merdeka.com - Majalah Forbes kembali melansir daftar orang-orang terkaya di dunia tahun ini. Yang menarik, dari 1.342 orang paling kaya sejagat, terselip 25 nama orang Indonesia.
Jumlah orang Indonesia yang didaulat masuk jajaran orang terkaya dunia bertambah. Jika tahun lalu hanya ada 17 orang, kini menjadi 25 orang. Artinya, ada delapan wajah baru yang berhasil masuk jajaran orang paling kaya di dunia.
Sebut saja Ciputra dengan kekayaan USD 1,5 miliar, Sjamsul Nursalim dengan kekayaan USD 1,2 miliar, Lim Hariyanto Wijaya Sarwono dengan kekayaan USd 1,1 miliar, Benny Subianto dengan kekayaan USD 1,1 miliar, Soegiarto Adikoesoemo USD 1 miliar, Santosa Handojo USD 1 miliar, Harjo Susanto USD 1 miliar, dan Alexander Tedja USD 1 miliar.
Pengamat ekonomi Universitas Atma Jaya Agustinus Prasetyantoko melihat, wajar jika makin banyak orang Indonesia yang masuk daftar orang terkaya di dunia. Salah satu yang membuat orang Indonesia semakin kaya adalah laju pertumbuhan ekonomi nasional yang cukup kuat dan stabil di atas level 6 persen dalam beberapa tahun terakhir.
"Itu salah satu alasan utama banyak orang kaya baru di Indonesia," jelas Prasetyantoko.
Dengan stabilnya laju pertumbuhan ekonomi nasional, otomatis aksi ekspansi yang dilakukan orang-orang kaya relatif tidak ada gangguan berarti. "Jadi wajar kalau pertumbuhan orang kaya di Indonesia tinggi," jelasnya.
Makin banyaknya jumlah orang kaya di Indonesia juga tidak lepas dari cerahnya prospek bisnis yang dijalankan. Dia melihat, banyak orang kaya yang memiliki portfolio. Selain itu, jika dilihat dari sektornya, pelaku bisnis yang bergerak di sektor ritel, sangat berpotensi menjadi orang kaya.
"Karena konsumsi kita tinggi, jadi ritel berkembang pesat dan melahirkan keuntungan besar," paparnya. Selain itu, sektor jasa dan keuangan juga termasuk sektor yang banyak menyumbang kontribusi melahirkan orang kaya baru. "Properti juga termasuk," katanya.
Dia memprediksi, selama pertumbuhan ekonomi nasional tetap stabil dan kuat, maka laju pertumbuhan orang kaya juga semakin besar. Dengan kondisi saat ini saja, kata dia, pertumbuhan orang kaya di Indonesia tercatat sebagai yang tertinggi di kawasan Asia Pasifik.
Bagaimana tanggapan pemerintah atas makin banyaknya orang Indonesia yang masuk daftar orang terkaya di dunia? Pemerintah mengapresiasi sekaligus merasa bangga dengan masuknya 25 orang Indonesia dalam jajaran orang terkaya dunia 2013 versi Majalah Forbes.
Menko Perekonomian Hatta Rajasa menuturkan, dengan makin banyaknya orang kaya di Indonesia maka akan menambah potensi perpajakan di Indonesia. Negara seharusnya diuntungkan dengan bertambahnya jumlah harta kekayaan orang Indonesia.
"Kita bersyukur, kita harapkan orang kaya bayar pajak yang taat sehingga ada kontribusi bagi bangsa," jelas Hatta.
Namun ketika ditanya berapa kontribusi pajak orang kaya tersebut kepada negara, Hatta enggan berkomentar. "Kalau orang kaya bertambah, pendapatan pajaknya juga akan bertambah dong," singkatnya.
Bertambahnya jumlah orang kaya atau jutawan di Tanah Air belum mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat luas.
Peneliti ekonomi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Latif Adam menilai, belum mampunya pertambahan jumlah orang kaya mengangkat taraf hidup masyarakat secara keseluruhan, disebabkan oleh karakteristik pertumbuhan ekonomi Indonesia yang hanya terpaku pada sektor-sektor tertentu.
“Idealnya pertambahan jumlah orang kaya bisa membawa multipier efect bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Namun agak sulit jika lihat karakteristik pertumbuhan ekonomi Indonesia. Yang berkembang hanya sektor-sektor ‘elit’ saja,” kata Latif di Jakarta.
Dijelaskannya, selama ini pertumbuhan ekonomi di dalam negeri hanya berlangsung pesat di sektor jasa, keuangan, perdagangan dan pertambangan.
Sementara sektor-sektor yang menyangkut hajat hidup orang banyak seperti pertanian dan industri, cenderung tidak bergerak. Akibatnya, kata Latif, terjadi ketimpangan pendapatan antara golongan masyarakat biasa dengan golongan masyarakat yang berkecimpung dalam sektor-sektor ‘elit’ tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar