)عَلَى الْأَرَائِكِ يَنْظُرُونَ(35)هَلْ ثُوِّبَ الْكُفَّارُ مَا كَانُوا يَفْعَلُونَ(36
Artinya : ”Sesungguhnya orang-orang
yang berdosa, adalah mereka yang dahulunya (di dunia) menertawakan
orang-orang yang beriman. Dan apabila orang-orang yang beriman lalu di
hadapan mereka, mereka saling mengedip-ngedipkan matanya. Dan apabila
orang-orang berdosa itu kembali kepada kaumnya, mereka kembali dengan
gembira. Dan apabila mereka melihat orang-orang mu’min, mereka
mengatakan: “Sesungguhnya mereka itu benar-benar orang-orang yang
sesat”, padahal orang-orang yang berdosa itu tidak dikirim untuk penjaga
bagi orang-orang mu’min. Maka pada hari ini, orang-orang yang beriman
menertawakan orang-orang kafir, mereka (duduk) di atas dipan-dipan
sambil memandang. Sesungguhnya orang-orang kafir telah diberi ganjaran
terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.” [Muthaffifin: 29-36]
وَإِذَا رَأَيْتَ الَّذِينَ يَخُوضُونَ فِي ءَايَاتِنَا فَأَعْرِضْ عَنْهُمْ حَتَّى يَخُوضُوا فِي حَدِيثٍ غَيْرِهِ وَإِمَّا يُنْسِيَنَّكَ الشَّيْطَانُ فَلَا تَقْعُدْ بَعْدَ الذِّكْرَى مَعَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ(68
Artinya : ”Dan apabila kamu melihat
orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka
sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain. Dan jika syaitan
menjadikan kamu lupa (akan larangan ini), maka janganlah kamu duduk
bersama orang-orang yang zalim itu sesudah teringat (akan larangan
itu).” [Al-An’am :68]
وَقَدْ نَزَّلَ عَلَيْكُمْ فِي الْكِتَابِ أَنْ إِذَا سَمِعْتُمْ ءَايَاتِ اللَّهِ يُكْفَرُ بِهَا وَيُسْتَهْزَأُ بِهَا فَلَا تَقْعُدُوا مَعَهُمْ حَتَّى يَخُوضُوا فِي حَدِيثٍ غَيْرِهِ إِنَّكُمْ إِذًا مِثْلُهُمْ إِنَّ اللَّهَ جَامِعُ الْمُنَافِقِينَ وَالْكَافِرِينَ فِي جَهَنَّمَ جَمِيعًا(140
Artinya : ”Dan sungguh Allah telah
menurunkan kepada kamu di dalam Al Qur’an bahwa apabila kamu mendengar
ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang
kafir), maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka
memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat
demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan
mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam
Jahannam,” [An-Nisa’ :140]
ذَلِكَ وَمَنْ يُعَظِّمْ حُرُمَاتِ اللَّهِ فَهُوَ خَيْرٌ لَهُ عِنْدَ رَبِّهِ وَأُحِلَّتْ لَكُمُ الْأَنْعَامُ إِلَّا مَا يُتْلَى عَلَيْكُمْ فَاجْتَنِبُوا الرِّجْسَ مِنَ الْأَوْثَانِ وَاجْتَنِبُوا قَوْلَ الزُّورِ(30
Artinya : ”Demikianlah (perintah
Allah). Dan barangsiapa mengagungkan apa-apa yang terhormat di sisi
Allah maka itu adalah lebih baik baginya di sisi Tuhannya. Dan telah
dihalalkan bagi kamu semua binatang ternak, terkecuali yang diterangkan
kepadamu keharamannya, maka jauhilah olehmu berhala-berhala yang najis
itu dan jauhilah perkataan-perkataan dusta.” [Al-Hajj :30]
ذَلِكَ وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوبِ(3
Artinya : ”Demikianlah (perintah
Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi`ar-syi`ar Allah, maka
sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.” [Al-Hajj :32]
Ketujuh, sihir. Di
antaranya ialah ash-sharf dan al-‘athf. Adapun ash-sharf ialah praktik
sihir yang bertujuan mengubah hasrat dan keinginan manusia, seperti
memalingkan kecintaan seorang suami kepada istrinya, dan sebaliknya.
Adapun al-athf ialah praktik sihir yang dapat membuat orang menjadi
cenderung mencintai sesuatu yang tadinya biasa-biasa saja dengan
cara-cara syaitan.
وَاتَّبَعُوا مَا تَتْلُو الشَّيَاطِينُ
عَلَى مُلْكِ سُلَيْمَانَ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَكِنَّ
الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ وَمَا أُنْزِلَ
عَلَى الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَارُوتَ وَمَارُوتَ وَمَا يُعَلِّمَانِ
مِنْ أَحَدٍ حَتَّى يَقُولَا إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلَا تَكْفُرْ
فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ
وَزَوْجِهِ وَمَا هُمْ بِضَارِّينَ بِهِ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا بِإِذْنِ
اللَّهِ وَيَتَعَلَّمُونَ مَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ وَلَقَدْ
عَلِمُوا لَمَنِ اشْتَرَاهُ مَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِنْ
خَلَاقٍوَلَبِئْسَ مَا شَرَوْا بِهِ أَنْفُسَهُمْ لَوْ كَانُوا
يَعْلَمُونَ(102
Artinya : ”Dan mereka mengikuti apa
yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka
mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman
tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan itulah yang
kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan
apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu
Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada
seorangpun sebelum mengatakan: “Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu),
sebab itu janganlah kamu kafir”. Maka mereka mempelajari dari kedua
malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara
seorang (suami) dengan isterinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak
memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun kecuali dengan izin
Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudharat kepadanya
dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini
bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir
itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat dan amat jahatlah perbuatan
mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui.” [Al-Baqarah : 102]
Dari Abdullah bin Mas’ud Radiyallahu
‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya
jampi-jampi, tamimah (Penangkal pada anak-anak untuk menolak penyakit
‘ain atau bala, red), dan thiwalah (Semacam jimat supaya suami cinta
istri atau sebaliknya , red) itu syirik.” [Riwayat Abu Dawud No..3883,
dihasankan Syaikh Muqbil dalam Ash-Shahihul Musnad II/17-18, dishahihkan
Syaikh Al-Albani dalam Shahihul Jami’ No.1632 dan di dalam Silsilah
Ash-Shahihah No.331, dan dishahihkan Imam Hakim IV/217 dan disepakati
oleh Imam Adz-Dzahabi, juga diriwayatkan Ibnu Majah No.3530, Thabrani
dalam Al-Kabir X/262, Ibnu Hibban XIII/456, Al-Baihaqi IX/350]
Kedelapan, membantu orang-orang kafir memerangi kaum muslimin.
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى أَوْلِيَاءَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ(51
Artinya : ”Hai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi
pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi
sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka
menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka.
Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang
zalim.” [Al-Maidah : 51]
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِنْ تُطِيعُوا فَرِيقًا مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ يَرُدُّوكُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ كَافِرِينَ(100) وَكَيْفَ تَكْفُرُونَ وَأَنْتُمْ تُتْلَى عَلَيْكُمْ ءَايَاتُ اللَّهِ وَفِيكُمْ رَسُولُهُ وَمَنْ يَعْتَصِمْ بِاللَّهِ فَقَدْ هُدِيَ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ(101
Artinya : ”Hai orang-orang yang
beriman, jika kamu mengikuti sebahagian dari orang-orang yang diberi Al
Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir
sesudah kamu beriman. Bagaimanakah kamu (sampai) menjadi kafir, padahal
ayat-ayat Allah dibacakan kepada kamu, dan Rasul-Nya pun berada di
tengah-tengah kamu? Barangsiapa yang berpegang teguh kepada (agama)
Allah maka sesungguhnya ia telah diberi petunjuk kepada jalan yang
lurus.” [Ali Imran : 100,101]
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِنْ تُطِيعُوا الَّذِينَ كَفَرُوا يَرُدُّوكُمْ عَلَى أَعْقَابِكُمْ فَتَنْقَلِبُوا خَاسِرِينَ(149)بَلِ اللَّهُ مَوْلَاكُمْ وَهُوَ خَيْرُ النَّاصِرِينَ(150
Artinya : ”Hai orang-orang yang
beriman, jika kamu menta`ati orang-orang yang kafir itu, niscaya mereka
mengembalikan kamu ke belakang (kepada kekafiran), lalu jadilah kamu
orang-orang yang rugi. Tetapi (ikutilah Allah), Allahlah Pelindungmu,
dan Dia-lah sebaik-baik Penolong.” [Ali Imran : 149-150]
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لَا
تَتَّخِذُوا عَدُوِّي وَعَدُوَّكُمْ أَوْلِيَاءَ تُلْقُونَ إِلَيْهِمْ
بِالْمَوَدَّةِ وَقَدْ كَفَرُوا بِمَا جَاءَكُمْ مِنَ الْحَقِّ يُخْرِجُونَ
الرَّسُولَ وَإِيَّاكُمْ أَنْ تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ رَبِّكُمْ إِنْ
كُنْتُمْ خَرَجْتُمْ جِهَادًا فِي سَبِيلِي وَابْتِغَاءَ مَرْضَاتِي
تُسِرُّونَ إِلَيْهِمْ بِالْمَوَدَّةِ وَأَنَا أَعْلَمُ بِمَا أَخْفَيْتُمْ
وَمَا أَعْلَنْتُمْ وَمَنْ يَفْعَلْهُ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاءَ
السَّبِيلِ(1) إِنْ يَثْقَفُوكُمْ يَكُونُوا لَكُمْ أَعْدَاءً
وَيَبْسُطُوا إِلَيْكُمْ أَيْدِيَهُمْ وَأَلْسِنَتَهُمْ بِالسُّوءِ وَوَدُّوا لَوْ تَكْفُرُونَ(2
Artinya : “Hai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi
teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita
Muhammad), karena rasa kasih sayang; padahal sesungguhnya mereka telah
ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu, mereka mengusir Rasul dan
(mengusir) kamu karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu. Jika kamu
benar-benar keluar untuk berjihad pada jalan-Ku dan mencari keridhaan-Ku
(janganlah kamu berbuat demikian). Kamu memberitahukan secara rahasia
(berita-berita Muhammad) kepada mereka, karena rasa kasih sayang. Aku
lebih mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan.
Dan barangsiapa di antara kamu yang melakukannya, maka sesungguhnya dia
telah tersesat dari jalan yang lurus. [Mumtahanah : 1-2]
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لَا تَتَوَلَّوْا قَوْمًا غَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ قَدْ يَئِسُوا مِنَ الْآخِرَةِ كَمَا يَئِسَ الْكُفَّارُ مِنْ أَصْحَابِ الْقُبُورِ(13
Artinya : ”Hai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu jadikan penolongmu kaum yang dimurkai Allah,
sesungguhnya mereka telah putus asa terhadap negeri akhirat sebagaimana
orang-orang kafir yang telah berada dalam kubur berputus asa.” [Mumtahanah : 13]
Kesembilan, orang yang
meyakini bahwa ada manusia yang boleh keluar dari syariat Muhammad
sebagaimana bolehnya Khidir keluar dari syariatnya Musa AS maka orang
yang semacam ini pun dihukumi kafir. Karena menurutnya, Nabi itu diutus
pada suatu kaum tertentu, dan setiap orang tidak wajib mengikutinya.
Adapun nabi kita Muhammad Shallallahu
‘alaihi wasallam diutuskan kepada seluruh umat manusia, sehingga tidak
dihalalkan bagi siapapun menyelisihi beliau ataupun keluar dari syariat
beliau.
قُلْ يَاأَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ
اللَّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعًا الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ
لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ يُحْيِي وَيُمِيتُ فَآمِنُوا بِاللَّهِ
وَرَسُولِهِ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ الَّذِي يُؤْمِنُ بِاللَّهِ
وَكَلِمَاتِهِ وَاتَّبِعُوهُ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ(158
Artinya : “Katakanlah: “Hai manusia
sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah yang
mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak
disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah
kamu kepada Allah dan Rasul Nya, Nabi yang ummi yang beriman kepada
Allah dan kepada kalimat-kalimat- Nya (kitab-kitab- Nya) dan ikutilah
dia, supaya kamu mendapat petunjuk”. [Al-A’raf :158]
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
Artinya : ”Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” [Al-Anbiya’:107]
تَبَارَكَ الَّذِي نَزَّلَ الْفُرْقَانَ عَلَى عَبْدِهِ لِيَكُونَ لِلْعَالَمِينَ نَذِيرًا
Artinya : ”Maha Suci Allah yang
telah menurunkan Al-Furqaan (Al Qur’an) kepada hamba-Nya, agar dia
menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam” [Al-Furqan:1]
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا كَافَّةً لِلنَّاسِ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
Artinya : ”Dan Kami tidak mengutus
kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita
gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada
mengetahui.” [As-Saba:28]
Dari Jabir bin Abdillah Al-Anshari
Radiyallahu ‘anhuma, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Aku diberi oleh Allah lima perkara yang tidak pernah diberikan kepada
seorang rasul pun sebelumku: aku ditolong dengan rasa takut yang dialami
musuh sejauh perjalanan selama satu bulan, dijadikan bagiku bumi
sebagai tempat sujud dan suci, maka siapa saja dari umatku yang
mendapati waktu shalat hendaklah dia shalat, dan dihalalkan bagiku
ghanimah yang tidak dihalalkan bagi seorangpun sebelumku, diberikan
kepadaku syafaat, dan adalah para nabi itu diutus kepada kaumnya saja,
sedangkan aku diutus kepada seluruh manusia.” [Bukhari 328, Muslim 521]
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلَّا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ وَمَنْ يَكْفُرْ بِآيَاتِ اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ(19
Artinya : ”Sesungguhnya agama (yang
diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang
yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada
mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang
kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat
hisab-Nya.” [Ali Imran :19]
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الإِسْلاَمِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Artinya : Barangsiapa mencari agama
selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)
daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. [QS Ali Imran: 85]
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِينًا
Artinya : Pada hari ini telah
Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu
ni`mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. [QS Al Maaidah: 3]
أَفَغَيْرَ دِينِ اللَّهِ يَبْغُونَ وَلَهُ أَسْلَمَ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ طَوْعًا وَكَرْهًا وَإِلَيْهِ يُرْجَعُونَ
Artinya : Maka apakah mereka mencari
agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nya lah berserah diri
segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa
dan hanya kepada Allah lah mereka dikembalikan. [QS Ali Imran: 83]
Dan di dalam hadits : “Demi Allah
seandainya Musa AS itu hidup niscaya dia mengikutiku. ” [dihasankan
Al-Albani Al Irwaul Ghalil II/34 no.1589, dan beliau menyebutkan delapan
jalan dan Ibnu Katsir juga menyebutkannya dalam tafsir ayat 81-82 dari
surat Ali Imran, II/78, edisi revisi dan diha’ifkan Syaikh Muqbil dalam
Hdazal Maudhi’]
Kesepuluh, berpaling
dari agama Allah Ta’ala. Tidak mau mempelajari dan mengamalkannya:
berpaling dari pokok-pokok agama ini, yang menjadikan seseorang itu
muslim meskipun dia jahil dalam masalah-masalah agama yang rinci. Karena
mengetahui tentang masalah agama yang rinci itu, terkadang tidak bisa
dilakukan kecuali oleh ulama dan penuntut ilmu.
مَا خَلَقْنَا السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا إِلَّا بِالْحَقِّ وَأَجَلٍ مُسَمًّى ۚ وَالَّذِينَ كَفَرُوا عَمَّا أُنْذِرُوا مُعْرِضُونَ
Artinya : Kami tiada menciptakan
langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya melainkan dengan
(tujuan) yang benar dan dalam waktu yang ditentukan. Dan orang-orang
yang kafir berpaling dari apa yang diperingatkan kepada mereka. [Al Ahqaf : 3]
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ ذُكِّرَ بِآيَاتِ رَبِّهِ ثُمَّ أَعْرَضَ عَنْهَا إِنَّا مِنَ الْمُجْرِمِينَ مُنْتَقِمُونَ
Artinya : Dan siapakah yang lebih
zalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya,
kemudian ia berpaling daripadanya? Sesungguhnya Kami akan memberikan
pembalasan kepada orang-orang yang berdosa. [Sajadah: 22]
وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكاً وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى
Artinya : “Dan Barangsiapa berpaling
dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit,
dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”. [Thaha:124]
(99) كَذلِكَ نَقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنْباءِ ما قَدْ سَبَقَ وَ قَدْ آتَيْناكَ مِنْ لَدُنَّا ذِكْراً َ
(100) مَنْ أَعْرَضَ عَنْهُ فَإِنَّهُ يَحْمِلُ يَوْمَ الْقِيامَةِ وِزْراً َ
(101) خالِدينَ فيهِ وَ ساءَ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيامَةِ حِمْلاً َ
Artinya : (99) Demikianlah Kami
kisahkan kepadamu (Muhammad) sebagian kisah umat yang telah lalu, dan
sesungguhnya telah Kami berikan kepadamu dari sisi Kami suatu peringatan
(Al Qur’an). (100) Barangsiapa berpaling daripada Al Qur’an maka
sesungguhnya ia akan memikul dosa yang besar di hari kiamat, (101)
mereka kekal di dalam keadaan itu. Dan amat buruklah dosa itu sebagai
beban bagi mereka di hari kiamat. [Thaha:99-101]
sumber: http://votreesprit.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar